Vlatava, penuh dengan pengunjung baik turis maupun lokal. max, jinyoung dan avesti menyusuri jalan kecil untuk kesungai. max berjalan lebih dulu. menghampiri salah seorang di dekat dermaga dengan bahasa ceko yang sama sekali tidak dimengerti oleh jinyoung terlihat max menyodorkan beberapa uang.
"hyung, kita harus menunggu dulu sekitar 30 menit. semua kapal sudah di booking" kata max terengah karena dia sedikit berlarian kesana.
"kwencana .... " kata jinyoung. kemudian avesti terlihat sedikit bingung karena sama sekali dia tidak bisa mencerna bahasa korea mereka. max tersenyum dan menjelaskan lagi pada avesti. dan dia mengangguk.
"aku akan pergi ketoko sebelah sana, aku ingin mencarikan beberapa hadiah untuk ibuku" kata max.
dan tersisa jinyoung dan avesti yang saling berpandangan.
"what ?" kata jinyoung sedikit tidak suka dengan bagaimana cara berpandangan avesti.
"bisakah sedikit lembut kepada perempuan ?" protesnya.
"sebelum kau meminta maaf karena telah menuduhku psyco aku tidak akan lunak padamu " kata jinyoung sambil berlalu meninggalkan avesti sendirian.
"hey ... tuan berkacamata " bentak avesti dari belakang membuat jinyoung terhenti,
"im so ... sorry " kata avesti. jinyoung membalikkan badannya dan menhampiri gadis mungil itu.
"what ,,,, i cant hear you " goda jinyoung lagi sambil mendekatkan telinganya ke wajah avesti
"im so sorry ... tuan berkacamata " kata avesti sambil menghela nafas.
"hahahahahahhahahahahahahahha" jinyoung tertawa dengan keras
" apa itu terdengar lucu " tanya avesti dengan cemberut
"no ... kau menggemaskan " kata jinyoung dengan mengusap rambut avesti. entah tidak tau kenapa jinyoung sudah tertarik dengan wanita ini sejak hari itu.
"jangan menyentuh rambutku " kata avesti
"why ..... "
"aku belum keramas " kata avesti berlalu. sekarang gilirang jinyoung yang menghela nafas sambil mengepalkan tangannya.
mereka menyusuri dermaga sungai, sayup angin membuat rambut avesti bergerai. Jinyoung dari belakang menatapnya dengan tersenyum. Sekali lagi dia benar- benar terpesona dengan gadis itu.
Deburan air sungai dan nyanyian dari sang nahkoda terdengar indah dari atas dermaga. Di tambah cuaca yang amat sangat cerah terlihat sempurna.
Jinyoung mengambil kamera filmnya. Mengambil objek- objek dengan lihai. Sesekali mencuri photo dari avesti dari belakang atau samping.
Mereka hanya berdiam. Jinyoung hanya ingin menikmatinya dan avesti ragu untuk mengajaknya bicara. Dia bukan pembicara yang baik.
"I need water " kata Jinyoung lirih. Tapi avesti masih mendengarnya. Dia kemudian berbalik.
"You want some coffe? Di sana ada caramel machiato yang sangat enak " kata avesti sambil menunjuk sebuah kedai coffe di pinggir sungai.
"Sure " kata Jinyoung. Lalu menyelaraskan langkahnya dengan avesti.
Jantungnya berdegup kencan ... Sesekali Jinyoung mengatur nafasnya. Baru kali ini dia begitu sangat gugup.
"Kenapa jadi pendiam Mr. Berkacamata? Tanya avesti sambil tersenyum
( Damn. ... Senyumnya batin Jinyoung )
"Panggil aku Jinyoung" kata Jinyoung kemudian di sambut senyuman avesti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENORITA
Random- END HAPPY READING - . "let me rest for a moment kak, Im little boring with this schedule" kata Jinyoung pada managernya "okey you can go .... but just 10 days, go holiday and back cool" momo managernya memberinya sebuah tiket ..."