Sudah 1 tahun berlalu, kini Jeongyeon kembali ke Korea. Ia begitu merindukan teman-teman yang semakin sulit dihubungi itu.
Ia menggenggam erat sebuah surat yang selalu ia baca berulang. Sebuah surat perpisahan dari Mina dulu yang ia temukan ketika mengemas barang yang akan dibawa ke Jerman.
'maaf membuatmu menunggu begitu lama,' batinnya setelah tiba di bandara Incheon.
To : soojung Noona
Aku akan mengatakannya
Tak ada balasan dari Noona-nya itu, tapi dengan perasaan riang ia tetap melanjutkan langkahnya.
Begitu disayangkan, Mina tak dapat dihubungi. Teleponnya terhubung, tapi sang empu tidak menerima.
Dengan berat hati, ia membatalkan keinginannya itu.
Keesokan hari, ia menjemput di apartemen Mina. Berharap bisa mengantarkannya sekalian mengajaknya pergi.
Mina keluar dari pintu tapi senyumannya sedikit pudar ketika mengetahui siapa yang datang.
"Hei, apa kau tidak senang aku kembali?"
"Tidak mungkin, tentu saja aku senang."
"Kenapa masih berdiri di sana? Tidak ingin kuliah?"
"Ah ne."
Sepanjang perjalanan, Mina mendengar kabar dari Jeongyeon dengan antusias. Hingga akhirnya ia sampai di depan universitas.
"Aku akan menjemputmu nanti, sekalian makan malam."
Mina mengangguk ragu, dan dengan senyuman Jeongyeon melajukan mobilnya.
Seharian di kampus, Jeongyeon hanya bertemu dengan Tzuyu dan Dahyun secara terpisah. Mereka terlalu sibuk saat itu dan Jeongyeon berbicara sebutuhnya saja.
Sore hampir tiba, Jeongyeon menjemput Mina dan akan mengatakan apa yang selama ini ia tahan.
"Lama ya?"
"Gak kok, kita mau kemana?"
"Ya kafe lah, gak mungkin kan kita ke toko besi."
Setelahnya tiba, mereka makan sambil terus berbincang tak ada henti, sesekali tertawa atas perbincangan itu. Hingga akhirnya keheningan melanda. Jeongyeon memanfaatkan waktu itu.
"Aku hanya ingin mengungkapkan. Kau tak harus menjawabnya hari ini."
"..."
"Aku mencintaimu bukan sebagai sahabat ataupun adik kakak, aku mencintaimu lebih dari itu. Apa kau..." ucapan Jeongyeon berhenti ketika Mina mengangkat dan menaruh tangannya di atas meja, memamerkan sebuah cincin emas putih melingkar sempurna di jari manisnya.
"Ahh maaf, itu terlihat cantik. Dia sangat beruntung."
"Itu dari Chaeyoung," Mina menjawabnya dengan lidah yang semakin kaku. Begitu sulit hanya untuk berucap.
"Ahh, dia pria yang baik. Selamat ya," Mina hanya tertunduk mendengar setiap ucapan Jeongyeon.
"Oh iya, bisa-bisanya aku lupa. Aku ada janji dengan Bogum Hyung. Ayo, aku akan mengantarmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/191564083-288-k173702.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of My Life
Fiksi Penggemarbercerita tentang kisah hidup jeongyeon yang lebih banyak ke kisah percintaanya dengan gadis" yang pernah menjadi penyemangat hidupnya Perhatian!!! Cerita ini berunsur ~Gender Bender ~kadar halu yang tidak stabil