0.6 melamun

59 28 2
                                    

Angin malam ini adalah teman setia Dara untuk saat saat ini, duduk melamun dengan di temani satu cangkir teh hangat, karena hal nya sejak insiden sahabat nya suka dengan Alvaro atau sang pujaan hati Dara, dia jadi lebih suka menyendiri dan melamun, melamunkan apa yang harus ia lakukan kedepannya apakah merelakan?ataukah diam saja?itu adalah suatu hal sulit bagi Dara, ia sudah lama menyukai atau memendam rasa ini sejak lama.

Apakah harus direlakan saja?bagaimana jika saat ia merelakan Alvaro, mengikhlaskan hatinya dan mencari sosok lain selain Alvaro, malah alvaro nya yang mendekat kepada Dara, tetapi untuk apa berfikiran seperti itu? Alvaro nya saja masa bodo, mengapa harus memikirkan yang seharusnya tidak difikirkan jika tau itu hanyalah bayangan atau mimpi mungkin.

Dara cantik, dia populer di sekolahnya, anak pemilik sekolah, mudah bergaul, banyak lelaki yang mengaguminya, tetapi kenapa? Kenapa ia hanya memilih satu laki laki yang jelas ia tidak tahu hatinya untuk siapa. Tetapi apa salahnya juga jika ia hanya mengaguminya saja, mungkin ia pun pernah berfikir ingin menjadi pendamping lelaki itu, jika di fikirkan membuat lelaki itu mengagumi balik saja tidak bisa, apalagi jika menjadi pacar dari sosok lelaki pujaannya itu.

Bayangkan saja jika kalian menyukai seseorang, tetapi kalian tidak tahu apakah lelaki itu sudah mempunyai pujaan hati atau tidak, apa yang harus kalian lakukan? Sama seperti halnya dara, ia tidak tahu apa yang seharusnya ia lakukan, dia pun tidak tahu apakah Alvaro sudah mempunyai pujaan hati atau belum, memang sih Alvaro di sekolah bersifat dingin dan cuek, tetapi tidak tahu kan jika diluar area sekolah?bisa jadi dia sudah mempunyai pujaan hati? mungkin. Tetapi Dara berharap semoga tidak.

Sudah cukup untuk hari ini Dara memikirkan satu hal yang membuatnya pusing, ia hanya bisa berfikir tanpa bisa bertindak. Yang Dara inginkan untuk saat ini istirahat sejenak, mungkin tidur adalah pilihan yang tepat.

***

Hari ini Dara bangun lebih awal dari biasanya, ia turun dengan pakaian yang sudah lengkap dan rapi. Sekarang ia pergi ke dapur untuk memasak sesuatu, tidak ada pembantu dan orang tuanya serta kakak laki lakinya, mungkin semuanya masih meringkuk dengan menggunakan selimut tebalnya.

Dara memang pintar memasak, tetapi semuanya tertutupi karena Dara sibuk dengan kegiatan disekolah maupun diluar sekolah, jadinya ia hanya memasak ketika mempunyai waktu luang saja.

Makanan sudah selesai dan semua orang sudah bangun dari acara mimpinya masing masing. Hanna sekalu ibu Dara segera menghampiri putri tersayang nya dengan senang hati.

"Wahhh harum apa nih, siapa yang masak pagi pagi gini.." ujar Hanna.

"Ehhh anak mama ternyata lagi masak" lanjutnya sambil menghampiri Dara.

Dara tersenyum senang "Ehh mama, selamat pagi" sapa Dara.

"Pagi juga putri mama"

Lalu datanglah dua sejoli, mereka Adrian papa Dara bersama Rey kakak Dara, "harumnyaa" celetuk rey tiba tiba, setelahnya tanpa disuruh ia mengambil soto ayam yang baru saja dihidangkan di meja makan.

"Lahhh bang yang sabar dong, papa sama mama aja belom ngambil" kesal Dara kepada Rey.

"Udah gapapa ra" ujar Hanna menenangkan. Rey hanya bisa mengulurkan lidah nya kepada Dara. Dara hanya bisa memutar bolanya malas, lalu mereka semua makan dengan tenang tanpa suara hanya suara dentingan sendok dan garpu yang menyatu.

Selesai dengan sarapan nya Dara bangkit dari duduknya lalu berpamitan untuk berangkat ke sekolah, sebelumya ia bertanya kepada Rey apakah ia akan mengantarkannya atau tidak, setelah Rey menyetujui untuk berangkat bersama langsung saja mereka berdua berpamitan kepada kedua orangtuanya.

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang