Special Episode

135 14 1
                                    

"ASTAGA PARK WOOJINNNNNNNN"teriakan itu menggema di seluruh ruangan.

Woojin yang diteriakan namanya pun hanya bisa menutup telinganya begitu mendengar teriakan itu.
Jihoon berjalan mendekat kemudian meraih seorang Bayi perempuan dari pelukan Woojin.

"Apa begini caramu menjaga seorang bayi eoh?"ucap Jihoon kesal karena ia melihat kondisi bayi tersebut tampak berantakan dengan bubur yang memenuhi tubuhnya dan lantai apartemen itu.

"Hehe aku tadi mencoba membiarkannya makan sendiri, tapi yang ada malah ia hamburkan"sahut Woojin sambil terkekeh kecil.
"Yak! Kau pikir bayi berumur delapan sudah bisa menyuap dirinya sendiri"ucap Jihoon kepada Woojin yang hanya bisa tersenyum malu-malu.

"Aigoo lihat dirimu"ucap Jihoon kepada bayi itu yang terus tersenyum melihat wajahnya.
"Ada apa eoh? Kenapa kau tersenyum terus eoh?Eomma tampan bukan? Hehe"ucap Jihoon membanggakan dirinya.

"Hei apa yang kau maksud dengan Eom-"

"KAMI PULANG!"
Ucapan Woojin terhenti saat teriakan itu terdengar oleh mereka.
"Astaga Putri kecil ku- ADA APA DENGAN MU EOH?"

"Yak! Apa kau bisa berhenti berteriak"ucap Jihoon keras kepada sang kakak -Park Jimin- yang baru saja pulang berbelanja dengan sang Istri -Min Yoongi-.

"Bagaimana bisa aku tak histeris melihat anakku menjadi seperti ini?"ucap Jimin tak terima sambil menunjukkan penampilan putrinya di hadapan Jihoon dan Woojin. Sedangkan sang Istri hanya berjalan acuh menuju dapur untuk menyusun barang belanjaan mereka.
"Hei! Itu hanya bubur! Bahkan itu lebih baik daripada kau yang waktu bayi jatuh ke dalam toilet!"bela Jihoon.
"Yak! Kubilang jangan menceritakan itu lagi"

Kedua saudara itu terus berteriak menyahut antara satu sama lain, sedangkan Woojin dan Putrinya Jimin hanya menyaksikan mereka dengan seksama.

"Tak kusangka kau masih tega menarik rambutku"ucap Jihoon
"Kau juga seharusnya hormat padaku. Cepat lepaskan tanganmu dari rambutku"sahut Jimin lagi.

Plak Plak

Jambakkan keduanya terlepas saat Yoongi memukul tangan keduanya,
Dengan wajah cemberut, Jihoon berlari kecil kearah Woojin
"Sayang, lihat tangan ku sakit"ucapnya dengan wajah seolah-olah kesakitan.

"Hei hentikan aktingmu"sahut Jimin, kemudian ia berlari kecil kearah sang putri
"Anakku, lihat apa yang telah ibumu lakukan pada ayah hiks hiks"ucapnya pula.

"Kalian makan malam lah disini dulu sebelum pulang"ucap Yoongi sambil melepas pakaian sang Anak yang kotor
"Apa kau ada jadwal setelah ini?"tanya Jihoon kepada Woojin yang menggeleng
"Tidak ada"sahutnya.

"Baiklah! Kami akan makan malam disini"ucap Jihoon yang langsung mendapat delikan tajam dari Jimin.
"Sayang, kau bawa dia mandi dan aku akan memasak makan malam didapur"ucap Yoongi sambil menyerahkan sang Putri kepada suaminya, yang mana langsung dituruti oleh Jimin.
"Kalian berdua bersantailah dulu"ucap Yoongi kepada Jihoon dan Woojin, kemudian berjalan menuju dapur.


Jihoon menoleh kearah Woojin sehingga netra keduanya bertemu
"Kau mau duduk di balkon?"Ajak Jihoon
"Tentu saja"sahut Woojin,kemudian keduanya berjalan menuju balkon.

Sesaat setelah pintu balkon dibuka,
Angin menderu wajah keduanya.
Mereka duduk di kursi yang ada disana.

Lama Jihoon terdiam menatap langit biru yang agak mendung, tapi berbeda dengan Woojin yang hanya menatap Jihoon.
Surai madu milik pemuda mungil itu tersibak oleh angin, wajah manis dengan bibir plum itu tampak menawan dari sisi ia menatapnya.
"Indah"ucap Woojin
"Benar sangat indah"sahut Jihoon kembali.
Mengira yang dikatakan oleh Woojin adalah pujian untuk langit.

Lucky fans (2park)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang