Sebelum pagi, aku bermimpi
jelajahi warsa belia lagi
semata mengintip:
jejak-jejak muda di sana,
bangunku memuja rasa, bila bukan cuaca
ingin mengais cerah, meski sepintas sajaJelang siang aku menggelandang
hubungi sahabat yang kian berjarak
oleh alibi syariat, ekspektasi masyarakat
geliatku menerka rasa, bila bukan cuaca
berlumur hujan kesiangan, bertanya-tanya,
apa kawan hanya selingan
sebelum pelaminan?Malam ini, aku terjaga
dengan benak beriak
semata tersadar:
belia telah mampus, oleh waktu dihunus
geramku memaki rasa, bila bukan cuaca
badai tak pernah lari, dan mentari
hanya sinari mereka yang berbahagia
bukan aku, yang terkungkung masa laluCuaca, mengapa kini tertawa?
***
Oktober 2019
Ketika sahabat menikah, kamu kehilangan separuh dirimu sedangkan dia menemukan separuh dirinya.
Terima saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenopsia (Kumpulan Puisi)
PuisiKumpulan puisi keempat (2019-2021). Kenopsia, n. the eerie, forlorn atmosphere of a place that's usually bustling with people but is now abandoned and quiet. (Harap mencantumkan sumber setiap repost/share) Highest Rank: (pernah) #2 in #Poem, #1 in...