gagal kedua kalinya

6.8K 899 90
                                    

Happy reading🌙

"Gimana?"

"Apanya yang gimana?"

"Ck kencan lo sama si dokter,"

Taeyong menaruh pulpennya dan menyerahkan dokumen yang sudah ia tanda tangani pada Yuta, salah satu manajer di perusahaannya sekaligus rekannya dari kuliah.

"Ck, ketemu 5 menit doang, dia ada operasi mendadak katanya,"jawab Taeyong malas.

Yuta duduk di sofa yang ada di ruangan Taeyong, sementara Taeyong sendiri duduk di kursi kerjanya sembari melihat Yuta.

"Kira kira dia beneran cocok ga ya buat gue?"tanya Taeyong.

"Pasti dia cantik ya?"

"Jelas, gue ga nyangka ada dokter mukanya masih semuda itu, dan dia juga sibuk banget, pantes jomblo,"

"Weh mantap dong, gas aja Yong sapa tau cocok kan,"

"Gatau ah gue, nanti aja liat, masih mikir,"

"Ck mikir apaan sih, lagian lo juga ga ada mantan, jadi lo gausah mikirin cewe lain,"

"Enak banget lo gitu, nyari yang cocok susah bro,"seru Taeyong.

Yuta hanya tertawa lalu berdiri,"udahlah, gue mau balik kerja lagi, coba aja lo ajak kencan lagi tuh dokter, sapa tau mau sebagai pengganti kemarin,"

Taeyong diam sampai Yuta keluar dari ruangan Taeyong masih melamun memandang kaca jendela di ruangannya yang menghadap ke jalanan Jakarta.

"Bener juga ya,"ujar Taeyong akhirnya.

***

Jisoo melepaskan masker dan penutup kepalanya setelah keluar dari ruang operasi. Wanita itu keluar dengan raut wajah kesal. Bahkan ia melempar masker dan penutup kepalanya dengan kasar di tempat sampah khusus medis.

"Dokyeom!"

"Siap iya dok!"

Dokyeom dokter residen tahun kedua itu segera berlari menghampiri Jisoo. Dalam hati Dokyeom membatin pasti ia akan damprat akibat ulah Sana tadi.

"Jangan kasi dia masuk ruang operasi gue lagi! Jahit aja belum bener berani beraninya dia masuk ruang operasi gue,"

"Siap baik dok, nanti saya-

Jisoo menoleh dan menatap tajam Dokyeom sebelum Dokyeom melanjutkan kalimatnya lagi.

"Dia pikir karena dia anak ketua departement bedah dia bisa masuk ruang operasi seenaknya?! Dasar bego! Pasti dia masuk kedokteran lewat belakang!"

Dokyeom terdiam mendengar omelan Jisoo. Ia tidak bisa berbuat apa apa lagi, karena memang Sana salah, Sana tidak bisa menjahit dengan benar karena kurangnya keterampilan, entah apa yang dikerjakan perempuan itu semasa kuliah.

"Udah pokoknya ingetin jangan kasi dia masuk ruang operasi gue!"

"Baik dok,"ujar Dokyeom pasrah.

Setelah itu Jisoo berjalan meninggalkan Dokyeom sambil tetap menggerutu dalam hati. Kalau Sana terus seperti ini, maka Sana bisa saja merenggut nyawa pasien di ruang operasi.

Dokyeom mendengus kesal, gara gara Sana dia yang jadi kena dampratan Jisoo. Tiba tiba seorang perempuan keluar dari ruangan operasi.

"Mana dokter Jisoo?"

Dokyeom memutar bola matanya malas," kalau lo bukan anaknya Professor Jinyoung, dokter Jisoo pasti udah- ah gue gatau lah, harusnya lo tingkatkan keterampilan lo biar ga bikin dokter Jisoo naik darah terus! Lo tau ga sih gara gara lo bikin salah di ruang operasi terus gue yang kena marah bukan lo!"

Us [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang