4.1

1K 102 7
                                    

Hwall duduk tepat disamping pusar hyunjae. Dan tersenyum menatap pusar hyung nya itu.

"Apa kabar hyung?"

"Pasti hyung sudah bahagia kan disana???"

"Kali ini, aku mendengar berita baik lagi tentangmu."

"Ternyata— kau selalu menebar kebaikkan kepada semua orang disekelilingmu yah.. Aku tidak menyangka, ternyata orang sepertimu itu sangat berjasa juga pada akhirnya."

Hwall kembali tersenyum, "Sekarang, aku sendiri disini— ah tidak, Masih ada Mama, papa, Sunwoo dan juga bang sangyeon disisiku."

Baru saja hwall ingin bersuara lagi, nepukkan dibahunya membuatnya menoleh kebelakang. Seorang lelaki manis sedang menatapnya dengan mata bulatnya itu.

"Hwall yah??"

Hwall mendenyit, ia tak mengenali lelaki ini. Namun, kenapa dia bisa mengenalin hwall?

"Aku— aku Jacob."

Hwall mengerjapkan matanya berapa kali, berusaha menginhat siapakah Jacob itu.

"— seorang yang ada dikecelakaan itu.."



🌻🌻



"Nah—eum— ka jacob, apa yang ingin kau katakan???"

Jacob menghela nafasnya, keduanya sekarang telah meninggalkan area pemakaman. Mereka berdua sedang berada di Cafe yang tentu saja nyaman untuk berbicara berdua.

"Ini tentang Kaka mu."

"Hyunjae hyung???"

Jacob mengangguk, dia kemudian menyesap kopinya lalu menatap hwall dengan helaan nafas.

"Maaf."

"Maaf?? Maaf kenapa?"

"Maaf, maaf karna saat itu aku tidak bisa membantu Kakamu."

Ah masalah ini ternyata yang ingin dia sampaikan. Jujur saja, hwall rasanya tak ingin lagi mengungit masalah satu tahun yang lalu.

"Saat itu, keadaannya benar benar kacau. Jika saja mobil itu tidak akan meledak, kami pasti bisa membantu kakamu."

"Sudahlah, tidak apa apa. Lagian— itu bukan salahmu ka, tidak perlu merasa bersalah."

"Tapi— tetap saja.."

Jacob menatap hwall, melihat iris mata berwarna coklat itu. Benar benar mata Hyunjae.

"Mata kakamu yah?"

"Oh? Iya. Ini mata kakaku—dia baik sekali yah ingin mendonorkan mata ini kepadaku... padahal mata ini yang selalu ia bangga banggakan."

Jacob tersenyum, "tau— apa yang kakamu korbankan juga selain Matanya??"

Hwall mendernyit.

"Nyawanya. Ah— mungkin, ini adalah kasih sayang seorang kaka kepada adiknya. Ia merelakan itu, padahal saat itu kondisimu yang sangat parah... namun, ia terus memaksa kami agar menyelamatkanmu dan meninggalkannya. Itulah kenapa kau bisa mendapatkan mata itu."

Tubuh hwall menegang. Suatu kebenaran yang tidak ia ketahui selama ini. Selama ini, yang ia tau hanyalah Hyunjae yang tak bisa tertolong dan meninggal karna mobil itu terbakar lalu mendonorlan rentina mata itu kepadanya.

Hwall bersumpah, ia tak tau ternyata hyunjae mengorbankan nyawanya demi diri adiknya... padahal, kondisi hwall parah dan ia tidak namun ia tidak ingin egois dan memaksa untuk menyelamatkan adiknya..

Melihat perubahan ekspresi Hwall, jacob mendernyit. "Aah— maafkan aku."

Hwall menoleh kearah jacob dan memasang senyum manisnya. "Tidak masalah, sudah seharusnya aku mengetahui fakta dibalik itu semua.."

"Dia sangat menyayangimu, bahkan. Sebelum meninggal ia sempat berpesan kepadaku."

Hwal mendernyit, "pesan? Pesan apa??"

Jacob tersenyum hangat. "Jika ia— sangat menyayangimu, ia juga meminta maaf karna tidak bisa menjadi kaka yang baik selama ini..."

"Itu saja?"

Jacob mengangguk.
"Setiap malam, aku selalu bermimpi tentang itu mungkin karna aku belum sempat menyampaikannya padamu, namun sekarang karna aku sudah bertemu denganmu. Aku lega."

"Hwall, aku memang tidak tau apa apa. Namun, ketahuilah. Bahwa kakamu itu benar benar menyayangimu, jangan pernah menganggap ia tidak berada disampingmu lagi, karna pada kenyataannya— ia terus berada disampingmu. Hanya saja— dunianya yang berbeda, kau disini dan dia di dunia sana."

"—namun, itu tidak akan mengubah kasih sayang seorang kaka kepada adiknya walaupun ia telah pergi..."


Yah memang benar, selain kasih sayang seorang ibu dan ayah, kasih sayang kaka juga tidak akan pernah luntur, walaupun terpisah oleh Dunia...








🌻🌻


Dua tahun berlalu, hwall sudah lulus SMA dan sedang berkuliah di UI, bersama dengan sunwoo.

Langkah lebarnya bersama Sunwoo menjadi pengiring pagi ini. Mereka ada kelas pagi namun mereka terlambat...

Karna terlalu terburu buru, hwall tak sengaja menyenggol seorang sampai membuat orang itu terjatuh.

"Maafkan saya."

"Tidak masalah." Ujarnya dengan lembut.

Hwall menatap pemuda itu dengan lekat, wajahnya— wajahnya sangat mirip dengan seorang..

"Hyunjae hyung?!!" Pekiknya

Seorang yang dipanggil Hyunjae mendernyit heran.
"Namaku Jerry, bukan hyunjae."

Sunwoo Menatap seorang didepannya ini dengan mulut yang terbuka lebar. Jelas jelas jika Hyunjae memang sudah meninggal berapa tahun lalu ia juga ikut mengantarkan keperistirahatan terakhirnya. namun, Seorang didepannya ini seakan mematahkan itu semua. Wajahnya sangat mirip.

"Maaf." Ujar hwall

"Tak masalah." Seorang bernama Jerry itu pergi dengan teman seusianya, sebelum pergi ia menebar senyum kepada Hwall dan juga sunwoo.

Hwall tersenyum sambil menatap punggung itu yang mulai menjauh.
"Kau percaya reinkarnasi???" Tanya hwall tiba tiba

Sunwoo menggeleng.

"Aku—percaya reinkarnasi, karna—itu sedang terjadi sekarang."
































End



[✔] Brother || JaehwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang