#21 Jangan Pergi

269 14 9
                                    

*Jangan Pergi!*

Author pov

Hari berlalu dengan cepat. Tak dikira Amanda dan kawan-kawannya telah menyelesaikan pendidikannya ditingkat Sekolah Menengah Atas.

'Rasa datang karena terbiasa', itu yang dirasakan Manda yang mulai terbiasa dengan adanya Abi dikehidupannya.

Ketika Manda yang mulai menyimpan rasa pada Abi, tapi Abi justru harus pergi meninggalkannya.

"Nda, gue ketrima sekolah lanjut di Kairo." Kata Abi ragu-ragu.

"Kapan berangkat?" Tanya Manda,

"Besok" Jawabnya singkat.

Deg,

Harusnya sebagai sahabat, Manda senang mendengar kabar itu. Itu tandanya Abi semakin dekat dengan cita-citanya.

Justru Manda merasa sedih. Tapi sesaat dia berpikir, mengapa dia harus sedih? Apa hubungannya dengan Abi? Dia bukan siapa-siapanya.

Apa dia harus meminta kejelasan Abi sebelum dia pergi?
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Amanda berguling, mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Tapi otaknya masih enggan untuk beristirahat.

"Ayolah tidur"

Manda tidak bisa tidur, bagaimana dia bisa tidur disaat besok dia akan kehilangan seseorang yang berhasil menempati hatinya.

Dia ingat betul saat pertama bertemu dengan Abi, anak laki-laki yang super duper dingin melebihinya. Abi yang terlihat bodoamat padahal perhatiannya luar biasa. Abi yang sukses buat Nanda takjub sama ibadahnya, akidahnya dan akhlaknya. Abi yang sangat menghargai wanita.

Dan sekarang saat dia merasa mulai akrab dengan Abi, Abi justru pergi.

"Jadi gini ya rasanya orang jatuh cinta dan bakal ditinggal pergi doinya?" Manda berguman pada dirinya sendiri.

"Arrgh...." Geramnya dengan jalan pikirannya sendiri.

"Apa sih yang gue pikirin? kok gue mulai ngaco sih."

Disaat Manda berusaha memejamkan matanya, tiba-tiba terlintas pertanyaan, "Apa Abi juga ngerasain hal yang sama kaya gue? Atau dia cuma nganggep gue adeknya? atau bahkan cuma sekadar teman biasa?

"Bismika Allahhumma ahya wa'bismika aamud" doanya menutup harinya yang cukup melelahkan otaknya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Manda POV

"Bi, gue takut...." Kata gue sembunyi dibelakang Abi.

Ini adalah hari graduation kita, dan sayangnya kita dikepung tiga preman pas mau pulang dan berhubung motor Abi rusak dan harus ditinggal. Alhasil kita harus jalan kaki dan sialnya harus dihadang sama tiga abang preman yang lagi mabok.

"Ealah, nengnya malu-malu." Kata seorang dari mereka.

"Sini neng, abang nggak ngapa-ngapain kok." Ucap satunya lagi disambut tawa dari yang lainnya.

"Bang, tolong permisi. Biarin kita lewat." Kata Abi yang udah memasang kuda-kuda.

Ketika tangan satu diantara mereka mulai maju hampir mengenai gue, Abi udah nepis duluan.

"Eh, bocah! Pergi gih jangan disini." Usir preman pada Abi.

"Bang tolong jangan ganggu dia!" Ucap Abi yang mulai naik nada.

"Manda, lo nggak usah takut. Ada gue disini, gue bakal jagain lo." Ucap dia bisik tapi jelas bagi gue yang berhasil buat gue terkejut terlebih dengan kata terakhirnya.

Hijrah With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang