Sebenernya aku mau update tadi malam tapi malah ketiduran dan sempetnya sekarang jadi maklumi ya reders😊
Kasih komen jika ada typo berterbangan ya reders
Happy reading😍
🌼🌼
Lira menatap bingung Asya yang sedari tadi senyum-senyum sendiri. Tumben-tumbenan Asya menampakan senyumanya yang ayu itu didepan umum seperti sekarang, ataukah Asya sekarang sedang sakit?
"Sya are you okay?"
"Yes, i am okay" jawab Asya dengan cengiran setelah sebelumnya ia sempat tersentak kaget dengan pertanyaan Lira barusan
"Terus kenapa lo senyum-senyum gaje gitu?"
"Sebenernya gue, eum""Eum, apa?" Tanya Lira bingung karena ucapan Asya yang menggantung.
"Eum, gue sebenernya gak tau diri gue kenapa Ra"
"Lah"
"Ra lo pernah enggak senyum-senyum sendiri kayak gue gini?" Tanya Asya dengan memajukan kepalanya untuk lebih dekat dengan Lira.
Lira memundurkan kepala Asya dengan telunjuknya "pernah deh, kayaknya"
"Terus itu karena apa?"
"Karena gue lagi happy biasanya, atau mungkin lagi jatuh cinta" jawab Lira dengan kerutan didahinya
"Tunggu, lo kok jadi cerewet ya Sya?" Tanya Lira saat ia baru menyadari perubahan Asya yang menjadi cerewet.
"Ish, orang gue nanya bukan cerewet" bela Asya
"Tuh tuhkan cerewet" telunjuk Lira menuding-nuding Asya tepat dihadapan Asya.
Asya memanyunkan bibirnya tak suka dibilang bahwa dirinya cerewet. Masa iya ia cerewet?
"Tapi enggak apa sih Sya lo cerewet, justru itu bagus artinya lo ada kemajuan enggak dingin-dingin amat jadinya"
"Maksud lo kemajuan?"
"Gini ya gue perhatiin lo semenjak dekat dengan Ditya, lo tu makin hari makin berubah contohnya jadi sering senyum gitu" Asya mengerutkan dahinya mendengar penuturan Lira. masa iya sih, tapi kenapa ia sendiri tak menyadarinya?
"Tapi kok gue enggak sadar?"
"Ya karena lo enggak sadar bahwa hati lo tuh sebenernya udah kebuka buat Ditya" ucap Lira
"Tapi gue pikir gue belum bisa buka hati gue kembali"
"Itu karena lo pakek otak enggak pakek hati" ucap Lira dengan menunjuk dada Asya
"Makanya lo tuh harus banyak-banyak belajar dari gue yang udah berpengalaman," saran Lira tetapi terbesit kesombongan didalamnya
"Dih"
"Di kasih saran malah enggak mau"
"Gini aja deh Sya, denger-denger kan Ditya lagi berusaha memperjuangkan lo tuh masa lo enggak kasian sama dia yang lagi memperjuangkan lo dan lo cuma kasih respon cuek seenggaknya kasih respon positif kek" Asya tampak sedikit terpengaruh oleh perkataan Lira, tetapi kemudian ia berpikir bahwa kemarin ia telah berkata kepada Ditya untuk mencoba membuka hatinya dan bukankah itu respon yang positif? Lalu untuk apa ia ambil pusing lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
DITYASYA
Jugendliteratur[FOLLBACK DM YA😇] Kisah antara dua remaja yang memiliki sifat saling bertolak belakang. yang satu dingin dan yang satu ramah Kisah Ditya yang mengharapkan adanya keadaan timbal balik dalam perjuanganya. Kisah Asya yang ingin melupakan bayang-bayang...