"apa?"
"Cantiknya"
Jleb........
Emak tolongin Manda, seketika gue kaya kehabisan oksigen.
Aduh, pipi gue keliatan merah nggak ya. Asli banyak yang bilang gue cantik (sombong) tapi kok gue ngerasa malu ya.
Seketika kita berdua hening hingga akhirnya,
"Amanda!!"
"Lo disini juga?"
"Gue kangen Lo."
"Lo nggak lupa kan sama gue?"
"Lo masih jadi sahabat gue kan?"
Nih anak tau-tau nemplok aja ke gue siapa lagi kalau buka Maxy.
Tapi Alhamdulillah banget sih, secara nggak langsung tuh anak ngebantu gue banget.
"Tanyanya satu-satu Mak"
"Nggak gue jawab, Lo juga tahu jawabannya."
Tuh anak manggut-manggut, terus melirik sebelah gue.
"Eh ada Radit juga"
Radit mengunggingkan senyum.
Setelah hari itu, gue makin deket sama semua mantan temen kelas gue.
Ya meski, masih pada batasan gue. Seakrab-akrabnya gue, ya tetep aja banyak yang anggep gue dingin.
"Nanda disini juga kan man?" Tanya Maxy.
"Hmm" jawab sambil manggut-manggut.
Entah kenapa ekspresinya berubah berbinar-binar setelah mendengar itu.
"Asik, gue bisa lihat oppa Nanda tiap hari dong? Wuah, kalo begini mah gue bakalan semangat berangkat sekolah tiap harinya."
Katanya kegirangan.
-
-
-
-
-
-
-Entah kebetulan atau gimana gue satu kelas sama Airin, Nanda, dan Abi. Dan Radit sama Maxy beda kelas tapi kelasnya sebelahan.
Hari pertama gue di SMA jauh beda sama hari pertama gue di SMP.
Dulu gue males banget dan terbilang nakal diantara cewek umumnya.
Tapi sekarang gue udah dipertemukan sama Airin, tiap kali gue mau nakal dia selalu ngingetin.
Gue bersyukur banget bisa ketemu sama anak yang bisa ngingetin gue bukan cuma urusan dunia tapi juga akhirat.
Seperti hari pertama pada umumnya kita semua berkenalan lagi. Tapi untuk MPLS-nya nggak seribet dulu waktu SMP.
Gue duduk sama Airin, sedangkan Nanda duduk sama Abi.
-
-
-
-
-
-
-
Nanda POV"Hai..."
Gue mencoba untuk membuka pembicaraan.
"Mm" dan dilanjut anggukan jawabnya.
Dari situ gue juga bingung nih anak gimana bisa lebih dingin dari adek gue.
"Salam kenal, gue Nanda." Gue berusaha ramah.
Gue tipenya jauh beda sama adek gue, kalo dia ibaratnya harus di gong dulu, gue bisa diibaratkan apa yah? Intinya nggak bisa kalo diam-diaman. Gue lebih suka memulai pembicaraan.
"Abi" jawabnya singkat, padat dan jelas.
Ya Allah, mana tahan gue satu tahun duduk sama tuh anak. Bisa mati gaya gue.
-
-
-
-
-
-Berhubung hari ini adalah hari pertama dan masih belum banyak tugas.
Gue diajak temen mantan kelas gue disekolah yang dulu, buat kumpul ya anggap aja sebuah reuni kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah With You
Ficção AdolescenteHijrah itu mudah, yang susah istiqomah. Namun bersamamu aku mampu melewatinya. "Dulu gue belum terlalu paham arti berhijrah. Hampir gue jauh dari sang kuasa, hingga akhirnya Allah mengirim seseorang untuk membantu gue berhijrah."