kiss me and leave me !

303 32 1
                                    

dua cangkir vienna coffe sudah di atas meja. uapnya mengikuiti semilir angin yang masuk lewat ventilasi. 

avesti terdiam diranjang, apa yang harsu dilakukan 

jinyoung asik bermain dengan ponselnya di sofa sudut ruangan. 

sesekali avesti menguap

"tidur saja" kata jinyoung dengan mentap ponselnya. 

"tidak aku belum ngantuk " tolaknya 

"apa perlu aku menidurimu ?" tanya jinyoung sedikit berani. 

"kau ......" kata avesti jengkel lalu menarik selimutnya. membuat jinyoung menarik smirknya.

Jinyoung mulai menutup matanya.
Pikirannya hanya ingin menikmati 3 hari lagi dia disini. Tempat mana yang ingin dia kunjungi dan apa saja yang ingin dia beli terutama untuk manajer cerewetnya yang mungkin saja sekarang bersenang-senang dengan kekasihnya.

Sementara dua cangkir coffe di meja mendingin begitu saja tanpa di sentuh tuannya.

Malam berlalu sangat cepat hingga sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Mereka terlelap dalam mimpi masing-masing tapi tidak bagi avesti. Dari tadi tidurnya tidak nyenyak. Dia hanya memutar badannya kekanan atau kekiri. Terkadang dia merintih seperti kesakitan. Keringatnya mengucur seiring dengan mimpinya.

Yah ... Mimpi buruk yang selalu menghantui aveesti setiap malam.

"Ehh ... Emhhh .. emhhh " dia semakin merintih dan menangis dalam lelapnya.

Jinyoung merasa terusik dengan rintihan avesti. Dia membuka matanya. Melihat bahwa gadis itu sedang terjebak dalam lelapnya.
Jinyoung langsung menghampirinya.

"Avesti ... Avesti .... "Dia mencoba membangunkan avesti.

"Hey .... Buka matamu " Jinyoung menepuk pelan pipinya.

"Tidak ... Jangan ... Jangan ... " Avesti semakin meracau.

"Hey .... Hey ... " Jinyoung kembali mencoba membangunkannya.

"a. .... " Avesti terbangun dan setengah berteriak ....

Dia terduduk dengan rambutnya yang acak-acakan dan keringatnya mengucur deras.

"Hey .... Hey ..its okay that dream " kata Jinyoung mencoba menenangkannya.

Nafas avesti tersengal hebat. Jinyoung kemudian mengambil air minum di sudut meja.

" Ini minumlah" kata Jinyoung sambil membantu avesti minum.

Dia memandang avesti dengan teduh. " What happen with this girl?" Pertanyaann dalam hatinya yang di pendam.

"Thanks ... "Kata avesti dengan mata merah membendung air yang sudah nampak diujung matanya.

Jinyoung mengambil gelas dari tangan avesti dan menaruhnya lagi di meja. Kemudian menghampiri gadis kurus itu. Kali ini hati Jinyoung berdebar sangat keras. Perlahan Jinyoung mendekatkan dirinya pada avesti. Memegang erat kedua tangan avesti. Meskipun jantung seakan ingin copot tapi dia tetap memberanikan diri.
Avesti memandang Jinyoung. Bendungan air mata itu akhirnya runtuh membasahi pipi merahnya.

"Im scare ..." Lirih avesti.
"Im scare .. " sekali lagi gadis itu merintih dengan airmatanya.

Jinyoung menarik tangan avesti. Membuat tangan kekarnya mendekap tubuh gadis kurus itu.

Tangis avesti pecah. Di dekapan Jinyoung.

"I don't know what happen. But if you want cry, just cry, its okay" kata Jinyoung sambil membelai pelan rambut pirang avesti.

SENORITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang