04 'STATEMENT'

2.1K 218 12
                                    

Langsung saja Irene beranjak duduk saat baru membuka matanya pertama kali tapi menyadari ia tidak berada di kamarnya, ia menatap ke sekeliling kemudian memijat pangkal hidungnya tanda ia sedang berpikir keras untuk mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Mata Irene sontak membulat sempurna saat mengingat bahwa semalaman bersama Baekhyun.

Tadinya ia hendak mengecek kondisi tubuhnya, namun yang ia temui hanya sebuah blazer yang menyimpan aroma maskulin khas milik Baekhyun. Pantas saja saat matanya pertama kali terbuka, aroma harum langsung menyeruak masuk memenuhi rongga penciumannya.

Ketika melihat jam beker di sampingnya, Irene hampir terjungkal karena dirinya hampir terlambat pergi ke sekolah. Sontak membuatnya berlari kencang, namun hampir saja ia terjatuh saat kakinya terkilir dan untungnya Baekhyun memeluk tubuhnya dengan cepat ketika mereka kebetulan berpapasan.

"Huft, hampir saja. Kamu kenapa?" heran Baekhyun, sedangkan Irene masih mengerjapkan matanya karena baru pertama kali menatap wajah Baekhyun dengan jarak yang dekat dan ternyata kesimpulannya sempurna. Tidak ada celah untuk mengatakan Baekhyun sebagai pria buruk. Dia baik, tampan, dan punya segalanya.

"Aku harus pergi ke sekolah!" balas Irene bahkan hampir menangis saking takutnya. Melihat itu, Baekhyun hampir tertawa terbahak-bahak namun ia tahan, "Pergi dengan penampilan begini?" tanya Baekhyun sambil memperhatikan penampilan Irene dari atas sampai bawah.

Mendengar itu, Irene mengecek kondisi dirinya sendiri kemudian membulatkan matanya. Seharusnya ia tidak bisa pergi ke sekolah karena baju seragamnya tidak sesuai dengan hari Selasa.

"Gwaenchana, masalah baju bisa membuat alasan yang tepat, yang terpenting harus datang tepat waktu," balas Irene tergesa-gesa dan hendak kembali berlari namun Baekhyun menahan pergerakannya sehingga membuat keningnya mengernyit bingung.

Kebingungannya semakin bertambah besar setelah melihat Baekhyun menarik tangan kirinya sekedar untuk memasangkan jam tangan yang sedari tadi melekat di pergelangan kiri pria itu.

"Supaya kamu bisa menghargai waktu," jelas Baekhyun sambil mengusap-usap kepala Irene penuh kelembutan. "Ah, ya. Dan lagi, ini masih jam setengah 6 pagi jadi kamu bisa mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaian di ruanganku---"

"Tapi, aku tidak membawa buku pelajaran hari ini dan lagi seragam. Aku juga baru ingat kalau hari ini adalah jam bebas karena ada acara di sekolah, jadi lebih baik aku bolos---" balas Irene yang terpotong oleh kalimat Baekhyun yang berbau ceramah. "Tidak boleh. Lagipula aku sudah menyiapkan segala perlengkapanmu hari ini jadi cepat bergegas supaya bisa sarapan," sela Baekhyun sambil tersenyum tipis.

Mulut Irene menganga lebar, dan benar saja perkataan Baekhyun benar-benar mempunyai nilai kebenaran karena buku dan seragamnya ada di dalam tas.

"Bagaimana mungkin?" gumam Irene.

"Tadi pagi aku mengambilnya ke rumahmu sekaligus meminta maaf kepada kedua orang tuamu karena tidak bisa membawamu pulang ke rumah tadi malam," sahut Baekhyun yang sibuk berada di dapur khusus perusahaan. Dapurnya sangat luas, bahkan ada tempat makan mewah yang berdampingan dengan dapur impian milik Prive Corporation.

"Apa yang kamu tunggu, Irene-ssi? Apa tidak bisa mandi sendiri? Perlu bantuanku?" kekeh Baekhyun saat melihat mata Irene membulat sempurna. Gadis itu juga menyilangkan tangannya di depan dada sambil menuntut Baekhyun melalui tatapan mendeliknya.

"Aku bercanda, hanya senang saja menggodamu seperti ini. Bagaimanapun sikap polosmu itu terlihat sangat menarik," ujar Baekhyun sambil mengusap kepala Irene kemudian mengantarkan gadis itu ke ruangannya, tapi tampak keraguan di mata gadis itu setelah menatap ruangannya dengan seluruh isinya. "Bukankah kamu sudah merasa takjub tadi malam?" bingung Baekhyun saat menyadari Irene menelusuri segala sesuatu di ruang kerjanya, lagi. Persis dengan gerak-gerik yang gadis itu lakukan tadi malam.

My Perfect Husband [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang