Aku amuk badai yang reda oleh sapaanmu
Sesingkat remah kabar yang kemudian menguar
Sebab aku tahu, aku pernah punya rumah
yang meski imaji, buatku sempat terarahAku kilat yang menyambar keriangan orang-orang
Merusak senyuman jadi serpihan, semata berang
Sebab aku tahu, jalurku padamu tak berseteru
yang meski kucoba, selalu bertemu jalan buntuAku hujan yang mencari jawaban
Tetap tak pahami
bahwa kau bukan mentari, hanya jelmaan
dari cerah yang tak sanggup kumililiki
Tapi aku tahu, daratan di bawahku kelak landai
yang meski jauh, guruh sesakku di sana memuai***
April 2020
Pernah nanya ke seseorang, "Is it important to find significant other? Bagaimana kalau cuma punya diri sendiri?"
Dan jawaban dia, "You are significant. Dirimu sendiri sudah cukup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenopsia (Kumpulan Puisi)
PuisiKumpulan puisi keempat (2019-2021). Kenopsia, n. the eerie, forlorn atmosphere of a place that's usually bustling with people but is now abandoned and quiet. (Harap mencantumkan sumber setiap repost/share) Highest Rank: (pernah) #2 in #Poem, #1 in...