chapter 29

6.6K 202 14
                                    

Musim telah berganti sebentar lagi musim gugur akan memasuki bulan Oktober, sebulan telah berlalu. Dan sekali lagi Reyna melewatkannya.
 
Livian memandangi pepohonan menguning serta jalanan yang ditutupi daun berguguran Dari atas balkon. Angin sore terasa menyejukkan.

Tanaya berdiri dibelakang Livian. Menghembuskan napas pelan, melangkah tenang dan berdiri disisi Livian.
 
“Selamat ya kak, kau naik jabatan...” Ucapnya pelan. Beberapa hari ini Tanaya mencoba melupakan insiden dimasa lalu antara Livian dan Reyna. Asalkan nantinya Livian akan membayar semuanya. Dan memohon maaf pada Reyna.
 
Omong omong, Livian menjadi ketua tim pemasaran di tempat dia bekerja. Sedikit lagi, dia mencapai kesuksesan dan diangkat menjadi manager, tidak lepas karena dia loyal dan gigih diperusahaan terbesar tempat dia bekerja.
 
Livian senyum kecil. Menyandarkan punggung dipagar balkon, menghadap kedalam.
 
“Apa kau tahu kabar Reyna saat ini?”
 
Ya, selama sebulan penuh, dia tidak sempat melihat Reyna. Karena kantornya sedang sibuk dan lembur tiada habisnya. Apalagi Jenny membuatnya tidak bisa bergerak. Wanita itu pindah ke kantor cabang dan setiap pulang kantor selalu singgah kekantornya untuk pulang bersama. Karena kantor mereka berdekatan.
 
 Sampai sekarang Tanaya belum tahu kalau Jenny sudah pindah di inggris. Dia tidak mau Tanaya khawatir dengan hubungannya. Toh, dia tidak punya perasaan apa apa lagi dengan Jenny. Yang tidak Livian mengerti, kenapa Jenny lebih getol mengejarnya ketimbang Ben. Beberapa kali dia membahas Ben, namun Jenny selalu mengelak tidak mau mengungkit. Mungkin dia sendiri yang akan menghubungi Ben suatu saat nanti. Capek juga selalu diikuti oleh wanita itu disaat hubungan mereka sudah berakhir. Walaupun hanya Livian yang memustuskannya.
 
“Dia, masih seperti itu. Tapi, sekarang dia tidak menggunakan masker oksigen. Dokter bilang, pernafasannya lancar. Aku senang, kemajuan Reyna semakin pesat. Aku rasa sebentar lagi dia akan terjaga dan kembali pulang...” ungkap Tanaya menerawang. Tidak sabaran bertemu Reyna. “Aku merindukannya..” tambahnya.
 
Livian juga ikut senang jika itu benar. Walaupun semakin Reyna membaik semakin kecemasan melandanya. Cemas respon apa yang akan di berikan Reyna untuknya. Bahagiakah, sedihkah, atau membencinya.
 
“Apa Reyna akan tetap menyukaiku setelah dia sadar...?” Ya, inilah kecemasan terbesarnya. Apa Reyna tetap menyukainya?
 
“Kenapa kau bertanya seperti itu, disaat kau tahu jawabannya...”
 
“Apa? Aku benar benar tidak tahu...” Livian bingung. Dia tidak yakin, setelah melakukan kejahatan sebesar itu Reyna masih saja menyukainya.
 
Tanaya memutar bola mata. “Yang benar saja Livian. Tentu saja dia masih menyukaimu. Aku masih ingat dia menceritakanmu dengan manisnya. Dengan jelasnya dia bilang menyukaimu selama 7 tahun. 7 tahun... !!! aku rasa tidak ada hari sedikitpun untuk membencimu...”
 
“Kenapa dia masih menyukaiku...? Apa kau tidak salah dengar...?”
 
Tanaya menerawang, dia yakin Reyna bilang suka bukan benci. “Entahlah, kau tanyakan saja padanya nanti...”
 
Dering ponsel Tanaya berdengung bak lebah. Dia terpaku sejenak melihat nomor yang tertera dilayar ponselnya.
 
“Siapa?” Tanya Livian juga ikut penasaran.
 
“Nomor rumah Reyna...”
 
Darah mereka berdesir hebat, juga dengan jantung mereka. Tidak biasanya Mrs. Paula menelepon.
 
“Halo....” Tanaya mendengar penjelasan Mrs. Paula. Matanya berkaca kaca. Tanaya membekap mulut dengan kedua tangan. Dan mulai terisak. Buat Livian tidak mengerti.
 
“Ada apa..? Jangan jangan Reyna...?”
 
“Dia... siu...man...” sela Tanaya Patah patah.
 
****
 
Selama perjalanan kerumah Reyna. Banyak kehawatiran menyelubungi hatinya. Harusnya dia merasa senang Reyna siuman kan?. Tambah pula sekarang jantungnya kerja rodi. Keringat dingin mengucur deras di punggung Livian saat dia menyeret langkah kekamar Reyna. Tanaya disampingnya tidak henti menyeka Air mata dipipi. Dan bibir selalu terkembang. Kenapa dia tidak bisa tersenyum? Apa karena rindu dan cemas yang menyatu.
 
Kamar Reyna sudah domodifikasi. Luas, modern dan mewah

 Tanaya langsung menerjang Reyna, memeluk sahabatnya begitu erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 
Tanaya langsung menerjang Reyna, memeluk sahabatnya begitu erat. Berkali kali mengatakan bahwa dia sangat merindukan Reyna.

Reyna tersenyum lemah, tangan ringkihnya terangkat. Mengusap pipi Tanaya penuh sayang.
 
Livian masih mematung didepan pintu, mengawasi gerak gerik Reyna. Disaat jantungnya tidak bisa diam. Dadanya semakin sesak saat Reyna mengalihkan mata kearahnya. Menatap nya lama tanpa berkedip. Ekspresinya  pun sulit dibaca bagai benang kusut.
 
Livian senyum canggung, perlahan mendekat. Semua orang juga melihat kearah mereka. Kearah intereksi diam mereka. Menebak apa kata pertama yang diucapkan Reyna untuk Livian. Yang mereka semua tahu. Livian adalah laki laki yang sangat dicintai Reyna.
 
“Apa yang dia lakukan disini?”

Suaranya masih lemah namun jelas terdengar ditelinga Livian. Dan orang yang bertanya itu adalah Reyna.
 
Tanaya melotot kaget. Berdiri dari posisinya yang semula memeluk Reyna. “Apa dia hilang ingatan Mrs. Paula...?” Tanya nya. “Apa kau tidak mengenal Livian, Rey?” Tanya Tanaya pada Reyna. Dan kembali duduk disamping Reyna.
 
Reyna mendengus. Ya, mendengus. Livian tidak salah dengar. Saat Reyna menatap dia seruncing anak panah.
 
“Tentu saja aku mengenalnya. Kami saling membenci satu sama lain. Bukan begitu Livian???" Tukas Reyna masam.
 
Tanaya tekejut untuk kedua kali. Sekarang dia benar benar terlonjak dari tempat tidur yang dudukinya. Dia tertawa sekeras Kerasnya. Sangat keras malah.

Sebenarnya apa yang dilakukan Tanaya tidak sopan. Tapi, ini sangat lucu buatnya. Bagaimana Reyna yang selalu mencintai Livian tiba tiba berubah membencinya.
 
“Apa tuhan mengabulkan doa ku...???" Tanaya bertanya lebih kepada dirinya. Karena dia pernah berdoa semoga Reyna membenci Livian jika gadis itu sadar. Tapi, dia tidak menyangka ternyata doanya terkabul.
 
MR. Richadson dan Mrs. Paula tentu saja bingung. Dan mereka memanggil dokter untuk memeriksa Reyna.
 
Livian dan Reyna masih saling memandang. Livian tentu saja tidak mengharapkan ini. Hatinya sungguh kecewa. Dia harus menanggung semuanya dan membujuk Reyna untuk memaafkannya lebih keras lagi.

TAMAT

Eits.. jangan sedih dulu. Sebenarnya tamat untuk seasson ini ya. Soalnya autor bakal bikin seasson dua nya. Karena di seasson dua akan memasuki babak baru dengan judul PUNCAK KENIKMATAN(21+). Eittt.... ini cerita agak dewasa ya..

Terimakasih udah baca ceritaku.

Jangan lupa tinggalkan jejak..

Padang, 29 september 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reyna, How Are You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang