🔞 🔞 🔞 🔞Chapter ini mengandung unsur dewasa.
Jadi dimohon bijak dalam membaca. Bagi kalian yang dibawah umur dan yang merasa kurang nyaman membaca adegan yang bersifat sedikit spicy lebih baik skip kalau sudah mulai ada hawa-hawa negatif.
HAPPY READING....^^🔞 🔞 🔞 🔞
*Present*
Rahang Augusto menegang dan tanganya mengepal. Sedari tadi ia sudah gemas ingin segera pulang, akan tetapi Mikail mengiriminya pesan agar pulang besok pagi saja, karena kejadian sebelumnya membuat Mika mau membuka dirinya kepada sang kakak. Mika bersedia digenggam tanganya oleh Mikail meskipun sebentar.
Augusto merasa kesal tanpa sebab. Kekhawatiranya pada Mika menyita seluruh fokusnya, bahkan Augusto tidak menyadari ketika wanita yang sebelumnya menjalarkan aksi tangan nakalnya kini sudah berjongkok di hadapan Augusto dan siap melakukan tugasnya. Penari tiang semakin memanjat tinggi dengan tubuh terbalik dan kedua kaki terbuka lebar, begitu sensual seiraman dengan lantunan musik menggoda, tapi hal tersebut tidak berlangsung lama.
"AH!! SIAL!!"
Teriakan tiba-tiba dari Augusto yang sebelumnya tidak bersuara membuat seisi ruangan terkejut bukan main. Wanita yang berjongkok dan siap melancarkan aksi binalnya terjengkang kebelakang, sementara kedua penari tiang yang sedang berputar-putar ditiangnya tersentak dan jatuh saling tumpang-tindih. Penari tersebut mengalami luka fisik yang lumayan parah. Leher terkilir dan beberapa luka memar akibat tertindih teman sendiri, sangat mengerikan. Wanita yang tidak terluka membantu memanggilkan penjaga meskipun bra penutup payudaranya sudah ia raibkan sendiri.
Layla yang masuk ke dalam ruang VVIP hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Sementara Augusto dengan santai merapikan kembali celananya yang sempat terbuka.
"Kau apakan mereka, Gus?!" Raung Layla.
"Bahkan belum kusentuh dan mereka sudah terjengkang." Jawab Augusto santai.
"Saaya.. Mau kemana?"
Augusto mengulurkan tangan pada wanita tanpa bra sebelumnya. Wanita itu nampak ragu dan menatap Layla minta persetujuan. Satu anggukan dari Layla sudah cukup membuat wanita bernama Saaya ini merangsek kedalam pelukan Augusto dan siap untuk dicumbu sesuka hati oleh pelangganya tersebut.
"Awas kalau kau membuat Saaya kembali terjengkang! Kau akan menyesal tuan D'Angelo!"
Ancam Layla dengan menekankan kata 'terjengkang' sambil mengacungkan telunjuknya pada Augusto. Dan yang diancam hanya mengacungkan jempol tanda mengerti.
Sepeninggal Layla, Augusto mulai melayangkan sejuta rayuanya. Pipi Saaya dibelai, keningnya dicium dan beribu kata maaf hingga janji bahwa kejadian barusan tidak akan terulang membuat kecemasan dan ketakutan Saaya musnah entah kemana. Wanitanya yang sudah setengah telanjang mempermudah Augusto melancarkan aksinya. Pelayanan Saaya dan kedua temanya yang kurang beruntung sebelumnya memang tidak pernah mengecewakan Augusto. Bahkan meskipun Saaya melayaninya sendiri, tetap tidak mengurangi kualitas layananya.
•
•Sudah lewat tengah malam, Moonlight Sunset juga sudah dipenuhi para pelangganya. Dentuman musik menggema hingga menembus ruang VVIP tempat Augusto menghabiskan waktu dengan Saaya.
"Kau bosan tuan D'Angelo?" Tanya Saaya dengan suara menggoda.
Kaki jenjangnya membuat tinggi tubuhnya hampir menyamai tinggi Augusto. Tubuh polosnya ditempelkan tepat dipunggung telanjang Augusto, tangan Saaya melingkar sempurna diperut pria itu. Meraba kemana-mana mulai menggoda. Augusto menggenggam tangan Saaya yang akan menelusup masuk kedalam celananya. Akan tetapi jemari lentik itu tidak menghiraukanya, mereka terus saja meraba kemana-mana.
"Kau tidak lelah?" Tanya Augusto lembut.
"Bagaimana aku bisa lelah jika aku sudah terbiasa denganmu dan dia yang kembali gagah ini."
Jemari Saaya kembali bergerilya menggoda Augusto yang sudah bersemangat lagi. Kecupan-kecupan basah dilayangkan Saaya dipunggung prianya dengan tangan yang mencumbu Augusto tanpa henti. Augusto memutar tubuhnya lalu mencium Saaya penuh nafsu. Tubuh semampai wanita itu didorong hingga merebah di atas sofa. Kali ini giliran bibir dan lidah Augusto yang bergerilya di atas kulit mulus Saaya, menimbulkan desah sensual muncul dari bibir ranum wanita itu. Little shub-shub yang sudah terbebas dari dalam balutan kain celananya telah siap dipuaskan sekali lagi.
Augusto siap dengan posisi tempurnya, sementara sang wanita terengah pasrah di bawah kuasanya. Si little shub-shub yang baru saja keluar sarang setelah melakukan tes kelayakan itu sudah memberikan tanda bahwa dia telah siap bermain di dalamnya. Si little shub-shub milik Augusto kegirangan karena ia hanpir setengah jalan, satu hentakan saja maka Augusto akan berhasil dengan misi memasukan little shub-shubnya ke sarang bermain.
Tetapi tiba-tiba dering ponsel terdengar nyaring. Mulanya Augusto tidak memperdulikanya, tapi dering yang mengganggu tersebut membuatnya kesal. Sebuah kebetulan karena ketika pria itu mengulurkan tangan ke atas meja, ia menemukan sebuah ponsel. Augusto jadi tidak perlu repot-repot berdiri mengorbankan kegirangan si little shub-shub yang sudah meronta ingin segera bermain.
"Who the FUCK are you?!"
Sekalinya diangkat, Augusto mengumpati siapapun penelponya dengan keras. Suara bariton maskulinya meraung mengancan. Hening beberapa saat hingga sebuah suara membuat Augusto mengatubkan mulutnya rapat-rapat. Little shub-shub yang tadinya merengek minta untuk segera memasuki sarang bermainpun seketika melemas. Suara diseberang sana sungguh mampu menjinakan little shub-shub yang sedang dalam mode beringas.
"Ma-ma-af... A-aku ha-nya ingin berbicara de-dengan Chabelita."
Augusto menjauhkan ponsel itu dari telinganya, menatapnya terkejut hingga ingin menguburnya di padang Sahara. Mati saja kau Augusto! pria itu masih terpaku mengabaikan gerak gelisah wanita yang berada dibawahnya. Semuanya karena suara Mika, suara manis yang tergagap karena ketakutan tersebut membuat seorang Augusto D'Angelo mati kutu dalam sekali serang.
Bodohnya Augusto yang tidak menyadari bahwa yang berdering adalah ponsel berwarna putih milik Chabelita. Ingatkan Augusto untuk memeriksa kembali pengelihatanya yang sepertinya mulai bermasalah, buktinya pria itu tidak bisa membedakan antara warna putih dan hitam.
"A-aku tutup tel—"
"Tunggu sebentar! Jangan ditutup!"
Tanpa sadar Augusto berteriak sambil melompat berdiri dengan tubuh tegap. Tubuh telanjangnya sudah bukan lagi masalah baginya karena yang menjadi fokusnya adalah seseorang yang tengah menelponya. Diseberang sana Mika terkesiap dan mungkin saja hampir menjatuhkan ponselnya karena terkejut. Sementara Sayaa merasa tidak suka, wanita sewaan Augusto itu mendengus jengkel ketika dilihatnya pangkal paha pelangganya itu sudah tidak lagi memiliki semangat bermain denganya.
Hancur sudah semuanya, kepuasanya kembali terganggu oleh nona mudanya. Augusto terdiam membuat suasana canggung dan hening diantara Augusto dan Mika dibalik teleponya. Otak lelaki itu dipaksa mengarang berbagai jenis alasan masuk akal yang jauh lebih banyak akibat kecerobohanya sendiri. Oh, Mikail, adik kecilmu ini sungguh ancaman berbahaya bagi kesenangan si little shub-shub kebanggaan seorang Augusto D'Angelo.
.
.
.
.
.♡ ————— ♡ tbc ah🌚 ♡ ————— ♡
.
.♥
♥
♥
♥
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard : Man with a Girl's Uniform [ COMPLETE √ ]
FanficBayangkan jika orang terdekatmu adalah jenis manusia yang selama ini kamu hindari. Mikaila Rivera Demariez adalah gadis tujuh belas tahun yang mengidap Androphobia. Ini adalah fobia yang membuat seseorang merasa takut saat melihat pria di sekitarnya...