Chabelita sedang memutari meja billiard mencoba mencari posisi yang pas. Tongkat ditanganya mulai diposisikan dan tubuhnya dibungkukan diatas meja. Targetnya adalah menyodok bola putih agar dapat mendorong bola lain hingga masuk kedalam lubang yang paling dekat. Mikail yang berdiri menyandarkan punggung juga memiliki tongkat billiard yang sama ditanganya. Entah bagaimana wajah rupawan lelaki itu berubah menjadi nakal ketika gadis jadi-jadian di depanya sudah siap dengan posisi khas pemain billiard.PHAKK!
Tidak lagi dapat menahan gemas, Mikail melayangkan telapak tanganya yang lebar untuk menyapa bokong sahabatnya tersebut. Kelakuan Mikail tersebut bertepatan dengan sodokan tongkat billiard milik Chabelita. Bola billiard incaran Cha berhasil menggelinding memasuki lubang. Gadis jadi-jadian itu memejamkan mata bukan karena merasa keenakan bokongnya diremas oleh Mikail, akan tetapi karena kesal akan tingkah aneh sahabatnya itu.
Chabelita kembali menegakan postur tubuhnya, berdiri tegak sebelum memutar tubuhnya menghadap Mikail yang sedang menunjukan cengiran konyol dari wajahnya. Chabelita menanggapinya datar saja hingga ia mengangkat tongkat billiardnya.
Thug!
"Aww! Ganas sekali kau ini!" Keluh Mikail sembari mengusap-usap jidatnya.
Tangan Chabelita teramat ringan hingga stick billiard ditanganya dapat dengan mudah mencium kening Mikail.
"Suruh siapa kau mesum."
"Panjangkan sedikit rok mu itu— Oh astaga! Pria gila!!"
Tiba-tiba Chabelita mengangkat roknya tinggi-tinggi. Rok yang hanya sepanjang setengah paha Chabelita itu kini sudah naik hampir mengekspos pangkal paha Chabelita. Melihatnya membuat Mikail melotot dan memekik kaget.
"Ayolah Mikail, bukan sekali-dua kali kau melihatku telanjang, jadi jangan berlebihan." Goda Chabelita berani.
"Ya Tuhan! Bagaimana aku bisa bertahan bersahabat denganmu." Mikail mengelus dada.
Raut wajah Chabelita mengetat, memandang tajam sosok Mikail, kedua mata sipitnya semakin menyipit seakan sedang memperhatikan sesuatu dengan seksama.
"Ada apa? Apa aku setampan itu?" Goda Mikail.
"Kau. Katakan yang sejujurnya padaku."
Tatapan Cha masih tetap tajam dan Mikail mulai mengantisipasi apapun yang akan dikatakan oleh Chabelita. Pasalnya, sahabatnya itu selalu memiliki celotehan ngawur yang akan membuat Mikail kesal setengah mati.
"Katakan yang sejujurnya Mikail. Apa kau menyukaiku? Kau tertarik padaku? Apa aku secantik itu?"
Nah kan, benar pikiran Mikail mengenai sahabatnya itu.
"Wha-What?? Wait! What the fuck!" Mikail mengumpat dengan raut wajah yang menunjukan bahwa pria ini sedang merasa jijik.
"Kau tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menyentuhku, pipimu memerah setiap kali kau berhadapan denganku, kau juga selalu menggodaku. Apa kau benar-benar menaruh hati padaku?"
"Wah! Dasar stres! Aku masih normal. Fokusmu mulai memburuk akhir-akhir ini. Dengarkan aku baik-baik. Pertama, lelaki mana yang akan tahan melihatmu dalam bentuk secantik ini. Kedua, tidak pernah sekalipun aku menggoda atau menyentuhmu ketika rok dan rambut palsu menggemaskanmu itu kau lepas—"
"Singkatnya, kau tertarik padaku atau tidak." Serobot Chabelita memaksakan opininya.
"JELAS TIDAK!!!" Mikail meraung keras.
"Oh."
Mikail dibuat gemas oleh jawaban asal yang keluar dari mulut Chabelita. Lelaki itu mulai mencubit gemas pipi Chabelita yang tidak bisa dibilang tirus tersebut. Mulanya Chabelita membiarkan saja kelakuan dari sahabatnya tersebut. Namun kemudian Cha menepis tangan Mikail dan menatap horor kearah pintu masuk ruang billiard. Mikail yang penasaran, menengokan kepalanya dan mendapati Mika sedang berdiri dengan mulut menganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bodyguard : Man with a Girl's Uniform [ COMPLETE √ ]
FanfictionBayangkan jika orang terdekatmu adalah jenis manusia yang selama ini kamu hindari. Mikaila Rivera Demariez adalah gadis tujuh belas tahun yang mengidap Androphobia. Ini adalah fobia yang membuat seseorang merasa takut saat melihat pria di sekitarnya...