Vey tampak berjalan sendirian. Dia pergi ke minimarket buat beli keperluan. Pas dia lagi milih-milih barang belanjaan, ada orang yang masukkin sesuatu ke tas yang dia bawa. Bodohnya Vey ngga sadar. Orang itu pakai hoodie abu-abu dan kepalanya ditutupin pake kupluknya, jadi ngga keliatan itu siapa.
Pas udah selesai milih barang belanjaanya, Vey langsung bayar ke kasir tanpa curiga apapun. Kira-kira apa yang ada di tas Vey dan siapa orang misterius itu?
...
Pagi itu Vey berjalan sambil mengunyah roti sarapannya. Sebenarnya dia belum telat, tapi ngga tahu kenapa dia ngga mau ketinggalan bus pertama kayaknya. Pas sampai di dalam bus, Vey langsung duduk di bangku kosong. Ngga lama setelah bus itu berjalan, ada yang masuk lagi dan langsung mengambil alih duduk disamping Vey. Mata Vey langsung melotot ketika melihat orang yang duduk disampingnya. Itu Sana.
"Anak kelas satu ya?" sapa Sana ramah.
"Eh.. Iya kak hehe." Jawab Vey senatural mungkin.
Sana tersenyum dan langsung meminta Vey untuk berkenalan. Dia ramah banget.
"Sana." Kenalnya dengan mengulurkan tangan.
Vey langsung gugup dan nerima jabatan tangan Sana dengan gemetar.
"Vey." Ucapnya lirih.
Vey bisa merasakan tangan halus dan lembut milik Sana. Senyumnya renyah, hatinya baik, siapa sih yang ngga suka sama sosok Sana?
"Sekelas sama Junho ya?" tanya Sana tiba-tiba.
Vey langsung mengangguk gitu aja. Ada rasa kesal, cemburu, dan benci. Tapi pas lihat senyuman Sana seramah itu, Vey berfikiran ngga seharusnya dia benci sama orang sebaik Sana.
"Salam ya buat dia.." ucap Sana dengan senyum super ramah.
Rasanya Vey pengen ngumpat. Ngga tahu kenapa hatinya langsung terbakar cemburu. Tapi lagi-lagi dia ngga bisa benci orang seramah Sana. Langsung aja Vey ngangguk-angguk penuh paksaan.
...
Junho baru saja turun dari bus kedua. Selesai membayar dia berniat mau ke kelas. Tapi tiba-tiba aja dia di hadang sama kaka kelas kenalannya Jisung. Junho natap mereka satu persatu dengan aura dingin.
"Si songong dateng nih.." seru Jeno dengan bersiul.
"Good Morning, Songong!" senyum ejek Mark terpancar.
Sementara itu Jaemin langsung mendekati Junho dan menatapnya dengan muka datar.
"Mau sok hebat lo?" tanya Jaemin dengan sinis.
Junho diam saja. Hal itu membuat mereka bertiga semakin kesal.
"Hey! Ngomong! Lo bisa ngomong ngga?" sentak Jeno keras.
Saat perdebatan itu, Jisung dateng pakai motornya. Dia berhenti dan membuka helmnya sedikit. Matanya memberikan kode ke teman-temannya. Dengan wajah kesal grup kakak kelas itu meninggalkan Junho.
Jisung turun dari motornya berniat mau mengajak bicara Junho, tapi Junho malah udah jalan duluan, Dengan sedikit malu ditambah kesal, Jisung langsung balik ke motornya dan bawa motor itu ke parkiran.
...
Vey berdiri di samping meja Junho. Dongpyo yang jadi teman sebangku Junho ikutan natap Vey sedangkan Junho cuek-cuek aja, ngga peduli.
"Dapat salam dari Kak Sana. Gue Cuma mau ngomong itu." Ucap Vey terus balik ke tempat duduknya.
Junho menatap Vey kemudian. Menatap punggungnya. Dongpyo melirik teman sebangkunya itu dan menyenggol.
"Hayoo, jangan bilang sekarang lo jadi naksir dia? Karma!" bisik Dongpyo.
"Ngawur." Sahut Junho singkat.
"Gue barusan liat lo ngeliat si Vey." Goda Dongpyo.
"Kalau gue liat lo, apa lo juga bakal bilang gue suka sama lo?" tanya Junho ketus.
Dongpyo langsung melihat tempat lain dan merasakan dia di skak mat!
...
Vey melihat Junho berjalan di depannya. Jiwa capernya kumat. Dia ngga pernah kapok dibentak Junho. Yang jelas dia masih mau ngejar cintanya.
"Junho.." Vey sudah jalan di samping Junho.
Seperti biasa, sikap Junho masih acuh. Vey sudah hafal dengan sikap Junho, jadi dia sudah kebal.
"Gue masih punya satu kali buat nyatain perasaan ke lo, jadi gue ngga akan menyerah." Seru Vey semangat.
Junho berhenti mendadak dan langsung natap Vey.
"Terserah." Ucap Junho dan langsung melanjutkan langkah kakinya.
Vey gemas dan semakin gemas melihat Junho. Meskipun cuek, tapi Vey menganggap Junho sangatlah keren.
"Lo kenapa sih ngikutin gue?" Junho berhenti.
"Siapa yang ngikutin? Gue mau ke halte." Jawab Vey meringis.
"Lo duluan." Ucap Junho cuek.
"Gue mau bareng sama lo, mau apa lo?" goda Vey.
Junho diam dan natap Vey dingin.
"Setidaknya lo anggap gue temen. Jadi jangan ketus-ketus banget sama gue. Oke?" Vey mengedipkan matanya.
"Cih..."
Junho segera berjalan, Vey juga tak mau tinggal diam dan mengikuti Junho. Ngintill terus mbak.
"Lo suka sama Kak Sana?" Vey penasaran dan langsung tanya.
Tidak ada jawaban. Pokoknya kalau ngomong sama Junho itu sama aja ngajak ngobrol sama benda mati. Jarang dijawab! Kebanyakan diam, kesel kan?
"Hubungan Io sama kak Sana apa?" Vey terus menerus bertanya.
Junho ngga jawab sama sekali dan fokus jalan. Haltenya sudah keliatan. Pas mereka sudah hampir sampai ke halte, Vey tanya.
"Apa lo lagi naksir cewek?" tanya Vey.
Junho berhenti dan menatap Vey.
"Kalau gue jawab iya, lo bakal ngejauh?" tanya Junhoe datar.
"Ngga, gue kan masih punya kesempatan satu kali buat ngungkapin perasaan gue." Jawab Vey.
Lagi-lagi Junho terdiam dan tidak menjawab.
"Bahkan gue udah tahu jawabannya, tapi gue tetep berjuang. Gue segoblok itu." Seru Vey meringis.
Junho diam dan berdiri menunggu bus. Vey berdiri di samping Junho.
"Lo lagi naksir cewek ya?" tanya Vey lagi.
Ngga ada jawaban. Vey kemudian menoleh dan natap Junho dengan saksama.
"Ngga usah lihat gue." Tegur Junho dingin.
Vey tersenyum mendengar teguran itu. Junho ikut menoleh dan menatap Vey.
"Kenapa lo milih ngejar gue?" tanya Junho.
"Karena Cuma lo yang gue sukai selama ini." Jawab Vey.
"Lo ngorbanin orang yang suka sama lo demi gue?" tanya Junho.
"Ya, karena gue ngga bisa bohongin perasaan gue." Jawab Vey tersenyum.
Junho menyunggingkan senyum sinis.
"Dasar cewek bodoh!"
.bersambung.
Read - Vote - Komen
👑👑👑
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Like Me | Cha Junho | Park Jisung ✔
Fanfic"Lo mau gendut atau kurus, tetep aja gue ngga bakal tertarik sama lo." -Cha Junho- School - Romance Bahasa Tidak Baku