Happy reading❤🌼🌼
"Siapa yang kesini?"
Batin Asya. Ia menatap gundukan tanah itu beserta sebuket bunga mawar yang lebih besar dari pada buket bunga yang ia bawa"Edwin" lirihnya saat ia menemukan kemungkinan siapa orang yang kesini karena tak mungkin orang lain mengetahui bahwa Zaya menyukai bunga mawar ungu.
Asya tak lagi memedulikan siapa pemberi bunga itu, kini dirinya telah berjongkok disamping makam Zeya. Ia meletakan bunga mawarnya sejajar dengan buket bunga yang entah siapa pemberinya.
"Hai"
"Gue dateng lagi"
"Seneng enggak"
"Berasa bodoh tau gak sih ngomong sama orang yang udah enggak ada, tapi enggak papa gue yakin lo suka karena gue disini"
"Gue kangen Zey"
"Apa disana lo udah ketemu sama pangeran lo seperti yang lo tulis di buku diary"
"Tapi kayaknya belum deh soalnya pangeran lo masih ada di dunia"
"Sebenernya gue kesini cuma mau ngasih bunga sih, eh pas kesini udah ada yang ngasih duluan tapi enggak papa kan yang ngasih beda,"
Asya termenung menatap gundukan tanah itu. Ia memikirkan seharusnya dulu ia tak mengatakan perasaanya yang seaungguhnya kepada Zeya hingga membuat gadis itu terluka, hingga membuat gadis itu menjadi korban atas perbuatanya
"Seharusnya gue enggak pernah suka sama Edwin"
"Seharusnya lo duluan yang ngomong suka Zey, biar gue ngerti"
"Tapi lo aja ngeluarin sepatah kata enggak bisa gimana gue ngerti perasaan lo"
Ya. Zeya adalah gadis tunawicara dan dari kekurangannya itu ia sering di bully membuatnya hanya bisa memiliki dua teman disekolah yaitu Asya dan Edwin tetapi setelah insiden Asya mengatakan kepadanya bahwa ia menyukai Edwin membuat Zeya sakit hati dan akhirnya persahabatan itu rusak kala pernyataan itu sampai ketelinga Edwin. Di saat Asya mengatakan bahwa ia menyukai Edwin disitu pula Zeya ingin memberitahu Asya bahwa ia menyukai Edwin tetapi dirinya terlambat karena Asya yang mengatakanya terlebih dahulu.
Zeya berpikir untuk apa ia mengatakan kepada Asya bahwa ia juga menyukai Edwin karena pasti Edwin akan memilih Asya yang sempurna ketimbang dirinya yang tunawicara. Dan ternyata benar seminggu setelah insiden itu Edwin dan Asya resmi berpacaran, mendengar kabar dan menyaksikanya dengan matanya sendiri Zeya sangat terpukul hingga membuatnya memikirkan hal itu terus menerus.
Seminggu setelah resminya hubungan Asya dan Edwin muncullah kabar duka bahwa Zeya meninggal dunia karena tertabrak oleh truk. Asya yang mendengar kabar bahwa sahabatnya meninggal tak kuasa menahan tangisnya. Ia terus mencari apa penyebab kematian Zeya dan dari berita yang ia dapat bahwa Zeya meninggal karena tabrak lari dan orang yang menabrak Zeya telah mendekam dipenjara.
Asya memutuskan untuk mengakhiri hubunganya bersama Edwin tepat setahun setelah Zeya meninggal karena ia mengetahui dari buku diary milik Zeya bahwa Zeya juga menyukai Edwin maka dengan itu ia bertekad untuk tak menjalin hubungan lagi bersama Edwin. Setelah putusnya Asya dan Edwin keduanya saling merasa canggung untuk berbicara hingga mereka lulus SMP, bahkan sampai sekarang keduanya masih canggung untuk sekedar menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DITYASYA
Teen Fiction[FOLLBACK DM YA😇] Kisah antara dua remaja yang memiliki sifat saling bertolak belakang. yang satu dingin dan yang satu ramah Kisah Ditya yang mengharapkan adanya keadaan timbal balik dalam perjuanganya. Kisah Asya yang ingin melupakan bayang-bayang...