Demonstrasi

958 111 2
                                    

Pemikiran manusia daur ulang dari hal-hal serupa
Tak ada yang baru di bawah terik matahari, seperti kata pepatah
Seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan dan dua ribu sembilan belas, masih sama saja
Gas air mata, jas almamater, aparat beringas, pasta gigi, semprotan air, nasi bungkus, liputan berita, dan bendera merah putih--yang kurang hanya jumlah orang hilang
Bela nasib rakyat tertindas: apa bisa?

Sekarang demonstrasi bisa diromantisisasi,
Tapi katakanlah besok kita jadi gelandangan, hilang semua privilesi
Tak lagi makan empat sehat, lima sempurna, enam pamer di media
Tak bisa unggah status kritis yang bikin sanubari meringis: apa biasa?

Pejabat masih sama, naik panggung demi panggung cari untung
Atau kita yang menolak berubah, terima saja lalu terlambat berulah
Demonstrasi siang hari, pesta pora malam hari, masturbasi ego di penghujung hari
Hewan-hewan masih terbakar, kita turun ke jalan tapi enggan turun ke hutan
Tak apa, yang penting di publik berlagak pakar tak terkendali makar: apa terbiasa?

Kita turun ke jalan, naik ke pemakaman
Kita turun ke jalan, menuju kepunahan

***


September 2019
Publish ulang.
Terima kasih banyak untuk yang sudah turun ke jalan menyuarakan rakyat.

Kenopsia (Kumpulan Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang