21

1K 91 10
                                    

Brak

Suara gebrakan itu membuat seisi ruangan menjadi sepi,
Sedangkan sang empu tajam kearah seorang pria dewasa dihadapannya
"Ini semua karena kau"Woojin berucap penuh penekanan,bahu nya bergerak turun-naik mengikuti deru nafasnya yang tak tenang,berbeda dengan pria dihadapannya itu yang menatapnya santai,seakan sudah tahu kalau ini akan terjadi.

"Woojin, tolong hentikan sekarang juga"
"Tidak,Hyung"Woojin menyahut saat manager nya itu memintanya tenang karena yang ia hadapi sekarang adalah direktur agensi "karena orang ini!"Woojin emosi,jari nya menunjuk kearah pria itu.

"Jihoon membenciku"lanjut Woojin,kemudian berbalik,berjalan sedikit jauh sambil mengusak rambutnya karena ini sangat memusingkan.

Kejadian ini sangat menyakitinya,apalagi saat ia melihat Jihoon yang berlari keluar gedung saat wartawan menyadari kehadirannya,tapi ia tidak dapat melakukan apapun untuk Jihoon,yang ia lakukan hanya menyakitinya.

Woojin terduduk,bertumpu pada jari dan lutut nya,ia menangis sesenggukan mengingat kebodohannya
"Apa kau tak sadar?"Woojin menghentikan tangisannya saat tuan Direktur itu berbicara "apa maksudmu?"Woojin kembali menahan emosinya.

Netra nya bergerak mengikuti saat Direktur nya itu berdiri dan melangkah pelan kearahnya dengan tangan yang di lipat dibelakang punggungnya,mengindahkan tatapan tajam dari pemuda Park itu
"Yang memulai semua ini adalah kau"ucap Pria itu,membuat Woojin tertegun.

Pria itu berjalan mengelilingi Woojin yang masih terdiam "kalau saja bukan karena kecerobohanmu sendiri,semua ini tak akan terjadi. Kau hanya tak mau mengakui kesalahanmu, padahal ya-...seperti yang aku bilang sebelumnya-"








"Kaulah yang memulai nya"

.

Tok tok

Jihoon diam,namun pintu kamarnya tetap dibuka oleh seorang wanita "Jihoonie,ayo kita makan malam"ucap nyonya Park,namun Jihoon tetap diam seolah tak mendengar apapun,huh benar,tampaknya ia tuli sekarang.

Nyonya Park berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya diujung kasur milik Jihoon,disibaknya poni yang menutupi wajah tembam itu,hingga mata sayu dan sembab itu terlihat olehnya.

"Aku tak lapar"ucap Jihoon parau,tenggorokkannya sangat kering mengingat ia menangis sangat lama.

Nyonya Park berdiri "tunggu sebentar"ucap wanita tersebut kemudian berjalan keluar dari kamar Jihoon.

Tak berselang lama wanita itu kembali datang dengan membawa nampan berisi makanan dan juga segelas air untuk Jihoon
"Eomma akan meletakkannya disini,jangan lupa kau makan"ucap nyonya Park kemudian mengusap wajah sang putra

"Jihoonie nya eomma,apa kau lupa apa kata nenekmu?"tanya nyonya Park,membuat Jihoon menoleh kearah ibu nya penasaran "apa yang nenek katakan?"Jihoon berbalik tanya

"Tidak ada,eomma hanya ingin berucap seperti itu"ucap nyonya Park,membuat Jihoon menatap sang ibu masam
"Jangan lupa untuk makan,aku tak mau saat aku kembali kesini,isi dari nampan ini belum habis, arachi!"ucap nyonya Park kemudian berjalan keluar dan meninggalkan Jihoon sendiri lagi.

Jihoon sesekali melirik kearah nampan nya yang berada dinakas "kenapa bau bulgogi ini sangat kuat sekali"ucap Jihoon,kemudian menoleh kearah nampan nya yang sisi lainnya ditaruh sang ibu sebuah kipas angin kecil yang mengarah kearahnya "EOMMAAA"

.

"Psst psst,woy gemuk"
Jihoon menoleh kearah pintu yang disana ada sang kakak sedang berbisik kearahnya
"Apa?"ucap Jihoon malas.

Jimin berjalan masuk,matanya tak sengaja menatap nampan kosong dinakas Jihoon
"Kau mau jalan-jalan?"tawar Jimin
"Kenapa?kau putus dengan Yoongi Hyung?"tanya Jihoon balik

"Jaga bicaramu,gajah"ucap Jimin
"Lalu?"

"Aishh kau ini banyak bertanya,cepat kau bersiap,aku tunggu 10 menit lagi dibawah"
Ucap Jimin kemudian berlalu pergi dari kamar Jihoon.


Tbc

Adakah yang nungguin saya?
Maaf banget selalu lama update
Karena udah mulai persiapan ujian,
Maklum udah kelas 12

Votement juseyo
Kisseu

Lucky fans (2park)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang