Dream Marriage : 26

10.9K 701 69
                                    

Aku menangis sejadi-jadinya. Entah apa yang salah padaku hingga taehyung memperlakukanku seperti ini.

Saat taehyung mengatakan hal yang tak kumengerti tadi dia langsung menyeret ku masuk ke dalam kamar mengunci pintu kamar menghajar ku secara kasar dan yang terakhir menghentakkan kepalaku ke pintu kamar begitu saja hingga kurasa kepalaku mengeluarkan banyak darah.
Merasa tak cukup dengan itu, taehyung mengikat kedua tanganku pada pinggiran tiang tempat tidur kami.

Wajahku lebam nyeri dimana-mana, tulangku serasa ingin remuk dan darah yang terus mengalir membuatku semakin pusing.

Wajahku lebam nyeri dimana-mana, tulangku serasa ingin remuk dan darah yang terus mengalir membuatku semakin pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung pergi entah kemana.
Sebenarnya apa yang terjadi pada diri taehyung kenapa dia berbuat kasar lagi padaku? Kupikir dia telah berubah.

Taehyung POV

Aku mengendarai mobil yang ku pinjam dari Yoongi hyung. Membelah jalanan Seoul yang lumayan sunyi. Dengan kecepatan penuh aku terus mengendarai mobil ini seperti orang kesetanan.

"Apartemen Rose lantai 2 nomor 114"

"Baik. Terimakasih Hyung sudah mau membantuku mencari alamatnya"

"Taehyung, kusarankan untuk tidak membuat keributan. Jaga emosimu, Itu apartemen miliknya"

Tuuuttt...

Peduli setan itu apartemen miliknya atau bukan. Yang terpenting adalah aku harus memberinya pelajaran, seperti apa yang kulakukan pada Sona.

Ngomong-ngomong soal Sona, apa perempuan itu baik-baik saja?

****
Aku memarkirkan mobilku dibasemant lalu menaiki lift menuju lantai 2. Suasana apartemen sunyi, dia cukup mapan pikirku.
Yang kudengar keluarganya cukup terpandang dikalangan pebisnis Korea Selatan, tapi tetap saja nomor satunya adalah aku.

(Tae sadar, lu cuma karyawan biasa sekarang)

Setelah mencari-cari nomornya, tibalah aku di sudut lorong dengan sebuah pintu disebelah kanan bertuliskan 114. Akupun menekan belnya

'Nuguseyo?'

Seseorang bertanya dibalik pintu, tapi aku memilih diam dan terus menekan bel nya. Aku sengaja tidak berdiri didepan pintu melainkan disisi kiri supaya dia tidak bisa mengintipnya dari dalam lewat lubang pintunya.

Pintu pun terbuka dan aku langsung mengambil posisi berhadapan dengannya.

Dia nampak sedikit terkejut.

"Kau?"

BUUGGHH....

Satu pukulan ku melayang begitu saja tepat mengenai wajahnya. Dia pun ambruk dan sedikit berdarah pada hidung akibat pukulanku.

DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang