Aku sungguh terkejut. Apa apaan itu tadi. Bukan keinginanku untuk memergoki mereka, tapi apa yang mereka lakukan ditaman ini, tempat umum lagi. Gadis itu melepas paksa ciuman hot mereka saat mendengar langkahku. Napasnya terengah engah dengan wajah sudah memerah entah karena terik matahari siang ini. Atau karena adengan panas mereka. Dia melihatku tanpa malu. Merapikan rambutnya yang awut awutan. Hei, sepertinya aku pernah melihat wajah gadis itu.
Aku mencoba mengingat dimana melihatnya. Namun, aku tidak bisa mengingatnya. Perasaan aku pernah lihat disuatu tempat. Gadis itu pergi terlebih dahulu berjalan lekas. Meninggalkan pacarnya dibelakang.
Aku mencoba mengingat menggali memory diotak.
Aaaaah, bukan kah itu monica. Pacar kak Livian. Apa yang dilakukannya dengan laki laki lain. Atau mereka putus. Masak sih hubungan mereka hanya jalan seminggu saja. Atau gadis itu selingkuh dari kak Livian. Aku pikir, gadis itu lebih menyukai kak Livian ketimbang rasa sukaku.Entah lah, dilain sisi aku bahagia. Kalau ternyata dia memang benar menyelingkuhi kak Livian, itu tandanya hubungan mereka akan segera berakhir. Tapi, disisi lain aku juga sedih. Ternyata gadis yang disukai kak Livian tidak menyukainya.
Seandainya dia menyatakan perasaan padaku. Mungkin aku tidak akan pernah mengkhianatinya.
Meooong
Puss, kucing kak Livian menggesekkan bulu lembutnya di sneaker ku. Lantas ku gendong kucing itu dan membawanya dibangku taman.
Kutaruh kucing itu dipangkuan sambil memainkan bulu selembut sutra. Lucunya.
"Puss... dimana tuanmu...?"
Aku tidak melihat kak Livian di cafetaria. Aku dengar dari Tanaya, kalau kak Livian berhenti bekerja. Lantaran Anak kelas 12 sedang sibuk sibuknya untuk ujian akhir, kelulusan. Aku rindu.
Aku ketaman ini ingin melihat kak Livian. Nihil, aku hanya menemukan puss disini.
Saat kembali ke kelas. Aku melihat banyak kotak persegi dibungkus rapi diatas meja Tanaya. Gadis itu melambai kearahku. Dan menjejalkan paksa kotak tersebut dibawah meja. Dan separuhnya lagi dia masukkan kedalam tas. Dia mendapatkan hadiah sebanyak itu hari ini.
"Apa hari spesial sekarang?"
Aku bertanya pada Tanaya padahal aku tahu, kalau hari ini kak Livian ulang tahun, namun kak Livian menghilang bagai ditelan bumi.
"Livian ulang tahun sekarang. Tapi kenapa aku harus jadi portirnya...." Tanaya berbisik dan senyum miris.
Yakinlah, dari banyaknya kado didalam tas Tanaya. Terdapat kado milikku Tanpa diberi nama. Tadi pagi dengan sembunyi sembunyi aku memasukkan kotak persegi dibungkus warna kuning kedalam laci belajar Tanaya. Berharap nanti Tanaya memberikan pada Livian.
Hadiah itu sudah aku persiapkan jauh jauh hari waktu aku menang lomba foto.
"Tanaya, itu namanya amanah. Kau harus memberikan semuanya pada kak Livian..."
"Ya aku tahu. Untung kak Livian tidak ulang tahun setiap hari... Merepotkan saja.." gerutunya.
Tanaya mengambil kado dengan bungkus warna kuning dan menaruh kado tersebut diatas paha. Itu punyaku.
Tanaya membolak balik kado tersebut. "Kok nggak ada namanya...?" Ujarnya ingin tahu.
Aku mengambil kado tersebut dan membenamkannya kedalam tas Tanaya. "Berhenti ingin tahu..."
Lalu dia mengeluarkan kotak persegi panjang dibungkus warna merah jambu. Disana tertulis Sonia.
Alis Tanaya naik seperkian centi. Dan matanya berbinar jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyna, How Are You (End)
Novela Juvenilseorang gadis yang mencintai kakak sahabatnya dalam diam. hanya melihat dari kejauhan lebih dari tujuh tahun. Setelah menceritakannya kepada sahabatnya. terjadi hal yang merenggut seluruh kehidupannya. cintanya. dan sahabatnya. Ya koma.. reyna.. kom...