Chap 11

10.9K 665 10
                                    

Hari hari sudah berlalu. Tak terasa Zyalmora sudah belajar di sekolah barunya selama tiga bulanan lebih, selama itu pula hubungan Zyalmora dan Friska berjalan dengan sangat baik.

Pasangan itu sangat jarang terlibat pertengkaran atau perdebatan yang panjang. Baik Zyalmora ataupun Friska mereka berdua selalu mempunyai komunikasi yang baik dengan pikiran terbuka, sehingga mereka berdua bisa saling terbuka dan menerima kekurangan dan kelebihan masing masing.

Setiap masalah yang muncul mereka berdua selalu menyikapinya dewasa. Walaupun masalah yang muncul hanya seperti salah satu dari mereka yang cemburu dan berdebat tentang kemana mereka akan berkencan dan akan berujung mencari jalan keluar nya.

Bicara, mendengarkan lalu mencari jalan keluar.

Itu adalah prinsip mereka setiap ada masalah yang muncul. Mereka akan saling bicara keluh kesah dan saling mendengar setelah itu mencari jalan keluarnya bersama.

Hari ini adalah weekend hari yang ditunggu tunggu semua anak sekolah termasuk Zyalmora. Ini masih pukul 6 pagi dan dia baru selesai melakukan work out hariannya di gym yang berada di rumahnya.

Zyalmora keluar dari ruang gym dengan tubuh yang di penuhi oleh keringat dan handuk kecil yang menggantung di bahunya. Dia berjalan menuju dapur untuk meminum susu proteinnya.

"Baru selesai?" Tanya seorang wanita baya yang masih terlihat sangat cantik walaupun usianya tidak muda lagi.

Zyalmora mengangguk lalu duduk di meja bar disana. "Hari ini aku akan sarapan diluar Mam, aku akan minum susu ku saja nanti"

Wanita yang dipanggil Mam itu bingung, karena anak bungaunya ini tidak pernah mau untuk sarapan diluar ataupun pergi keluar tanpa tujuan yang jelas.

Namun akhir akhir ini dia sering melihat anaknya itu pergi keluar setiap weekend dan terkadang selalu terlambat pulang sekolah. Itu adalah hal yang jarang terjadi.

"Jujur sama Mama kamu sudah punya kekasih kan" Tanya sang Mama penuh menyelidik.

Zyalmora menatap langsung mata sang Mama yang memiliki warna yang sama dengannya, dia tersenyum lalu memangguk semangat menjawab pertanyaan Mama.

Sang Mama pun ikut tersenyum melihat raut bahagia anaknya yang ternyata dugaan mereka benar bahwa Zyalmora sudah memiliki kekasih.

"Siapa laki laki tampan yang sudah berani merebut hati anak Mama ini" Ucap Mama sambil menarik pelan pipi anaknya.

Raut bahagia yang sebelumnya menghiasi wajah rupawannya kini seketika menghilang saat Mamanya berkata demikian.

Raut wajahnya menjadi sedih mengingat kalau kekasihnya bukan seperti harapan mereka. Zyalmora memang tidak memiliki kekasih yang tampan tapi memiliki kekasih yang sangat cantik dan sangat rupawan.

Sang Mama menyadari kesedihan akibat perkataannya itu, dia menyadari bahwa anak bungsurnya itu memiliki orientasi seksual yang sama dengan anak pertamanya.

Sang Mama tidak marah malah dia tersenyum. "Kalau bukan yang tampan lalu siapa princess cantik yang bisa mencuri hati anak Mama yang sekeras batu ini"

Sambil tersenyum sang Mama berkata dengan berbisik agar tidak ada yang mendengar walaupun di dapur hanya ada mereka berdua.

Setelah mendengar Mamanya berkata seperti itu Zyalmora kembali tersenyum dengan lebar, raut bahagia kembali menghiasi wajah rupawannya. Sang Mama juga ikut bahagia dengan itu.

Ma Beloved Teacher [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang