07 'HONEY AND MOON'

3.2K 205 6
                                    

"Mianhae, kamu harus menghadapi hal ini secara tiba-tiba," ujar Baekhyun sambil menoleh ke arah Irene. Mereka sedang berada di pesawat akan menuju ke Paris untuk Honeymoon. Lebih tepatnya ini rencana Soyeon yang tidak ingin lebih lama menunggu untuk menimang cucu.

"Gwaenchana, harusnya aku yang lebih mencemaskanmu karena pagi ini kau baru saja pulang dari LA," balas Irene sambil mengusap lengan suaminya itu. Mendengar itu, membuat Baekhyun tersenyum tipis. Benar, satu hari sesudah menikah Baekhyun harus mengurus pekerjaannya dengan rekan kerjanya di Amerika. Ia menyesalinya karena harus meninggalkan Irene beberapa hari, takut istrinya itu merasa kesepian.

Baekhyun juga sudah mengusahakan untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari target. Ia pun berhasil pulang ke Korea dalam jangka waktu 3 hari dari seminggu, namun konsekuensi yang ia dapat yakni kurangnya istirahat.

"Kamu ngantuk, kan? Sini bersender padaku. Kita akan melewati jam penerbangan yang lumayan memakan waktu banyak," kata Baekhyun sambil menarik lembut sisi wajah Irene supaya gadis itu meletakkan kepalanya di pundaknya.

"Kau juga," sahut Irene ikut menarik sisi wajah Baekhyun supaya saling bersender dengan kepalanya supaya mereka tidur dengan nyenyak. Diam-diam mereka saling tersipu malu lalu menahan senyum. Baekhyun semakin mempererat genggaman tangan mereka.

***

"Dear passengers, welcome to Paris, we have landed at Charles de Gaulle Airport, we invite you to stay seated until the aircraft has stopped perfectly in its place and the seat belt sign lights are turned off."

Pramugari announce terdengar, Irene terbangun karenanya. Ia tidak bergerak di tempatnya karena sadar Baekhyun masih tertidur pulas, jadi selebihnya ia hanya memainkan jemari Baekhyun yang menggenggam erat tangannya.

"Pria yang duduk di sana terlihat sangat tampan, astaga jantungku!"

"Siapa ya gadis itu? Apa kekasihnya?"

"Mungkin adiknya."

"Gila ya ketampanannya."

Mulai terdengar bisikan dari seberang tempat duduk. Irene yang mendengar itu entah kenapa merasakan sengatan yang menggigit hatinya. Ia jadi ingin marah dan mengakui siapa dirinya bagi Baekhyun.

"Apa kamu kesal?" kekeh Baekhyun yang ternyata sudah bangun sedari tadi dan mendengar ocehan dari seberang kursi mereka.

"Mau bagaimana lagi, segalanya yang ada pada dirimu akan populer di mata wanita lain," sela Irene sambil tertawa renyah. Baekhyun mengusap lembut kepala Irene, "Sebenarnya aku tidak mau hidup yang seperti ini, sungguh menyulitkan," keluh Baekhyun sambil menghela nafas panjang.

"Tapi, aku senang melihatmu yang seperti ini. Seperti aku merasa bangga telah memilikimu. Rasanya aku ingin beritahu ke seluruh penjuru dunia kalau orang tampan di sebelahku ini adalah milikku," jelas Irene sambil tersenyum lebar. Kedua sejoli ini saling tertawa lepas sembari mempertemukan kening mereka.

"Ayo, kita hampir sampai," kata Baekhyun seraya membantu Irene untuk mengurus seatbelt karena tangannya terlalu mungil untuk membuka itu. Dia terlihat kesulitan.

"Tanganmu seperti bayi," ungkap Baekhyun sambil memainkan jemari Irene karena pernah saat mereka memasak bersama, Baekhyun memperhatikan tangan Irene yang terlalu kecil masuk ke sarung tangan untuk membuat kue.

My Perfect Husband [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang