Sampai didepan rumah, Jeno langsung memarkirkan motornya ke dalam garasi. Tadi setelah mengantar Siyeon, ada sedikit yang membuat Jeno tak nyaman, yaitu, ibunya Siyeon menyuruh dirinya untuk sekedar mampir dan makan. Tentu Jeno menolak dengan lembut.
Jeno masuk kedalam rumah, ia melepas sepatu dan menaruh tas dengan asal dimeja ruang tamu.
"Jisa mana mah?" tanya Jeno pada ibunya yang baru saja keluar sambil membawa beberapa buku bekas untuk ditaruh di gudang.
"oh, Jisa? Lagi diajak jalan sih sama Jaemin, dari tadi udah nunggu kamu sih, di telfon juga ga diangkat."
Jeno menyatukan alisnya. "jalan sama Jaemin?"
"bukan jalan - jalan gitu, maksud mama, Jisa diajak Jaemin ke lapangan deket komplek nih, olahraga ringan. Ibu hamil kan harus."
"tadi tuh, Jaemin maunya cari kamu, tapi karena kelamaan, yaudah deh diluar rencana mau ngajak Jisa. Gausah cemburu gitu, udah gede." lanjut ibunya.
Jeno menggaruk keningnya yang tak gatal. "engga bukan cemburu... yaudah." Jeno langsung masuk ke dalam kamar. Ia segera berganti pakaian dan menyusul sahabatnya dengan istrinya.
.
Jisa berjalan pelan sambil menyentuh perutnya. Tapi ekspresi wajahnya tidak senang, melainkan sedikit sedih. Bibir bawahnya pun sedikit melengkung ke bawah
Jaemin juga berjalan santai, tapi dibelakang Jisa. Sekedar menjaga istri sahabatnya, Jeno.
Jaemin menghela nafas, bego harusnya gue ga buka tadi!!
Batin Jaemin.
Pasalnya, tadi Haechan mengirim gambar Jeno yang membonceng Siyeon di grupnya. Dan saat Jaemin membuka grup chatnya, Jisa tengah berada disampingnya dan melihat itu.
Haechan, tak sengaja melihat Siyeon yang memeluk Jeno saat tengah di bonceng, dan itu saat lampu merah.
"Sa, nangis lo?" tanya Jaemin.
Jisa menggeleng. Ia tidak menjawab, dan itu membuat Jaemin malah semakin bersalah. Padahal bukan karena dia.
Jisa menghentikan langkahnya, lalu ia berbalik menatap Jaemin.
"gue pengin pulang." katanya pelan.
"nanti aja lah. Jalan lagi, biar sehat."
"gue capek, Jaem." Jisa mengalihkan pandangannya.
Jaemin berdeham, ia mendekati Jisa dan memegang kedua bahunya, lalu membimbing Jisa untuk duduk dikursi kayu.
"jangan salah paham dulu, Jeno cuma nganterin Siyeon. Percaya."
Jisa terdiam.
"gue, percaya sama Jeno." ucap Jisa.
Jaemin memandang perut Jisa yang sudah besar itu. Lalu ia tertawa pelan. "gue gasabar lihat debay nih, jadi om deh gue ya." sengaja, Jaemin mengalihkan topik, dan itu cukup membuat Jisa ikut teralih.
Jisa sendiri mengusap perutnya, dan tersenyum.
"masih lama, gue juga gamau cepet - cepet."
"loh, kenapa?"
"enak aja, bawa anak kemana mana kaya gini."
Jaemin malah tertawa kembali. "ada - ada aja lo. Yaudah nanti kalo udah lahir, buat satu lagi sama Jeno."
Mendengar itu, Jisa memukul bahu Jaemin. "sembarangan."
"ya bener dong, kan lo bilang senang bawa anak kemana mana didalem perut gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️
Fanfic[17+] Masalah ini muncul karena kesalahannya sendiri. mungkin saja, Jeno bisa menyelesaikan nya. Terinspirasi dari film 'Jenny & Juno'