#22 Stalker

295 15 3
                                    

~Happy reading

*Stalker*

Manda POV

Oke! gue akui gue ngerasa kehilangan. Tapi gue yakin kalau Abi bakal balik lagi dan hadir lagi dikehidupan gue ya yang nggak tahu kapan pastinya.
-
-
-
-
-
Empat tahun, ini udah empat tahun dan sampai saat ini Abi bahkan nggak pernah mengirim kabar.

Empat tahun bukan waktu yang singkat, apalagi buat gue yang tengah menunggu tanpa sebuah kepastian.

Abi memang melarang untuk menunggu, tapi gue sendiri bingung kenapa mau nunggu orang yang bahkan mungkin sekarang udah lupa sama gue.

"Selamat pagi mak, Rin."

Sapa gue pada dua malaikat tanpa sayap yang Allah turunkan buat gue. Airin sekarang bukan hanya seorang sahabat, sejak satu tahun lalu tepatnya. Abang langsung melamar dan menikahinya dengan mahar surat Ar-Rohman.

Keduanya tersenyum dan kemudian gue ikut bergabung membungkus kue pesanan yang cukup banyak hari ini.

Setelah semuanya selesai, gue langsung mengantarkan pada tiap pemesan.

Toko pertama yang gue tuju adalah toko milik May. Gue kayuh sepeda dengan bersenandung sholawat.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, tumben lama sih, hampir aja belum rame yang dateng." Jawab May yang langsung sigap mengambil keranjang kue bawaan gue.

"Lo masih nunggu Mr. Cool hah?" Tanya May yang setelah lama bertele-tele.

"Lo ini.... Aduh, Manda sayang... Jangan bodoh, lo mau nunggu sampe seratus tahun lagi tuh Mr. Cool nggak bakal balik ke sini." Lanjutnya yang nggak ngebiarin gue jawab.

"Nggak nunggu sih, tapi gue juga nggak tau kenapa gue mau bertahan."

"Kenapa lo nggak mau nerima lamaran Radit sih yang jelas-jelas sayang ke lo, perhatian ke lo. Kurang apa dia? Ganteng iya, mapan iya, soleh iya, baik iya. Ya ampun dia tuh udah jadi pria idaman banget Manda!" Ucap May yang mungkin kesal sama kelakuan gue.

'Apa salah perasaan gue?'

"Bye Mak.... Assalamualaikum" Pamit gue.

'Selamat pagi, jangan lupa tersenyum hari ini karena aku selalu ingin melihat senyum itu'

Seperti biasa, setiap kali selesai mengantar kue ke tokonya May, gue selalu mendapat surat-surat kecil berisi sapaan.

Awalnya gue kira cuma kertas terbang dan nyangkut disepeda tapi setiap hari selalu ada. Pasti ada seseorang yang sengaja memberikan ini, tapi siapa?

Gue berusaha positif thinking, selama surat itu bukan berisi ancaman, bagiku no problem.

Gue langsung bergegas untuk mengantar kue ke tempat lain.
-
-
-
-
-
-
Author POV

Sementara itu, dari kejauhan seorang pria tersenyum melihat seorang wanita yang tengah tersenyum mengambil dan membaca surat kecil darinya.

"Lo milik gue, Amanda."

Setelah melihat wanita itu pergi, pria itu ikut membuntutinya.
-
-
-
-
-
-
Amanda merasa dirinya sedang diikuti. Dia menoleh, tapi tidak ada siapapun disana.

Manda berusaha tidak ambil pusing dan bergerak cepat meninggalkan tempat itu. Sekali lagi, Manda merasa ada yang mengawasinya lalu segera menoleh dan nihil.

Hijrah With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang