3.8

3.3K 1K 145
                                    

























"Yohan, lo gapapa?!"

Tepat saat pemuda itu berhasil keluar, langsung saja dia dikerubungi oleh teman-temannya.

"Lo di mana sih anjir gue teriakin gak kedengeran apa?!" Sungut Sian geram.

Sihyeon dengan napas belum teratur ikut memaki Yohan, "gempa sekenceng itu kalo lo gak keburu keluar lo bisa mati kerobohan tau!"

"Goblok lo Han, hampir aja gue bikin bc rest in peace buat lo di grup angkatan." Hangyul menggeleng heran, "lo di mana sih sebenernya?"

"Bentar...." Yohan berusaha mengatur napas, "ini gempanya udah berhenti? Orang-orang di dalem udah pada keluar 'kan?"

"Udah, dan lo liat pantinya roboh. Untung lo bisa keluar," balas Yuvin sembari menunjuk panti, "orang-orang di dalem udah keluar semua, terakhir keluar lo sama anak itu."

"Anak itu siapa?"

Sian mendecak, "itu loh, yang sering lo tarik buat gantiin lo main sama Nayoung."

"Minhee?"








Dan benar saja, Minhee juga tampak dikerubungi, sama seperti Yohan.




























"Kok bisa dia juga keluar terakhir?" Bingung Yohan.

Yuvin mengendik, "mana gue tau."
































"Nayoung?! Mana Nayoung?!"

Teriakan bunda yang tiba-tiba itu jelas mengagetkan mereka semua. Bunda begitu panik, mukanya terlihat sangat pucat.

"Nayoung! Kalian engga keliatan Nayoung?!"

Semua anak panti yang menjadi sasaran teriakan bunda itu kompak menggeleng, "engga bun....."

"Nayoung!" Bunda lanjut berteriak memanggil, mendekati bangunan panti yang sudah hampir rata dengan tanah, "Nayoung! Jawab nak!"












Dalam hati, Yohan merasa sangat bersalah. Melihat bunda yang panik mencari Nayoung itu sangat sangat membuat Yohan merasa bersalah.

Yohan merasa jahat.

Yohan merasa sangat jahat, ia tidak mau menyelamatkan Nayoung dan malah meninggalkan gadis itu terjebak di antara puing bangunan.


























































"Nayoung didorong Kak Yohan!"
























Jeritan Minhee di tengah tegangnya keadaan membuat semua bungkam.

Bunda yang mendengar itu langsung menoleh kepada Minhee dengan mata melotot lebar.

"Apa....katamu?"

"Nayoung didorong Kak Yohan bunda! Aku lihat sendiri!"

Yohan terperangah, "b-bohong!"

"Aku gak bohong bunda! Sebelum aku keluar, aku liat Kak Yohan berdiri di kamar cermin. Kak Yohan dorong Nayoung sampai Nayoung nabrak cermin!"

Bunda giliran menatap Yohan sendu, "bener kata Minhee, Yohan?"

"E-enggak bunda! Bohong! Aku memang keluar terakhir tapi aku gak dorong Nayoung!"

"Kak Yohan dorong! Cerminnya sampai pecah! Aku lihat Nayoung berdarah sebelum aku lari keluar!"

Bunda kembali angkat suara, "kalian berdua keluar terakhir, mana Nayoung?"

"Nayoungㅡ"

"Nayoung didorong Kak Yohan!"

Napas Yohan menderu.

Dia memang meninggalkan Nayoung, tapi dia tidak pernah mendorong Nayoung seperti yang Minhee katakan.

Semua itu bohong!












Ketika Yohan melihat teman-temannya sembari berharap mendapat bantuan, mereka sekedar menatap Yohan khawatir.

Jujur saja, mereka tidak bisa membantu apa-apa karena mereka sama sekali tidak tahu kebenarannya.

"Minhee, kamu yakin Yohan dorong Nayoung?" Yuvin berusaha memastikan.

Sian menyahuti, "bener kamu lihat sendiri? Yohan bener dorong Nayoung?"

"Beneran kak! Dari awal Kak Yohan memang ga suka sama Nayoung soalnya Nayoung suka main aneh-aneh!"































Mendadak bunda mencengkram kerah baju Yohan, membuat pemuda itu mundur beberapa langkah, "pembunuh!"

Yohan merasa sesak, "a-apa?! Bunda akuㅡ"

"Dasar kamu pembunuh! Pembunuh kamu Yohan, pembunuh!"

"B-bukan! Aku cuma niㅡ"

"Diam!"















Yohan dapat merasakan kepalanya seperti dihantam. Jantungnya seperti dipaksa untuk mempompa puluhan kali lebih cepat.

Yohan tidak mengerti mengapa dia dituduh seperti itu.

Yohan benar-benar tidak mengerti.





























Saat dia mengedarkan pandangan sekali lagi ke sekelilingnya, semua tampak begitu buram. Yohan sama sekali tidak bisa mendengar apapun.

Hanya terdengar kata 'pembunuh' dan bayangan bunda yang menjerit marah di hadapannya.

















































Sakit.

[01] girl in the mirror ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang