Entah sudah berapa kali Friska menelan salivanya karena gugup. Saat ini ia sedang duduk ditengah tengah Ibu dari sang kekasih dan kekasihnya, jemarinya sedikit gemetar sangking gugupnya.
Melihat jemari Friska yang sedikit tidak bisa diam membuat Zyalmora mengerti. Ia pun menggenggam jemari itu dan membawanya kepahanya tidak lupa mengelusnya dengan ibu jari.
Friska menoleh pada kekasihnya lalu tersenyum.
"Ekheem!"
Deheman keras terdengar dari ujung sana. Tempat dimana tuan Kylie duduk, tentu suara itu bikin Friska tambah tegang.
"Sayang berhenti mengintimidasi! tidak kah kamu lihat calon menantuku ketakuatan" Intruksi Alice pada suaminya.
Friska sedikit terkejut dengan ucapan nyonya Kyle, ah tidaj tepatnya sangat terkejut. Calon menantu? dua kata itu berhasil membuat perutnya dipenuhi kupu kupu yang bertebaran.
"Maafkan saya. Jadi namamu Friska?"
"B- benar tuan, na- nama saya Friska"
Anna si anak tengah merasa kasihan pada Friska yang tengah diselimuti keringat dingin karena tingkah tengil Papanya.
"Pa, berhenti bersikap sok menakutkan. Itu sama sekali tidak cocok denganmu, kasihan adik iparku sampai keringat dingin karena ulahmu"
Semua orang yang ada dimeja itu tertawa setelah mendengar ucapan Anna, dan Alice langsung memukul kecil lengan suaminya dan memasang wajah seram.
"Baiklah baiklah, Friska maafkan saya karena sudah menakutimu. Saya bercanda aja tadi"
"Ah iya, tidak apa om"
Mau bercanda atau tidak Friska tetap saja ketakutan. Sampai akhirnya Anna kembali mencairkan suasana dengan memulai obrolan ringan.
Makan malam itu berjalan dengan lancar dan Friska tentunya diterima oleh keluarga Kylie. Baik Friska maupun Zyalmora mereka berdua sangat bersyukur karena tuhan memudahkan kisah cinta mereka.
Tuan dan Nyonya Kylie benar benar memperlakukannya sangat baik begitu juga dengan saudari kekasihnya. Dan seketika semua ketakutan Friska sebelumnya sirna digantikan oleh kehangan keluarga barunya.
"Friska apa kamu ada pikiran untuk menikah dalam waktu dekat?"
Uuhuk uhukk
Tidak hanya Friska bahkan Zyalmora pun ikut terkejut sampai tersedak mendengar ucapan Papanya.
"Ah itu-
"Papa baik Friska maupun Zyalmora mereka terlalu cepat untuk menuju pernikahan, mereka masih perlu mengenal satu sama lain. Biar mereka saling mengenal terlebih dahulu dan juga Zyalmora perlu melanjutkan pendidikannya untuk masa depan mereka."
Selama perjamuan makan ini memang Zyanqueen jarang sekali berbicara dan hanya menimpali sekenanya saja. Dan itu adalah kalimat terpanjang yang wanita dewasa itu ucapkan malam ini.
"Papa hanya memastikan saja, siapa tau mereka ingin cepat menikah"
"Mereka belum menikah saja sudah seperti pasangan menikah Pa"
Semua orang tertawa mendengar timpalan Anna. Dan Friska terlihat malu malu dengan itu.
"Benarkah?"
"Tentu saja! kamu jarang pulang kerumah dan selalu menginap dirumah Friska. Tinggal bersama, melakukan aktifitas bersama dan aku yakin kalian sudah melakukannya."
"Hey! bagian terakhir itu privasi"
Semua orang kembali tertawa dengan puas karena menggoda si bungsu. Percakapan santai itu terus berlanjut hingga pukul 9 malam.
"Bertha hati hati dalam menyetir kau membawa calon menantuku, jangan sampai calon menantuku kenapa kenapa."
"Baiklah Mom. Kami pamit duluan ya semua."
Setelah pamitan Friska dan Zyalmora masuk kedalam mobil lalu pulang kerumah Friska.
Sesampainya dirumah Zyalmora memarkirkan mobilnya didepan rumah, karena tidak muat jika harus masuk kedalam garasi yang sudah ada mobil Friska.
"Ganti baju dulu sayang sebelum tidur"
Friska melihat dari arah cermin hiasnya kekasihnya tengah rebahan dikasur tanpa mengganti pakaiannya.
"Males bangettt~"
Namun tetap saja Zyalmora bangun dari rebahannya lalu menghampiri kekasihnya yang sedang membersihkan wajahnya dari sisa sisa make up, dan memeluknya dari belakang.
"Lelah hm?"
Zyalmora tidak menjawab tapi ia mengangguk sambil mengendus leher kekasihnya yang sangat wangi.
"Ganti baju sana gih, abis itu cuci muka ya"
Zyalmora kembali mengangguk. Sebelum ia melepaskan pelukannya ia memberikan Friska ciuman basahnya dipipi, setelah itu baru pergi kekamar mandi.
Kini keduanya sudah sama sama bersih dan bersiap untuk tidur. Berbaring saling berpelukan memberikan kehangatan satu sama lain.
"Miss."
"Hmn? Kenapa panggil Miss?"
Zyalmora tersenyum lembut dan itu membuat Friska menyeritkan dahinya bingung. Tiba tiba sekali.
"I think of love, and you, and my heart grows full and warm, and my breath stands still... I can feel a sunshine stealing into my soul and making it all summer, and every thorn, a rose."
Mata Zyalmora menatap penuh dalam pada Friska sambil mengucapkan kalimat romantisnya membuat Friska merasakannya. Merasakan setiap cinta yang Zyalmora berikan padanya, merasakan kasih sayang yang disalurkan untuknya, merasakan perasaan yang tidak dapat terlukiskan oleh Friska hingga membuat matanya berair karena tersentuh.
Padahal itu hanya sepenggal kalimat yang puisi milik seorang penyair terkenal, namun perasaan yang dibawa oleh kekasihnya melalui kalimat indah itu sangat menyentuh hatinya.
"Kenapa menangis hm?"
Friska menggeleng, ia kembali memeluk Zyalmora erat dan menyenbunyikan wajahnya diteluk leher kekasihnya.
"Aku sangat bahagia, terimakasih atas semua cinta yang kamu berikan." Cicit Friska.
Senyuman tulus kembali terbit diwajah Zyalmora, ia juga ikut memeluk kekasih tercintanya dengan lembut dan mencium dahi Friska sebelumnya mereka pergi ke alam mimpi.
"Selamat malam, aku sangat mencintaimu"
"Hm, aku juga sangat mencintaimu"
Cup
Tbc
Book ini akan taman 2 part lagi gess, stay toon yashh😚😚
Aku usahain book ini akan tamat sebelum tahun baru, tapi engga janji yaww😋🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Beloved Teacher [Revisi]
Fiksi RemajaZyalmora Aubertha Nevara Kylie seorang siswi pindahan yang jatuh hati pada pandangan pertama dengan guru bahasa inggrisnya. Dan dengan lancang menyatakan cinta pada hari pertama sekolahnya. Friska Himelson salah satu guru muda tempat dia mengajar...