"Dimana dirimu tinggal?" Tanya Zyalmora dengan nada dingin.
Friska yang mendengar itu tentu tidak menyukainya. Dia lebih suka ketika muridnya ini bicara dengan senyuman indah dan bernada lembut, bukan dingin dan datar seperti ini.
Friska mengehala nafasnya sebelum menjawab pertanyaan yang di lontarkan muridnya tadi. "Aku tinggal di komplek perumahan taman veranda"
Tidak ada suara yang menanggapi hanya anggukan kecil yang berikan Zyalmora pada Friska.
Jangan salahkan Zyalmora kenapa bersikap seperti ini, tapi salahkan hati nya!. Zyalmora tidak tiba tiba tidak menyukai fakta yang diberikan oleh Friska, hatinya nyeri saat mengetahui hal itu. Untuk itu dia lebih memilih untuk diam.
Dan akhirnya hanya keheningan yang menemani mereka selama perjalanan. Dan saat keheningan itu pula tiba tiba Friska merindukan senyuman manis milik Zyalmora.
Sepertinya Friska sudah gila. Mereka baru saja berkenalan pagi tadi dan dirinya sudah merindukan senyuman yang selalu di tunjukan oleh Zyalmora. Tidak waras.
"Kita sudah sampai, rumah Miss sebelah mana?"
Ucapan Zyalmora menyadarkan Friska kembali dari pikiran bodohnya. "Kamu bisa masuk ke dalam gang yang berada di ujung sana?"
Zyalmora lagi lagi mengangguk kecil lalu melajukan mobilnya ke sebuah gang yang dimaksud Friska.
"Disana, rumahku yang menggunakan pagar kayu"
Friska kembali menunjukan rumahnya saat mobil mereka sudah masuk kedalam gang itu. Mobil Zyalmora juga berhenti tepat di depan rumah yang dimaksud oleh Friska tadi.
"Kita sudah sampai" Ucap Zyalmora tanpa menoleh sedikit pun.
"Terima kasih atas tumpangan dan makan sore nya"
Setelah mengucapkan itu Friska keluar dari mobil Zyalmora. Namun sebelum itu dia berjalan menuju kaca jendela mobil dimana Zyalmora duduk lalu mengetuknya.
Zyalmora terlihat bingung dengan tindakan tersebut. Dia tetap menurunkan kaca jendelannya, lalu menaikan sebelah alisnya seolah bertanya 'Ada apa?'.
Friska tidak mengucapkan apapun tapi wajahnya mendekat ke arah Zyalmora, itu benar benar membuat Zyalmora tambah bingung sekaligus gugup.
Cup..
Friska mencium pipi Zyalmora sambil membisikan sesuatu. "Aku sebenarnya tidak memiliki suami"
Tanpa melihatnya lagi Friska sudah berlari masuk ke dalam rumahnya dan bersembunyi disana. Dia berlari karena Friska tidak ingin Zyalmora melihat wajahnya yang sedang malu.
Setelah beberapa saat kemudian Friska tidak mendengar suara mobil yang meninggalkan rumahnya, lalu dirinya mengintip dari balik jendela.
Benar. Mobil Zyalmora masih disana, kaca jendelannya pun belum tertutup jadi Friska masih bisa melihat dengan jelas Zyalmora yang ada di dalam sana.
Gadis blonde itu masih shock namun bahagia. Dia memegangi pipinya yang habis di cium oleh Friska, senyumnya kembali mengembang menghiasi wajahnya yang rupawan itu.
Sambil terus tersenyum kemudian dia melajukan mobilnya meninggalakan rumah Friska.
Friska sendiri pun kaget dengan apa yang dilakukannya. Wajahnya masih memerah karena malu. Tapi entah mengapa dia merasa senang dengan itu.
Sepertinya dia sudah gila oleh muridnya sendiri. Friska berjalan menuju kamarnya, tanpa berganti pakaian dia langsung berbaring di tempat tidurnya, dia memejamkan matanya menikmati debaran indah yang sedari tadi dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Beloved Teacher [Revisi]
Teen FictionZyalmora Aubertha Nevara Kylie seorang siswi pindahan yang jatuh hati pada pandangan pertama dengan guru bahasa inggrisnya. Dan dengan lancang menyatakan cinta pada hari pertama sekolahnya. Friska Himelson salah satu guru muda tempat dia mengajar...