💚22

16.6K 1.5K 98
                                    

🌱🌱🌱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌱🌱🌱







"Jeno, makannya udah siap. Jangan sampe telat makan dong."

Sebulan sudah terlewati. Jeno yang sebentar lagi akan melangsungkan ujiannya, cukup membuat Jisa sedikit khawatir. Itu karena Jeno selalu belajar dengan keras, dan melupakan waktu untuk makan.

Bagus kalau Jeno memang bekerja keras untuk keinginannya. Tapi kalau begini, Jisa malah khawatir nanti Jeno akan sakit, apalagi minggu depan sudah mulai ujian.

Jisa sampai mengambil makanan Jeno dan dibawa kedalam kamar. Ditaruhnya sepiring nasi dan beberapa lauk itu diatas nakas.

Jisa berjalan mendekati Jeno, "Jen? Makan dulu, nanti lanjut lagi."

"ini nanggung bentar lagi, lagi tiga soal kok." kata Jeno yang tidak teralih dari buku tebalnya itu.

Jisa hanya menghela nafas. "yaudah."

Mendengar warna suara dari Jisa, Jeno menghentikan tangannya yang sedang menulis. Ia kemudian menoleh dan menahan tangan Jisa.

"suapin kalo gitu."

Jisa hanya melihat Jeno, kemudian mengusap rambut suaminya itu. "aku seneng kamu kerja keras kaya gini, tapi jangan lupain makan dong."

Jeno mengangguk mendengar kalimat istrinya, yang kini terlihat lebih berisi. Perut Jisa juga sudah sangat menonjol dan membuat Jeno gemas.

"iya maaf, gabikin kamu khawatir deh."

"yaudah aku suapin." Jisa mengambil piring dinakas tadi. Ia duduk disamping Jeno yang kembali fokus belajar.

Satu suap, dua suap, hingga habis, Jisa hanya tersenyum melihat bagaimana pipi Jeno yang penuh berisi makanan.

"kalau aku juara, boleh minta sesuatu ga?" ucap Jeno. Jisa terlihat bingung.

"harusnya aku dong yang minta. Kan aku doain suami aku biar ujiannya lancar"

Jeno mengambil segelas air putih yang sudah diambil Jisa tadi. Ia kembali menatap Jisa. "yaudah sama sama minta kalo gitu."

Jisa menaruh piring kosong itu diatas meja, ia kemudian menatap Jeno. "mau minta apa? Tapi jangan yang mahal, mana bisa aku beli."

Jeno malah terkekeh. "ini gabisa di beli sayang, cuma kamu yang bisa ngasi aku ini."

Jisa mengernyit. "ini yang dimaksud itu, apa?"

[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang