11 'DIFFICULT'

1.7K 158 2
                                    

Matanya sembab, bahkan sampai sulit untuk membuka mata saking bengkaknya kelopak matanya akibat terlalu banyak menangis lalu tertidur dengan kondisi menyedihkan seperti itu.

Irene menoleh ke arah jam beker di atas nakas lalu terkejut saat menyadari sudah hampir pagi dan Baekhyun tidak ada di sebelahnya.

Apa mungkin pria itu membiarkan dirinya terkunci di luar dan tidur di teras rumah? Oh my..

Dengan langkah tergesa-gesanya, Irene hendak membuka pintu kamar. Betapa terkejutnya Irene saat melihat Baekhyun tergeletak ke lantai bertepatan dengan Irene yang membuka pintu kamar. Pria itu merenggangkan otot-ototnya sejenak lalu mengucek pelan matanya.

"Astaga, kenapa tidak membangunkan aku saja?!" omel Irene yang benar-benar terkejut mendapati Baekhyun tertidur di depan pintu kamar dengan punggungnya menyender ke permukaan pintu dan pria itu masih berpakaian seperti sebelumnya.

Irene sontak mendekati Baekhyun, matanya membulat sempurna bahkan ia hendak menangis saat mengetahui suhu badan Baekhyun naik. Badannya sangat panas. Pria itu beberapa kali bersin dan terbatuk-batuk.

"Aku tidak ingin mengganggumu karena pasti kau tertidur nyenyak, kan?" gumam Baekhyun sambil menatap Irene dengan mata sendunya. Ia juga menggapai pinggang gadis itu untuk ia rangkul, menyenderkan sisi wajahnya di pundak gadis itu lalu mencium aroma tubuh Irene yang membuatnya tenang.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" isak Irene yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Baekhyun. Pria ini selalu saja berusaha membuatnya tampak tak bersalah, padahal kejadian beberapa jam yang lalu itu ialah yang memulainya lebih dulu.

"Aku sangat mencintaimu Irene, sangat," ujar Baekhyun sambil mengeratkan pelukannya.

"Maafkan sikapku yang sangat menyebalkan hari ini," lirih Irene lalu mengeratkan pelukannya di leher Baekhyun.

Setelahnya Irene tidak bisa tidur nyenyak, ia bergerak ke kiri dan sejenak ke kanan. Ia pusing tujuh keliling memikirkan siapa wanita yang berada di ruangan Baekhyun waktu itu.

Sampai lengan Baekhyun memeluk pundaknya dari belakang. "Kamu tidak percaya padaku?" gumam Baekhyun sambil menghela nafasnya.

"Aku tidak bermaksud begitu kok, tapi wanita mana yang tidak kepikiran melihat wanita lain memeluk erat-erat suami mereka?" sela Irene lalu mendengar gelak tawa Baekhyun pecah. Ia mendengus kesal lalu berbalik sekedar menatap Baekhyun lekat-lekat, mendesaknya untuk memberikan alasan kenapa tertawa disaat-saat sedang serius seperti ini.

"Maaf, aku hanya terlalu bahagia sampai tak bisa menahan tawaku karena merasa malu," jelas Baekhyun baik-baik saat melihat Irene benar-benar kesal menatapnya.

"Memangnya apa yang lucu?" gerutu Irene sambil menjambak kecil rambut Baekhyun. Namun, pergerakannya terhenti setelah mendapati Baekhyun mengecup bibirnya. "Bukankah artinya kau sudah mencintaiku?" sumringah Baekhyun.

Sontak Irene menutupi wajahnya dengan selimut. Baekhyun terkekeh geli sambil berusaha menarik kecil selimut yang menutupi wajah gadis itu, berniat menggoda.

"Yasudah tidur!" titah Irene sambil memeluk Baekhyun erat-erat. Baekhyun membalas pelukan Irene, tapi ia tidak bisa tidur dan sibuk merangkai kata untuk menjelaskan siapa Kim Taeyeon dalam hidupnya.

Begitupun Irene, ia tidak memejamkan matanya sama sekali. Ia sibuk menempelkan daun telinganya di dada Baekhyun yang jantungnya sedang berpacu cepat. Matanya kembali memanas, ia takut jika bertanya akan meretakkan hubungan mereka yang seperti ini.

"Semoga detak jantung ini hanya terdengar saat kau bersamaku," ujar Irene lirih, mendadak ia kelepasan berbicara karena merasakan kepalanya hampir meledak.

My Perfect Husband [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang