Solver

146 17 3
                                    

Jinyoung menyeduh coffenya pagi itu dengan ditemani alunan musik Rnb milik dean sambil menatap layar handphonenya dan terkadang tersenyum sendiri. Benar saja headline berita pagi itu adalah kencannya dengan rose di rooftop kemarin. Tak sedikit nitizen yang berkomentar baik memaklumi, memberi saran atau hanya mampir untuk menghujat. Sudah biasa bagi jinyoung. Dan mungkin rose juga akan terbiasa.

Hari ini jinyoung sedang tidak ada pekerjaan. Sebenarnya dia ingin mengajak rose pergi ke busan tapi, katanya dia ada sesuatu yang ingin diselesaikan. Rahasia katanya, jadi jinyoung tidak bertanya lebih jauh. Rose memang selalu penuh rahasia.

Sementara itu ...

Rose sudah rapi dengan busana formalnya.

"Kau yakin sendirian ?" tanya jieun yang sedari tadi memandang rose dari ambang pintu.

"Aku harus menemuinya, jika tidak ini tidak akan berakhir sampai kapanpun " kata rose dengan sedikit membenahi anting sebelah kanannya. kemudian dia berbalik menatap jieun yang juga menatapnya. 

"iya aku yakin" katanya sambil tersenyum 

rose menenteng tas LV nya lalu turun bersama dengan jieun dan uigyeom. 

uigyeom berlari kecil menuju tempat parkir dan mengambil VAN nya. sebenarnya uigyeom sendiri tidak tahu rose ingin kemana. dia hanya menurut saja. 

" aku pergi " kata rose pada jieun dan memberinya sedikit pelukan 

" hati-hati " kata jieun. 

rose masuk kedalam van hitam itu. dia sedikit mengatur nafasnya. rasa gugup sudah menyelimutinya. 

"sebenarnya kita mau kemana ?" tanya uigyeom memecah suasana hati rose saat itu. 

"bertemu dengan zee " kata rose sukses membuat uigyeom terdiam. 

"ka... kau .. bisa tunjukkan alamatnya " kata uigyeom sedikit terbata. 

"ada apa ? apa kau amnesia bukankah kau yang lebih tau dari pada aku " kata rose sedikit menekan. 

"hhahh apa yang kau maksut rose " kata uigyeom

"sudahlah oppa, aku tidak masalah kalau dekat dengan unnie ku. aku juga tau hubungan kalian dan kau yang membocorkan segala informasi tentangku padanya. jangan pura-pura lagi. bawa aku kesana dan ada yang ingin aku bicarakan dengannya" kata rose. uigyeom menghela nafas panjang. dan menancapkan gas vannya. 

***

"apa kau sibuk ?" 

"tidak, aku sedang dirumah ada apa noona?" tanya jinyoung kepada seseorang di telpnya. 

" rose menemui saudranya, aku sedikit khawatir" kata jieun di seberang

jinyoung berdiri dan sedikit merasakan sebuah kemarahannya. dia hanya khwatir jika rose akan mengalami depresi lagi. 

"aku akan menyusulnya, kau bisa beri tau dimana ?" tanya jinyoung. 

"aku tidak tau. dia bersama uigyeom" jawab jieun. 

"baiklah aku akan menelpon uigyeom hyung kalau gitu, kau tidak usah cemas" kata jinyoung. 

dia menutup telpnya dan bergegas mengambil jacket dan kunci mobilnya. Sebenarnya jinyoung tidak menyangka kalau rose seberani itu. Terakhir kali saja dia harus menghilang untuk meredam depresinya. Dengan sedikit langkah tergesa-gesa jinyounng menuju ke BMWnya. Dengan tetap menelpon uigyeom tentunya. Astaga ini membuatnya sangat frustasi.

"ish ... uigyeom hyung ,, kenapa kau tidak mengangkat telpnya" geram jinyoung dengan tetap melajukan mobilnya sesuai dengan instingnya.

Uigyeom memarkir mobilnya tepat di sebuah mansion megah di daerah pyeonchang.

SENORITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang