15 'SWEET HOME'

1.6K 156 3
                                    

Sekembalinya Irene dan Baekhyun membuat Soyeon langsung mengecek kondisi keduanya, terutama Irene.

Acara jamuan makan malam yang seharusnya berjalan lancar menjadi kacau sejak kedatangan Taeyeon. Bahkan Soyeon berulang kali mengomel pada para pengawal yang bertugas menjaga pintu utama venue.

Baekho berusaha meredam emosi Soyeon, jika tidak melerai hal ini maka dikhawatirkan darah tinggi wanita itu akan kambuh lagi.

"Maaf, nyonya. Kami terpaksa mengizinkannya masuk setelah mendengar pengakuannya sebagai calon istri tuan Byun Baekhyun," jelas salah satu penjaga venue.

Mata Soyeon membulat sempurna. Ia menggerutu pelan, "Beraninya dia--" umpatnya tertahan ketika Baekho menegurnya. "Sudahlah. Berapa kali pun kau mencoba menyanggah hal ini, mereka juga tidak akan pernah mengerti," hela Baekho kemudian mengizinkan para penjaga venue pergi dari sini.

Hening setelahnya. Baekhyun dan Irene sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Irene menoleh saat Soyeon memegangi pundaknya kemudian tersenyum manis membalas senyuman hangat mertuanya itu. "Jangan khawatir tentang hal ini, ya. Anggap saja yang datang tadi orang sinting," decaknya sambil memeluk Irene singkat.

Irene hanya bisa tertawa renyah saat mengetahui Soyeon hanya berusaha menghiburnya.

***

"Aku tidak menyangka bahwa dia benar-benar gila!" gerutu Jennie yang sedang membayangkan kenekatan Taeyeon.

"Ya, anggap ini teguran keras untuk melindungi Baekhyun oppa!" sela Wendy sambil mengingatkan Irene.

Irene dan teman-temannya asik mengobrol sembari menemani Irene yang sedang menunggu Baekhyun. Pria itu bukannya sengaja berlama-lama di kamar mandi, tapi mau bagaimana lagi jika ibunya menariknya untuk mengobrol dengan serius.

Bagaimana pun kedatangan Taeyeon tadi membuat Soyeon cukup merasa stress. "Jangan bilang kau sudah tahu mengenai kembalinya Taeyeon ke Seoul?" intimidasi Soyeon dengan mata menyipit.

Baekhyun mengangguk singkat, terlihat di wajahnya bahwa dia sama sekali tidak niat membicarakan tentang Taeyeon lagi di kehidupannya. Ia meringis sambil memegangi kepalanya yang di jitak Soyeon. "Kenapa kau hanya diam saja?!" gerutunya sambil mengomel.

"Sudahlah, eomma. Aku dan dia sudah berakhir sejak 4 tahun yang lalu. Kau tidak perlu cemas," balas Baekhyun cuek kemudian berpamitan pergi.

"Aku bukan cemas tentang perasaanmu terhadapnya, tapi aku memikirkan Irene," lirih Soyeon yang berhasil menarik atensi Baekhyun untuk kembali meladeninya.

"Jangan buat hubunganku dengan Taeyeon dulu seolah-olah berdampak besar terhadap sesuatu, eomma. Aku sudah memastikan Irene baik-baik saja, lagipula aku sudah menceritakan segalanya," ujar Baekhyun sambil berdecak kesal.

"Jika dia sudah mengetahui tentang pernikahanmu, lantas kenapa tampaknya ia masih saja nekat mengejarmu? Apa kalian sudah mencoba mengobrol sejak dia datang ke Seoul? Ya! Bagaimana pun kau harus memastikan bahwa dia tidak berusaha untuk menghancurkan segalanya!" dengus Soyeon.

Baekhyun menggerutu pelan, "Kami bukan anak kecil lagi, eomma. Aku yakin dia tidak akan mencoba melakukan hal yang bisa merusak kariernya."

Soyeon tertawa terbahak-bahak, menyindir Baekhyun cukup dalam. "Percaya sekali dirimu? Bagaimanapun dia adalah orang yang pernah berarti di hidupmu. Jika kau menghargai Irene, maka bersikaplah tegas pada Taeyeon atau jangan-jangan kau masih menyu---" ucapannya tertahan saat melihat Baekhyun menggebrak meja.

My Perfect Husband [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang