PRECIOUS [BONUS 4]

1.4K 147 1
                                    

Udah bosan berkoar-koar, saya yakin kalian pasti mengerti bagaimana caranya menghargai penulis. Jangan sampai jadi orang yang salah bebal.

****

"Hah, memangnya harus ya?" balas Irene setelah rela gak rela mendengar curhatan Baekhyun mengenai Prive Corporation yang akan kehilangan sekretaris terbaiknya dan secepatnya harus mendapatkan pengganti maka dari itu ia mengadakan interview besar-besaran di hari esok.

"Hm, kalau tidak ada sekretaris akunya yang susah," jelas Baekhyun yang tatapannya tak lepas dari layar laptop. Tapi, ada yang menarik atensinya yakni saat Irene membuat pahanya menjadi bantalan. Gadis itu memejamkan matanya dan Baekhyun tidak terlalu bodoh mengetahui trik milik Irene ini, yakni bermanja-manjaan.

Baekhyun mengusap kepala Irene sejenak kemudian kembali mengerjakan tugasnya. Irene menatap wajah Baekhyun lekat-lekat kemudian menghela nafasnya. "Datanglah jika kamu senggang," ujar Baekhyun sambil mengangkat sedikit kakinya untuk menggapai bibir Irene. Terkadang ia di buat gemas berulang kali dengan sikap cemburu milik gadis ini.

****

Keesokan paginya sesampainya di gedung Prive Corporation, bisa Irene lihat bahwa wanita-wanita yang akan melakukan interviem hari ini berlomba-lomba untuk bersolek, menunjukkan kecantikan mereka.

Sialnya mereka benar-benar cantik.

Baekhyun menoleh ke arah pintu ruangannya yang di buka tanpa aba-aba, syukurnya itu Irene karena ia sibuk memakai bajunya.

"Kenapa kau ganti baju?" intimidasi Irene sambil menyipitkan matanya karena pagi ini ialah yang memilih stelan bajunya.

"Aku merasa terlalu tampan dengan stelan seperti itu. Aku tidak mau membuat para penggemar baru, hari ini aku akan tampil biasa saja," jelas Baekhyun yang kemudian menghentikan aktivitasnya yang digantikan oleh Irene, istrinya itu membantunya penuh kasih sayang.

"Biasa katamu? Kau 'kan tidak bisa menjadi biasa dengan stelan apapun karena kesempurnaanmu," decak Irene sambil bersungut-sungut merelakan hari ini wanita lain akan melihat hartanya.

Baekhyun tersenyum miring, lagi-lagi menahan tawanya. "Ingin rasanya membuatmu jadi buruk rupa," canda Irene kemudian menatap Baekhyun yang juga menatapnya.

Sontak Irene menarik dasi pria itu setelah memasangkannya sehingga bibir mereka bertemu. Irene benar-benar meresapi kehangatan ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan cari perhatian lebih ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jangan cari perhatian lebih ya."

****

Irene hanya memperhatikan dari jauh berpura-pura menyamar sebagai tim penentu. Setiap kali para wanita itu secara terang-terangan menggoda Baekhyun, Irene akan menolaknya dan memang kini ia terlihat sebagai orang yang memegang keputusan.

"Kalau kamu bersikap begini, bisa-bisa aku tidak akan memiliki sekretaris," ujar Baekhyun sambil mengusap tengkuk lehernya.

"Kau tidak lihat betapa kerasnya usaha mereka untuk mencari perhatian?" sela Irene sambil mendengus.

"Ya memang harus begitu, kamu pasti sering melihat orang-orang yang melakukan interview," balas Baekhyun.

"Aku mau pulang saja," ujar Irene dingin dan beranjak dari tempatnya tapi Baekhyun menahan pergerakannya, menggenggam tangannya erat-erat kemudian menarik gadis itu ke pangkuannya. "Meskipun kita melakukan ciuman berulang kali, sepertinya sulit membuatmu percaya. Ini benar-benar gawat," ujar Baekhyun cemas sambil tersenyum tipis dan memberikan tatapan hangatnya.

Perlahan Irene merengut sedih dan berangsur-angsur merengek sambil memeluk leher Baekhyun erat-erat.

"Aku tidak mau berbagi!" rengeknya sambil memeluk Baekhyun erat-erat. Baekhyun berusaha menenangkan gadis itu.

"Walaupun semua wanita berusaha menunjukkan kecantikannya, aku tidak akan tergoda," ujar Baekhyun sambil menyentil kening Irene.

My Perfect Husband [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang