#24 Kesalahpahaman

257 4 1
                                        

*Kesalahpahaman*

Happy reading

"Assalamualaikum"
Seorang wanita muncul dari balik pintu.

"Wa'alaikumussalam"

Seketika semua pandangan tertuju pada wanita muda dengan mata sayu yang tengah berdiri terhuyung.

"Maaf, saya Sherina, calon istrinya Abi." Ucap wanita itu.

Hati Amanda lolos, terjawab sudah pertanyaannya. Alasan mengapa Abi tidak bisa bersamanya.

'Tapi tunggu, wanita itu sedang hamil. Atau jangan-jangan Abi...." Manda berusaha mengusir pikiran itu.

"Oh, silahkan. Kalau begitu kita pergi dulu, salam untuk Abi kalau dia sudah sadar nanti." Ucap Airin yang menarik Manda yang sedang mematung memandang Abi.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Sherina setia menunggu Abi sadar dari komanya. Pikirannya yang kacau semakin kacau. Dia mengelus perutnya yang besar dan menangis.

Kini Amanda tidak lagi menjenguk Abi, hatinya sakit ketika melihat wanita itu.

Disisi lain, jari-jari Abi mulai bergerak.

"Amanda..." Ucapnya lirih.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" Amanda ingin sekali menutup kembali pintunya ketika melihat orang yang ada dihadapannya, Sherina.

"Ada apa ya?" Tanya Amanda tanpa basa -basi.

"Apa benar ini rumah Amanda?" Tanya Sherina.

"Ya, saya sendiri." Jawabnya singkat.

"Alhamdulillah, syukurlah."

"Langsung saja, apa yang membawamu kesini?" Tanya Amanda tidak sabar.

"Abi." Jawabnya.

"Oh, kalian mau memberi undangan pernikahan kalian? Kapan?" Tanya Amanda dengan pikirannya yang mulai kacau.

"Bukan, maaf. Saya hanya ingin memberi tahu kalau Abi sekarang sudah sadar dan dia terus memanggil nama kamu. Jadi bisakah kamu kerumah sakit sekarang, saya rasa Abi sangat membutuhkanmu."
Jelas Sherina.

Perasaan Amanda yang emosi langsung luruh mendengar itu.

"Apa?"

"Dan satu hal lagi, tolong jangan membenci Abi dia orang baik."

"Apa maksudmu?"

"Akan aku jelaskan nanti di rumah sakit. Sekarang ayo kita kerumah sakit."

"Baiklah."
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
"Amanda..." Panggil Abi.

"Abi, iya Amanda disini Bi." Jawab Amanda menahan haru.

"Maafin Abi" Ucap Abi yang mulai membuka mata.

Sherina tak bisa menahan air matanya.

"Abi, ada yang mau Sherina omongin." Ucap Sherina.

"Kalau gitu aku keluar dulu." Pamit Amanda.

"Jangan, kamu juga harus tahu."

"Jadi, aku rasa pernikahan kita nggak usah dilanjutkan." Keputusan terakhir yang berat bagi Sherina.

"Kenapa? Ini bukan karena Aku kan? Anak itu nggak boleh lahir tanpa ayah." Tanya Amanda merasa senang tapi juga bersalah.

"Ya aku tahu, tapi bukan Abi ayah bayi ini."

"Apa?"

"Ini ulah sahabatnya, sahabatnya tidak mau bertanggung jawab jadi Abi juga tidak ingin anakku lahir tanpa ayah. Aku sudah berusaha menolak dan ini keputusan terakhirku."

"Amanda, Abi sangat menyayangimu. Dia selalu memanggil namamu. Aku bisa melihat cinta dimata kalian berdua. Kalian yang seharusnya bersama."

"Tapi bagaimana dengan anakmu."

"Dia akan baik-baik saja. Aku bisa menjaganya sendiri."

"Maaf" Ucap Manda.

"Karena gue udah mikir yang macem-macem tentang lo." Jelasnya.

"Gue juga minta maaf, harusnya gue kasih tahu lo semuanya. Gue sukanya sama Manda doang kok, nggak ada yang lain." Kata Abi yang langsung membuat pipi Manda merah bak tomat.

"Apaan sih, kok malah jadi gini suasananya." Ucap Manda yang berusaha tertawa dan menghapus air matanya.

"Oh iya Nda, ada satu hal lagi." Ucap Sherina memecahkan kesunyian.

"Apa?" Tanya Amanda yang kini tidak lagi ketus.

"Hm, aku rasa lebih baik Abi saja yang memberitahu." Kata Sherina tersenyum menatap Abi. Terlihat jelas Abi langsung gelagapan.

"Kok gue sih?" Tanya Abi.

"Nggak usah sok-sokan lupa, gue tahu lo nggak amnesia." Ucap Sherina.

"Apaan emang?" Tanya Abi lagi pura-pura atau memang benar-benar lupa. Sedangkan Manda, melihat percakapan dua sahabat itu dengan kebingungan.

"Tentang rencana lo." Kata Sherina kesal.

"Oh itu, hehe gue baru inget sekarang." Ucap Abi meringis.

"Nda, ada yang mau gue omongin. Penting!" Ucap Abi yang kini mulai serius.

"Apa?" Tanya Manda tidak sabar.

"Hm, tapi lo jangan jadi ilfil sama gue ya." Kata Abi.

"Emangnya apa yang mau lo omongin Abi!" Tanya Amanda semakin tidak sabar.

"Setelah gue keluar dari rumah sakit, gue mau ngelamar lo." Ucap Abi yang membuat Amanda hampir menutup mulut.

"Abi! Lo serius?" Tanya Manda.

"Menurut Lo?" Abi balik nanya.
_
_
_
_
_
_
_
_
_

Ini hanya masalah kesalahpahaman, mungkin aku yang pencemburu atau dia yang  memang  tidak  ingin memberitaku karena suatu hal.
Aku bersyukur, segala kesalahpahaman ini telah selesai.
Aku terkejut pada ucapannya yang ingin mengikatku pada suatu ikatan suci.

Sekejap aku tersadar, aku masih terlalu astaghfirullah untuk dia yang masya Allah.

Aku harus terus memperbaiki diri untuk menjadi pelengkap iman dan pendamping hidupnya hingga akhir kehidupan ini.

Amanda

◦•●◉✿ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜ✿◉●•◦

Hallo sobat literasi....
Aku masih hidup dan masih stay sama cerita ini.
Maaf lama banget baru up kembali.
Terima kasih udah mau mampir kesini dan masih nungguin cerita.
Tetep jangan lupa tinggalin voment kalian biar aku makin semangat buat nulis, okey see you next time gaes^°^

Hijrah With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang