03. Beautiful Man

378 31 9
                                    




Mikail Jose Demariez dan Augusto D'Angelo telah bersahabat sejak sekolah menengah. Ketika Mikail sedang membutuhkan bodyguard untuk adiknya, ia dipertemukan dengan Augusto. Mikail tidak pernah mengetahui bahwa sahabatnya tersebut selama ini bekerja dibawah naungan badan keamanan sebagai anggota elit. Mungkin karena cara kerjanya yang harus tersembunyi maka ketika kekuasaan Demariez diajukan untuk mencari bodyguard, Augusto lah yang diturunkan.

Tentu saja mulanya Augusto menolak, karena menyamar sebagai perempuan akan menyakiti harga diri seorang Augusto. Namun mulut manis Mikail dan nominal gaji yang sangat fantastis membuat Augusto menyerah. Hanya satu syarat yang lelaki itu ajukan pada Mikail, yaitu satu hari libur setiap minggu pada akhir pekan. Mikail menyetujuinya dan Augusto mulai bekerja sebagai bodyguard Mika dengan nama Chabelita.

Entah otaknya yang terlampau cepat dalam memutuskan sesuatu atau kecantikan seorang Mikaila Rivera Demariez membuat otak Augusto pelu, saat Mika bertanya siapa nama Augusto, secara spontan lelaki itu menyebutkan nama salah seorang tokoh telenovela yang selalu teman-teman pantinya tonton dahulu, yaitu Chabelita. Pikirnya tidak ada salahnya jika dirinya dipanggil dengan nama Cha saja, karena akan sesuai dengan wajah Asia miliknya.

Namun setelahnya Augusto dirundung penyesalan karena alih-alih memanggilnya Cha, Mika malah dengan lantang memanggilnya Chabelita. Seketika Augusto merasa sedang masuk kedalam serial telenovela lawas yang dahulu tidak pernah disukainya tersebut.

"Ada apa?" Augusto bertanya pada Mikail yang nampak sedang mengamatinya.

Sedari tadi memang Mikail mengamati Augusto lekat-lekat. Augusto memiliki kulit putih pucat dengan bibir merah dan mata sipit khas lelaki Asia, bahkan para gadis akan merasa minder apabila berada didekatnya. Augusto sudah nampak cantik meskipun tanpa pulasan make-up ataupun berdandan seperti perempuan. Dan jika boleh jujur, Mikail sempat berpikir akan mengencani Augusto jika saja lelaki ini adalah seorang perempuan. Augusto yang saat ini berada dihadapanya benar-benar sangat cantik.

"Ada apa? Apa aku secantik itu hingga kau menatapku tanpa berkedip?"

Ambyar sudah, fantasy manis Mikail musnah seketika saat suara bariton maskulin milik sosok cantik mempesona di hadapanya terdengar. Mikail menghela nafas lalu kembali mengamati gadis jadi-jadian dihadapanya.

"Suaramu membuyarkan segalanya." Keluh Mikail.

"Kenapa? Apa suaraku baru saja membuyarkan fantasi mesum mu tentangku?"

Mikail mendelik tajam sementara Augusto tetap memasang wajah datarnya.

"Lihat dirimu sendiri. Dari dulu parasmu mampu membuat para gadis merasa gagal menjadi seorang perempuan dan sekarang..."

Mikail menjeda, menunjuk tampilan Augusto dari atas ke bawah kemudian kembali ke atas.

"Lihat rok dan stoking hitam mu itu, lalu kemeja putih berpita. Dan rambutmu, kenapa kau beri aksen kuncir kecil begitu? Astaga! Kau tau kalau kau tampak manis sekali. Andai aku tidak tau kalau terlampau sangat jantan hingga mampu menghabisi tiga pelacur dalam satu malam, mungkin aku sudah mengencanimu."

"Dan jika aku perempuan, aku tidak akan mau berkencan dengan pria cerewet sepertimu."

Augusto dengan santai berjalan memasuki walking closet milik Mikail dan mulai membuka salah satu lemari yang terletak di sudut ruangan. Sebuah jeans, kaos putih dan jaket kulit hitam telah ditentengnya.

"Woaah! Aku tidak pernah ingat memiliki baju macam itu." Telisik Mikail.

"Memang bukan punyamu, tapi punyaku." Jawab Augusto enteng.

The Bodyguard : Man with a Girl's Uniform [ COMPLETE √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang