BAB 20 - Bersamamu

1.4K 78 1
                                    

😢

Gak terasa udah bab ending aja. Jangan sedih ya, bakal ada cerita-cerita baru yang bakal author tulis buat pembaca setia.

Jangan lupa baca cerita aku yang satunya dengan judul DIANA. Setelah cerita ini tamat. Aku mau fokus ke cerita DIANA.

------------------------------------------------------
Bagaimanapun kuatnya berusaha melupakan masa lalu, namun selalu saja menghantui benakku. Jika saja aku memiliki kekuatan yang bisa membuat kembali ke masa lalu dan menghapus bagian yang tak diinginkan terjadi, maka akan aku lakukan sejak dulu. Bukan ingin ku bertemu dengan seorang pria yang membuat tak bisa berpaling pada pria lain. Yang membuat percaya jika cintanya hanya untukku. Pria yang benar-benar bisa membuat hanyut pada dunianya, terbuai akan kata-kata indahnya sehingga melambung tanpa takut jatuh. Namun pria itu juga yang membuat hati hancur tanpa ampun.

Aku tak menyesal jatuh cinta padanya, namun sungguh aku menyesal telah dipertemukan dengannya. Mungkin aku harus berdamai agar hati bisa melepas tanpa rasa sakit yang teramat sangat.

Semenjak pertengkaran di rumah Mas Firman, tak henti-hentinya dia menghubungiku. Aku sudah bertekat untuk menjauh darinya dan melupakannya.

Akhirnua ku putuskan pindah dari kontrakan. Karena aku tak ingin terus-terus dihantui kehadiran Mas Firman. Aku sudah muak, aku lelah, dan aku benci.

"Kenapa tiba-tiba minta pindah sih, Ran?" Vino masih sibuk membantu mengepak barang-barang ke dalam kotak.

"Udah bosan ma kontrakan ini. Pengen cari suasana baru." Jawabku asal. Tiba-tiba Vino menghentikan kegiatannya. Dan kini mengahadap ke arah ku. Dia mengintimidasi dengan tatapannya. Aku bergedik ngeri dibuatnya.

"Kenapa?" Mencoba mengalihkan kegugupan hati.

"Gak ada yang kamu sembunyikan dari aku kan, Ran?"
Wajahnya masih aja serius.

"Ck. Gak ada Vin!" Aku kembali menyibukkan diri dengan barang-barang yang belum di masukkan ke dalam kotak.

Tiba-tiba Vino melingkarkan tangannya di pinggang. Memeluk dengan lembut. Membuat hati ku bergetar. Aku merasakan kecupan lembut menyentuh telinga dan helaan nafas yang menciptakan desiran.

"Apa-apaan sih, Vin. Aku risih." Mencoba melepaskan pelukannya. Namun Vino semakin erat memelukku.

"Gak capek dari tadi ngepak barang mulu. Gak pengen istirahat sebentar?" Ucapnya dengan lembut ditelinga. Membuat bulu-bulu halus ditengkukku meremang.

"Kalau istirahat terus kapan selesainya." Dagu Vino kini bertumpu di bahuku.

"Ran," lirihnya membuat jantungku berdegup kencang.

"Ya, kenapa?"

"Boleh lagi gak?"
Aku mengerutkan dahi mendengar pertanyaanya atau permintaan lebih tepatnya.

"ENG-GAK. Aku gak mau merusak moment bahagia kita yang tinggal beberapa minggu lagi. Kemarin kita udah buat kesalahan, Vin. Gak mau ngulang lagi."
Akhirnya dia melepaskan pelukannya. Walau dengan wajah ditekuk seribu. Aku tersenyum melihat ekspresinya kemudian menangkup wajahnya dengan kedua tanganku.

"Sabar ya, kalau udah jadi istri kamu. Kamu bebas mau ngapain aku."
Kabut gelap yang barusan menyelimuti wajahnya kini berubah menjadi cerah. Senyum yang sempat memudar kini menjadi sumringah.

"Bener, ya. Aku mau makan kamu tiap jam aja kalau gitu."

"Ih, itu kepala kok isinya begituan semua sih? Gak boleh dipancing dikit. Dasar mesum," aku terkekeh saat Vino mencubit lembut kedua pipiku

Keesokan harinya aku mulai memindahkan barang-barang ke rumah kontrakan baru yang tidak jauh dari rumah Vino. Di rumah kontrakan itu sudah ada tante Karin menunggu kami. Aku tersenyum kepada calon mertuaku dan memeluknya setelah jarak kami sangat dekat.

CINTA sang MANTAN ✔ (TAMAT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang