Day 14. Hidup.

5.8K 408 671
                                    

Hay hay hay...kembali ke pik yang satu ini.. 😆👏👏

Akhirnya sampai juga di hari terakhir,terima kasih sudah mau setia bersama saya di proyek 1 ini ya. 🙆🙏🙏

Semoga kalian juga masih stay bersama saya di proyek yang lain. 🙏🙏  okeh...cukup sampai di sini,mari kita lanjut.

Next.

***

Naruto menatap datar tisue yang ada di tangannya,kemudian tersenyum lemah dan membuang tisue ditangannya ke dalam tong sampah di dekat meja konter.

Tangannya kembali memegang sendok penggorengan dengan tangan sebelahnya lagi yang memegang kepalanya,sangat pusing hingga membuat tubuhnya ingin tumbang.

Merasa ada yang salah Naruto pun mengecilkan api kompor dan melihat tangan nya yang tadi memegang rambutnya,rontok. Begitu banyak helai pirang nya yang berguguran,menghela nafas lelah Naruto pun segera membuang helai rambut nya ke tong sampah dan mencuci tangannya di wastafel,kemudian kembali ke masakannya.

Sambil tangannya bergerak sambil otaknya bekerja,bibir nya pun tersenyum miris dan tanpa sadar air matanya mengalir keluar dan jatuh ke dalam masakan yang tengah ia olah.

"Maaf Sasuke."

Bisikan itu terdengar sangat menyedihkan,ia merasa seperti ada penyesalan dalam dirinya,terus menangisi nasib tanpa tahu jika seseorang memperhatikannya dari ambang pintu. Kaki jenjang itu berjalan dengan perlahan tanpa menimbulkan bunyi,di bibir tipis itu bertengger senyum kebahagian yang begitu lembut,terus berjalan hingga tangannya dapat meraih pinggang ramping istrinya.

"Kena kau!!"

"Astaga Sasuke! Kau mengagetkan ku tuan kolonel."

"Kaget dengan nada mu yang datar begitu?!"

"Huh!!"

Sasuke terkekeh geli sambil menyurukkan kepala nya ke ceruk leher Naruto,mengecup,menjilat,menggigit kecil,dan menghisap kemudian jadilah sebuah tato merah keunguan.

"Ngh...kenapa masih pagi pun kau ini sudah berbuat mesum?!"

"Hn?! Hal wajar yang dilakukan pada istri,jangan protes."

"Ish...menyebalkan!!"

"Ya aku tahu kau mencintaiku,begitu juga dengan ku yang sangat mencintai mu sayang."

"Yaaaaah...Teme jangan menjahili ku terus!! Dan lepas kan tangan mu dari pinggang ku,aku sedang memasak."

"Hahahaha...tidak mau,kau harum juga hangat. Enak di peluk."

Naruto tidak menjawab lagi,ia hanya tersenyum dan membiarkan si raven berbuat sesukanya,namun yang namanya Sasuke punya mata jeli melihat ada bekas air mata di pipi Naruto ketika ia hendak mencium pipi tan tersebut. Memang saat Sasuke mengagetkan nya tadi Naruto sempat melap air matanya dengan terburu,namun mata Sasuke tidak bisa dikelabui.

Tanpa banyak pikir Sasuke pun menjulurkan tangannya untuk mematikan api kompor,membuat Naruto hendak protes namun bungkam ketika Sasuke membalik cepat tubuhnya. Mereka saling berhadapan,mata mereka saling mengunci,sebelah tangan Sasuke terangkat dan menyentuh pipi Naruto. Ia pun memandang tajam si pirang,membuat nyali Naruto menciut.

"Kau menangis?!"

"Ha?! A...Sasuke aku..ya."

Pandangan Sasuke berubah sendu saat Naruto menjawab dengan terbata,ingin mengelak sebenarnya namun ketika ia melihat mata Sasuke yang menatap tajam sekaligus khawatir,Naruto pun jujur dengan suara yang lemah di bagian akhir. Kepalanya menunduk hingga menyentuh dada Sasuke,membuat perasaan si raven semakin tidak enak.

14 Day's Goes to Sleep Forever.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang