2.3

24 5 0
                                    

"arghhhh...."

"Kok bisa gini sih?!!" Ucap Amanda sedikit keras membuat pengunjung cafe menoleh kepadanya.

"Sial.. sial.. sial.."

"Sialan lo Andara!" umpat Amanda.

Drrttt.. drrtt..

Ponsel Amanda bergetar menandakan ada yang menelponnya, langsung saja ia angkat tanpa melihat sang penelpon.

"Ada apa?!" Tanya Amanda sedikit ketus.

"Temuin gue sekarang di markas biasa ada yang mau gue omongin"

"Hm" gumam Amanda lalu mematikan teleponnya dan langsung beranjak dari cafe untuk menemui seseorang.

•••

Andara baru saja pulang dari mall bersama kakaknya, lumayan yang awalnya Andara murung kini menjadi sedikit ceria.

Dengan langkah senang Andara memasuki rumahnya dan seperti biasa ia akan berteriak jika ingin masuk kedalam.

"ASSALAMU'ALAIKUM ANDARA PULANG" Teriak Andara.

"WA'ALAIKUMUSSALAM, JANGAN TERIAK DEK" balas mamanya pun berteriak.

"MAMA JUGA TERIAK TERIAK"

"YAUDAHLAH" tanpa membalas teriakan mamanya Andara langsung berjalan ke arah sofa dimana mamanya duduk, ia merebahkan kepalanya di paha sang mama.

"Cape ma.." keluh Andara kepada mamanya.

Hanna, mama Dara mengelus kepala Andara dengan gerakan pelan, "Cape kenapa?"

"Habis jalan jalan sama abang"

"Yaudah Andara bersih bersih dulu ya nanti kebawah lagi kita makan bersama" perintah Hanna.

"Oke"

Andara langsung menjalankan perintah sang mama untuk bersih bersih, tak membutuhkan waktu lama karena Andara hanya mandi bukan bertapa dan juga bukan konser. Andara tidak seperti cewek cewek lainnya yang akan menghabiskan waktunya hanya untuk mandi, padahal yang penting badannya bersih itu saja.

Setelah selesai, Andara membaringkan badan di kasur kesayangannya. Ia menatap langit langit dikamarnya, entah apa yang ia pikirkan hingga tak lama kemudian ia sudah masuk ke alam mimpi.

•••

Alvaro berjalan di tengah keramaian alun alun kota, ia sendirian saja semejak insiden tadi di cafe ia tidak benar benar pulang. Alvaro ingin menjernihkan pikirannya sejenak sambil melihat lihat orang orang berjualan, baik itu makanan minuman, pakaian, aksesoris dan lain sebagainya.

Banyak orang yang berjalan jalan dengan pasangan, keluarga, maupun kerabat. Tapi tidak Alvaro, ia tidak di temani oleh siapapun.

Saat sedang asik berjalan tak sengaja matanya menuju ke toko Aksesoris, ia pun menghampiri toko tersebut yang di dominasi oleh para perempuan, tapi Alvaro menghiraukan itu. Orang ganteng mah bebas.

Matanya tak sengaja melihat ke arah kalung yang berbeda dari yang lainnya, ia langsung berjalan menuju kasir untuk membayar kalung itu, saat melihat lihat kotak dari kalung yang Alvaro beli, ia membaca bahwa kalung itu terdapat GPS. Jadi tak sia sia ia membeli ini yang akan diberikan kepada seseorang.

Alvaro berjalan keluar toko itu, ia melanjutkan jalan jalannya sendirian. Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, ia harus segera pulang jika tidak bundanya akan khawatir dengan keadaan putranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang