Day 7. Mencoba.

3.7K 386 79
                                    

Sedang tidak mood sebenarnya. 😅😅

Tapi apa mau di kata?~ kalau kelamaan tidak publish pun pasti tidak baik. 😎🙈

Okeh...langsung lanjut saja la ya.

Next.

... ... ...

Pagi di kediaman Sasuke di sambut dengan pemandangan Naruto tengah memasak di dapur,memotong beberapa jenis sayuran dan ikan. Seolah memasak dan membersihkan rumahnya adalah rutinitas paginya yang sudah mendarah daging,dan yang membuat Sasuke lebih takjub adalah Naruto sempat bersih - bersih,memasak untuknya,dan menyiapkan pakaian kerjanya setelah ia mandi.

Entah Sasuke harus bersyukur atau justru miris,karena Naruto yang notabene nya baru ia kenal beberapa hari,ditunangkan paksa dengannya,bahkan ia sudah berlaku kasar pemuda itu tetap menjalankan apa yang ingin ia jalankan sebagai..Yah..tidak salah bukan jika Sasuke menyebut menjalankan kewajiban sebagai istri?! Mengingat si pirang itu mengurusnya dengan baik,setiap ia berangkat bekerja sampai pulang bekerja,ia juga sabar dalam menghadapi sikap kasarnya,selalu memaafkan dirinya walau ia salah.

Beda dengan Sakura sekalipun mereka menjalin hubungan sudah cukup lama,wanita itu sama sekali tidak pernah menunjukkan perhatian padanya. Hanya menuntut,menuntut,dan menuntut. Sekali nya wanita itu perhatian pasti terselip sesuatu yang ia inginkan darinya,terkadang Sasuke bosan dengan semua itu. Tapi..ia juga sudah menjanjikan untuk mengikat tali pernikahan di hadapan kedua orang tua Sakura.

Apa yang harus Sasuke lakukan?! Tentu saja memilih,walau Sakura itu adalah kekasihnya dalam waktu yang lama ia bisa saja berpindah hati pada Naruto sekalipun ia membenci Namikaze itu kan?! Tunggu,apa?!

Apa sekarang ia bisa menaruh sedikit perhatian pada Naruto?! Walau jujur ia masih bingung dengan apa yang ia rasakan mulai dari awal pertemuannya dengan si kuning itu,terlebih igauan nya ketika ia tertidur. Ia penasaran dengan Naruto,ia ingin tahu lebih dalam lagi mengenai si pirang itu.

Sasuke tersenyum geli melihat si pirang di sana tengah asik berkutat dengan botol saos tomat yang begitu sulit untuk melepas segelnya,lihatlah setiap ekspresi yang ditimbulkan pemuda itu. Bibir mengerucut,dahi berkerut,tatapan tajam yang gagal dari mata biru bulat nya,dan terkadang ia menunjuk botol tersebut kemudian bergumam sumpah serapah. Hell!! Ada juga manusia jenis seperti ini,pikir Sasuke.

"Kau tidak bisa membuka ini?!"

Naruto terkejut ketika tangan putih susu terulur merebut botol di tangannya,mata biru itu menatap Sasuke yang dengan mudahnya membuka segel tutup botol tersebut tanpa kesulitan sedikit pun. Ia jadi malu sendiri hanya karena masalah kecil tidak bisa ia selesaikan.

"A-anu...segelnya terlalu keras,aku kesulitan karena segel nya."

"Kau bisa minta bantuan kan?!"

"Pada siapa aku minta bantuan?! Pada security di depan?! Atau pada mu yang masih di gym?! Bisa - bisa masakan ku hangus."

"Selagi itu menguntungkan."

Semakin lama di perhatikan Sasuke baru sadar jika wajah Naruto pucat tidak seperti biasanya,apa karena semalam?! Pikirnya sambil mengangkat dagu Naruto.

"Wajah mu pucat. Kau sakit?!"

Jantung Naruto berdetak tidak beraturan,dengan segera ia memalingkan wajahnya sambil menyentuh dadanya. Yah..setelah bangun pagi ia merasa tidak enak memang,tapi kenapa Uchiha satu ini harus peka?!

"Tidak..aku tidak apa,terima kasih sudah mencemaskan ku."

"Bukan masalah. Dobe,masakan mu hangus."

14 Day's Goes to Sleep Forever.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang