Junho dan Dopyo ini teman yang bisa dikatakan cukup deket tapi ya ngga deket-deket banget. Tapi karena mereka sebangku, mereka jadi sering ngobrol dan selalu bareng. Nah pas bel istirahat bunyi, mereka berdua niatnya mau ke kantin. Tapi si Vey malah ikutan nimbrung ditengah perjalanan mereka.
"Kalian mau ke kantin?" Vey sok akrab kayak biasanya.
"Yoi, Vey. Join yuk!" ajak Dongpyo ramah kaya biasanya.
Junho mendadak berhenti. Dongpyo langsung ikutan berhenti dan noleh ke Junho dengan ekspresi tanda tanya.
"Lo ke kantin aja, gue mau ke kelas."
Dongpyo belum sempat nyahut, si Junho udah putar balik aja dan balik ke kelas. Vey jadi heran sendiri. Apa mungkin karena dia mau ikutan?
"Yaudah. Yuk ke kantin Vey!" ajak Dongpyo.
Bukannya menjawab, si Vey juga ikutan putar balik terus berjalan ke kelas nyusul Junho. Disini yang keliatan kasian itu si Dongpyo. Mau ngga mau dia jalan sendiri ke kantin.
...
Sesampainya di kelas, Vey natap Junho yang sekarang lagi duduk mainan hp. Jiwa capernya kambuh. Dia langsung duduk di bangku depan Junho. Si Vey emang berlebihan sih, tapi dia itu orangnya gigih. Kalau belum ditolak tiga kali dia ngga bakal berhenti. Kata Vey, pamali kalau langsung nyerah pas ditolak sekali.
"Junho!" sapanya dengan seruan semangat.
Junhoe yang tadinya mainan hp langsung melihat Vey dengan malas. Ngga ada jawaban lagi. Setelah ngeliat sekilas, Junho langsung liat hp-nya lagi.
BRAKKK
Eh si Vey tiba-tiba gebrak mejanya Junho. Si Junho ngga berekasi sama sekali.
"Gue mau ngomong sama lo. Tatap gue!" seru Vey.
Dengan malas Junho meletakkan hpnya ke saku. Terus sekarang dia natap Vey.
"Pas gue SMP, gue ngutarain perasaan ke lo dan lo tolak. Alasannya karena gue gendut kan?"
Pertanyaan Vey itu hanya dibalas dengan gelengan kepala aja sama Junho. Ngeselin emang! Mana mukanya lempeng lagi.
"Terus alasan lo nolak gue apa?" Vey penasaran. Selama ini dia mikirnya ditolak karena gendut, dulu.
Junho hanya mengangkat kedua bahunya. Vey rasanya pengen nyakar muka Junho, tapi karena ketutup sama rasa sukanya, dia mencoba sabar.
"Sekarang dengerin gue baik-baik!" pinta Vey. Junho masih menatap Vey dengan malas.
"Gue selama ini diet mati-matian buat ngerubah diri gue jadi lebih baik. Gue berusaha berubah demi dilihat sama lo. Dan, gue berhasil." Vey diam sejenak.
"Junho? Meskipun lo ngga pernah lihat perjuangan gue, bodohnya gue makin suka sama lo."
"Gue suka sama lo, Junho." Untuk kedua kalinya, Vey mengutarakan perasaannya.
Junho diam dan masih menatap Vey seperti tatapan di awal, lempeng. Sementara itu Vey masih menunggu jawaban Junho.
"Gue ngga suka sama lo." Jawab Junhoe dingin.
JLEB!
Sakit ngga sih hati Vey dijawab begitu? Ya sakit sih...
"Gue selama ini berubah demi lo." Sentak Vey dengan senyum miris.
"Tapi gue ngga nyuruh lo berubah. Lo sendiri yang mau berubah." Jawab Junho dingin dingin dingin.
"Beri gue alasan, kenapa lo nolak gue." Pinta Vey.
Junho berdiri dan menatap Vey.
"Lo mau gendut ataupun kurus, gue ngga bakal suka sama lo. Ngerti?" Junho langsung pergi ninggalin kelas.
Vey sudah bisa dipastikan menangis.
...
Baru beberapa langkah Junho keluar dari kelas, seseorang ngehadang dia. Itu Jisung dan beberapa kakak kelas kenalan Jisung. Ada Jeno, Mark, dan Jaemin.
"Lo bikin Vey nangis lagi?" tatap Jisung ke Junho dengan sengit.
Junho hanya diam dan membalas tatapan sengit Jisung dengan tatapan datar.
"Eh, temen lo ini bisu? Tiap kali ditanya selalu diam?" celetuk Jeno, kaka kelas kenalan Jisung.
"Biasalah model beginian mah sok jual mahal, sok ganteng." Lanjut Jaemin.
Junho tidak menanggapi ocehan mereka. Kemudian dia berniat mau jalan, namun dihadang Jisung.
"Gue ngga suka ya lo bikin Vey nangis." Tegas Jisung dengan mata sinisnya.
"Bukannya lo selalu ngehapus tangisannya? Lakuin aja sampai dia suka sama lo." Balas Junho ketus.
"Brengsek lo! Dia suka sama lo! Hargain dikit dong!" sentak Jisung mulai emosi.
"Lo sendiri gimana? Dia ngehargain lo ngga? Lo suka kan sama dia?" Junho senyum sinis dan langsung berjalan menabrak tubuh Jisung sedikit.
Jisung mencengkram tangannya kuat-kuat. Sampai akhirnya...
GEDEBUG!!!
Jisung noleh ke belakang dan melihat Junho terjatuh.
"Upss sorry!" Mark bersuara. Dia sengaja menjegral Junho.
Mark, Jeno, dan Jaemin saling melempar tawa. Sedangkan Jisung terlihat tersenyum puas. Junho masih dalam posisi jatuh.
Tiba-tiba....
"Junho!" Vey berlari dan langsung membantu Junho. Tapi lucunya, Junho menepis tangan Vey dan memilih berdiri sendiri. Kemudian dia berjalan lagi.
Pandangan Vey bergantian ke Jisung dan geng kakak kelas itu.
"Jisung, barusan lo kan yang bikin Junho begitu?" tuduh Vey.
"Bu...Bukan gue." Jawab Jisung gagap.
"Yes, itu gue. Gue sengaja bikin dia jatuh karena orang itu ngga ada otak." Timpal Mark.
"Gue kecewa sama lo, Sung!" Vey langsung meninggalkan mereka dengan tatapan kecewa.
"Vey!!!"
Jisung berniat mengejar Vey, namun Jeno mencegah Jisung. Hanya tatapan sedih yang tampak terlihat di raut wajah Jisung.
...
Vey terlihat mencari Junho. Sampai langkah kakinya menuntunnya ke lapangan sekolah. Dia melihat Junho duduk disana seorang diri dengan pandangan kosong. Vey langsung berjalan perlahan dan duduk disamping Junho.
"Kenapa lo ke sini?" tanya Junho tanpa menoleh.
"Lo jahat ke gue aja, gue masih datang ke lo. Gimana kalau lo bersikap baik, gue pasti nempel terus ke lo." Vey jadi ngelantur.
"Dasar murahan.." gumam Junho lirih.
"Ya, gue emang murahan di mata lo. Tapi gue ngga paham, kenapa gue terus berlari ke lo padahal lo udah nolak gue mentah-mentah. Mungkin karena gue butuh penjelasan yang logis kenapa lo nolak gue." Ucap Vey terdengar serius.
Junho tidak menjawab apapun. Vey tersenyum menatap Junho dari samping. Menatap cowok yang selama ini ia sukai.
"Gue bahagia liat lo dari deket gini." Ucap Vey tersenyum.
Junho menoleh dan melihat Vey yang kini tersenyum kepadanya. Mereka menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Junho mengatakan sesuatu kepada Vey..
"Gue bahagia kalau lo jauh-jauh dari gue."
.bersambung.
Vomen yakkk 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Like Me | Cha Junho | Park Jisung ✔
Fanfiction"Lo mau gendut atau kurus, tetep aja gue ngga bakal tertarik sama lo." -Cha Junho- School - Romance Bahasa Tidak Baku