25. Flashback🌼

49 12 3
                                    


Happy reading guys😍

🌼🌼

Pandangan laki-laki itu lurus kearah bawah rooftop yang memperlihatkan kedua remaja, ia memperhatikan kedua remaja itu bergantian dari atas rooftop kemudian pandangan terakhirnya terarah pada remaja perempuan yang tengah berbincang-bincang dengan badboy-nya sekolah lalu ia mengeluarkan smirknya.

Edwin.

Laki-laki itu adalah Edwin.

Ia mengeluarkan seputung rokoknya lalu mematiknya dengan korek api yang ia bawa dan menyesapnya, membuat asap rokok keluar dari hidungnya hingga menimbulkan kepulan asap-asap yang melingkar diudara

"Gue gak akan lupa sama kejadian dulu Sya" lirih Edwin yang tersirat akan kepedihan

"Rasa yang gak akan pernah hilang disaat gue liat lo"

Edwin termenung mengingat kejadian dimasa lalu, kejadian yang telah mereka lalui, dirinya, Asya dan dia...Zeya.
Mereka bertiga adalah sahabat sejak mereka duduk dikelas dua SMP, hari-hari mereka dilewati dengan canda tawa rasa persahabatan itu terus berkembang hingga timbulah kata 'cinta' cinta yang sesungguhnya dalam artian menyukai hingga persahabatan itu hancur berantakan, ketiga remaja itu mengalami kerenggangan dalam berkomunikasi
Kemudian setelah beberapa lama mereka mengalami kerenggangan mereka dipertemukan kembali dengan keadaan yang berbeda tak seperti awal mereka menjalin hubungan persahabatan sudah terdapat rasa canggung didalamnya, rasa kemarahan, kekecewaan, dan kepedihan yang dirasakan ketiga pihak.

Edwin merasakan sekujur tubuhnya memanas karena menahan kemarahan yang termat besar tetapi harus dengan siapa ia menyalurkanya seperti, dalam kejadian itu semua adalah korban, korban dari rasa 'cinta' yang mereka timbulkan.

Edwin mengadahkan wajahnya menghadap langit biru menahan agar bulir air matanya tak menetes kemudian menyesap rokoknya sebelum ia membuangnya
Ia meninggalkan rooftop bersamaan dengan Asya dan Randi yang meninggalkan lapangan

🌼🌼


"Pelan-pelan" lirih Raya karena Ditya memapahnya dengan tidak sabaran
"Gue keburu ada perlu Ray"

"Jadi lo enggak ikhlas nolongin guenya Dit?" Ditya memasang tampang cengonya sejujurnya bukan tak ikhlas ia memang ada urusan mendadak yang harus segera diselesaikan dan jika sudah dikatain seperti ini mana enak hati ia meninggalkan Raya sendirian dikelas sedangkan teman-temanya lagi mengganti pakaian

"Ikhlas kok, tapi emang lagi ada urusan aja Ray"

"Ya udah kalo gitu temenin gue sampe temen-temen gue dateng"

"Enggak lama kan tapi?"

"Kali aja temen gue langsung pada kekantin" kompor Raya dengan melirik Ditya yang sepertinya sudah gelisah di tempatnya berdiri
"Kalo gitu kita langsung kekantin aja" bertepatan dengan itu teman-teman Raya datang dengan membawa baju olahraga ditanganya masing-masing dan kemudian menyimpanya diloker

"Udah dateng. Gue cabut, get well soon Ray" Ditya lari dengan cepat sehingga tak sengaja ia menabrak teman sekelanya Raya tapi ia tak mengiraukan itu yang ia pikirkan adalah bertemu dengan Asya saat ini

*

Susu kotak rasa strawberry itu tepat berada di hadapan Asya, Asya mengambil susu itu untuk diletakan dipangkuanya
"Di minum" suara bass itu mengintrupsi Asya tapi Asya tak memperdulikanya

DITYASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang