FLIGHT LOG - ARRIVAL

215 28 1
                                    

"Hyung hati - hati ya " kata max sambil memeluk Jinyoung.

"Tetap hubungi Hyung, datang sekali-kali ke Seoul, terimakasih 10 harinya " kata Jinyoung menepuk punggung max.

"Ne Hyung ... Aku akan menghubungimu selalu" kata max.

"Max can you help me " kata Jinyoung sedikit serius kali ini.

"Ne ... ?" Tanya max.

Jinyoung mengeluarkan sebuah kotak berwarna gold.

"Berikan ini untuk avesti, dan aku mohon sering ajak dia keluar" kata Jinyoung pada max.

Max langsung bisa menangkap apa maksut Jinyoung.

"Okey hyung, aku pastikan ini sampai ke tangan avesti" kata max.

Jinyoung kemudian langsung menuju ke imigrasi. Berat baginya meninggalkan Praha dan segala kenangannya, terutama avesti. Gadis yang baru di kencaninya tadi malam. Gadis malang yang harus tinggal sendirian, menghidupi dirinya sendiri dan berjuang untuk masa depannya.

Jinyoung ingat betul tadi malam, ketika avesti terlelap Jinyoung membuka sebuah buku diary berwarna biru, dengan pelan Jinyoung membacanya.

Kisah gadis bernama avesti rossena yang menderita karena broken home kedua orang tuanya. Yang berjuang untuk bisa lulus sekolah layaknya gadis lainnya, yang berusaha tampil elegant seperti gadis lainnya dan hidup normal seperti gadis lainnya. Dengan segala penderitaannya. Membuat Jinyoung enggan berpisah dan berjanji untuk suatu saat kembali lagi pada gadis itu.

"I Will back avesti, don't worry my rose" bisik Jinyoung kemudian mencium kening avesti sebelum dia pergi tadi pagi.

***

Avesti memandang kotak emas di depannya. Kotak yang baru saja di antar oleh Max.

Perlahan avesti membukanya. Sebuah  flashdisk dan barcelet berwarna gold dengan initial kecil huruf " j ". Dan sepucuk tulisan singkat.

Namun dia menutup lagi kotak itu, baginya akan menyakitkan jika dia mengingat Jinyoung lagi. Toh dia juga tidak akan datang.

***

Flight Log Arrival.

Momo sudah bersiap di exit menunggu Jinyoung. Beberapa fansite Jinyoung juga sudah menunggu.

Akhirnya yang di tunggu datang juga. Jinyoung berjalan keluar dengan sangat elegant. Kaos putih , jas ber- merek YSL , celana jeans dan sneakersnya.

"Oopa ... Opppa ...."

"Oppa .... Oppa ... "

Teriak para gadis-gadis itu, yang diteriaki hanya mengulum senyumnya. Matanya tertuju pada wanita dengan gaya tomboy yang sudah berdecak sambil tersenyum. Jinyoung bergegas menghampirinya.

" Long time no see Noona" kata Jinyoung sambil memeluk momo.

"Aigooo .... Bayiku sudah kembali" kata Momo sambil menepuk punggung Jinyoung.

Bukan rahasia umum lagi jika Jinyoung dan Momo manajernya sangat dekat seperti kakak adik. Penggemar dan nitizenpun tak sedikit yang membicarakan mereka. Bahkan mereka di juluki national patner goal.

Mereka kemudian bergegas menuju mobil Van hitam.

"Bagaimana liburanmu ?" Tanya momo membuka pembicaraan.

"Menyenangkan, sangat menyenangkan " kata Jinyoung sambil tersenyum.

"Aigooo ada apa ini ? Kenapa senyummu sangat mencurigakan?" Tanya momo seperti melihat sesuai di eye smile Jinyoung.

"Tidak .. apaan sih .... Noona" jawab Jinyoung dengan cepat mengelak.

"sudah baca jadwalmu minggu ini ?" tanya momo 

"sudah, untuk pemotretan aku masih belum mengerti " kata jinyoung sambil mengehal nafas. 

"jumat depan kita bertemu dengan pdnya untuk pemotrean. aku sendiri juga belum sepenuhnya paham dengan konsep itu" kata momo. 

jinyoung mengangguk. 

____________

"sepertinya tiramisu enak juga" 

monolog avesti pagi itu. dia membuat cookies untuk dibagikan diacara amal sahabatnya disalah satu panti asuhan di ujung praha. 

dia sudah membungkus cookies itu sesuai dengan rasanya ada strawberry, coklat, vanilla dan terakhir dia sedang membuat tiramisu. sekarang baginya bukan saatnya berharap yang tidak jelas tapi menata hidupnya agar lebih baik lagi. dia ingin pergi dari praha dan memulai sesuatu hal yang baru setalah tabungannya cukup tentunya. 

_____________

suara teriakan anak-anak panti yang tengah bermain terdengar begitu nyaring. canda tawa mereka sungguh pemandangan yang indah dan menentramkan hati. meskipun bukan rahasia lagi dibalik canda tawa itu pasti ada kesedihan. sedih karena tidak ada orang tua atau sedih karena tidak bisa menikmati hidup layaknya anak lainnya. 

"avesti roseya ....." seorang gadis bergigi gisul menghampuru avesti yang tengah duduk di halaman panti. 

"aku lelah " katanya dengan nafas terengah. 

"minumlah, " avesti tau yang dibutuhkan key sahabatnya itu. entah darimana akhirnya avesti dan key bisa jadi sahabat padahal dulu mereka adalah saingan hebat di SMA. avesti yang anggun dan key yang tomboy. 

"thanks, btw aku akan pergi " katanya tiba-tiba. 

"what ? maksutmu ?" avesti mengernyitkan dahi tidak mengerti. 

"aku akan ke london, aku diterima kerja disalah satu galery seni disana, proposalku diterima " kata key dengan mata yang berkaca-kaca. 

" oh ,, really ?" avesti memeluk sahabatnya itu. 

"im happy for you babe ...." avesti kembali terhanyut dalam kegembiraannya

"listen, you must be happy to roseya ..." kata key serius. 

"this one" key memberi sepucuk kartu nama 

"what this ?" avesti tidak paham

"aku kemarin pergi ke pusat kota untuk bertemu manajer galeri yang merekrutku. dia membawa temannya seorang wanita asia yang tengah mencari talent untuk project terbarunya. dia memberiku kartu nama ini. dan aku teringat dirimu roseya ,,, look dirimu sangat cantik aku yakin dia akan menyukaimu" key meyakinkan avesti. 

"im take this, nanti kalau aku minat aku akan menghubunginya" kata avesti 

key hanya mengulum senyum, dia tau sahabatnya sangat susah untuk di yakinkan.

-----------

-----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SENORITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang