14

1.5K 266 49
                                    

Hayuk ramaikan agar author nyah jadi cemungut

Jihoon ngeremat ujung almamaternya,karena demi apa!tiba-tiba saja euphoria diantara keduanya berubah sepersekian detik "a-apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"tanya Jihoon lagi

"Emm itu-...ah lupakan"ucap Woojin sambil menggaruk rambut belakangnya yang sebenarnya tidak gatal dan kembali fokus pada jalanan didepannya,tak tahu kalau Jihoon sedang berusaha wajahnya yang memerah panas entah kenapa.

Woojin melirik sekilas kearah Jihoon "kau kenapa?"tanya Woojin kepada Jihoon yang akhirnya tersadar "eoh?aku hanya merasa sedikit mengantuk hehe"kekeh Jihoon dan diangguki oleh Woojin.

Lama keduanya berdiam dan Jihoon pun hanya memperhatikan jalanan didepannya,walaupun sesekali ia melirik kearah Woojin yang tampak fokus menurutnya,padahal sebenarnya Woojin sedang berusaha mati-matian untuk tidak memeluk pemuda mungil itu sekarang juga
"Kita mau kemana?"tanya Jihoon sambil menoleh kearah Woojin "apa ada tempat yang mau kau kunjungi?"tanya Woojin kembali dan Jihoon pun dibuatnya berpikir keras.

"Ke kafe Wone?"tawar Jihoon kepada Woojin yang tampak berpikir sejenak "terlalu ramai"ucap Woojin dan Jihoon baru ingat kalau Woojin adalah seorang-

ASTAGA AKU LUPA KALAU AKU DENGAN SEORANG IDOL YANG SIALNYA TAMPAN INI-batin Jihoon.

-idol.

"Emmm kalau begitu terserah mu saja"ucap Jihoon final dan hanya diangguki oleh Woojin yang tampaknya sudah menargetkan satu tempat dipikirannya.

.

Jihoon terbangun dari tidurnya saat ia mendengar namanya dipanggil beberapa kali "eunghhh kita dimana?"tanya Jihoon dengan wajah tembamnya yang merona karena dingin kepada Woojin yang sedang melepas sabuk pengaman miliknya.

Pemuda mungil itu sedang berusaha menyadarkan dirinya,hingga ia akhirnya sadar kalau keduanya sedang di- "PANTAI?!"teriak Jihoon,membuat Woojin menutup telinganya karena suara Jihoon yang sangat penging. Yaa sekitar dua jam dari kota menuju pantai.

"Kenapa kita bisa kesini?"tanya Jihoon sedikit panik,karena ia takut orang tua nya akan mencarinya "ahhh aku harus bilang eomma kalau aku akan pulang terlambat"ucap Jihoon kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku nya dan memulai mengetik pesan disana.

"Sudah?"tanya Woojin "eung sudah"ucap Jihoon sambil menyimpan kembali ponselnya "ayo turun"ajak Woojin,namun pemuda itu lekas keluar dari mobil dan berputar kesamping pintu Jihoon dan membukakan pintu itu untuk Jihoon yang kaku ditempat ia duduk.

"Jihoon?"panggil Woojin kearah Jihoon yang masih membeku "Jihoon?"panggil Woojin lagi sedikit keras "eh?"Jihoon mengedip-ngedipkan mata nya karena terkejut saat mendengar suara Woojin memanggilnya.

"Ayo,kita berjalan-jalan disekitar sini"ajak Woojin mengulurkan tangannya sambil tersenyum kearah Jihoon yang mengangguk kaku "a-ayo"ucap Jihoon kemudian keluar dari mobil.

Keduanya berjalan-jalan disekitar pinggiran pantai dengan langit yang tampak sebentar lagi akan berganti menjadi malam.

.

"Coba kau lihat"ucap Woojin dan dituruti oleh Jihoon yang juga mengikuti arah pandang Woojin "wahhh Sunset!"seru Jihoon karena ia sudah terlalu lama tak pergi kepantai dan melihat matahari terbenam secara langsung.

Sekarang keduanya sedang duduk dihamparan pasir putih sambil menatap kearah matahari yang sebentar lagi terbenam sepenuhnya.

Woojin melirik kearah tangan Jihoon yang berada tepat disamping tangannya,
Ia meneguk ludahnya kemudian memberanikan diri untuk meraih tangan Jihoon dan menggenggamnya,yang mana itu berhasil membuat Jihoon terkejut karena tiba-tiba.

"Emm Woo-"
"Sssttt,diamlah biarkan langit senja ini sebagai saksi"ucap Woojin,membuat Jihoon menaikan sebelah alisnya bingung
"Saksi?"ucap Jihoon kearah Woojin yang juga menatap nya sambil tersenyum menampilkan gigi gingsulnya yang terlihat manis.

Woojin memutar duduknya menghadap kearah Jihoon yang mengedip-ngedip kebingung "Jihoon"seru Woojin kearah Jihoon yang hanya dapat diam menunggu pemuda itu melanjutkan ucapannya.

"Aku tau kita tidak pernah saling mengenal dalam waktu yang lama,tapi-...hanya saja aku juga bingung untuk menjelaskan nya seperti apa,kutau ini akan sangat sulit untuk mu dan untuk kita. Tapi aku benar-benar menyukaimu"ucap Woojin panjang lebar

"Jadilah kekasih ku"lanjut Woojin lagi,yang mana itu berhasil membuat Jihoon kaku karena terkejut.
Jihoon menatap kearah binar mata Woojin,alhasil berhasil membuat wajahnya memerah dan terasa panas.

Jihoon menunduk,karena ia berusaha untuk menghindari tatapan Woojin.
Pemuda mungil itu berpikir sejenak,kemudian mengangkat kepalanya hingga obsidian keduanya kembali bertemu.

Woojin menunggu pemuda mungil itu menjawab dan Jihoon sedang dibuat gila sekarang















Jihoon hanya bisa tersenyum dan mengangguk kecil,kemudian kembali menunduk malu.
Berbeda dengan Woojin yang sedang tersenyum lebar kemudian kedua tangan-Nya spontan memeluk tubuh mungil Jihoon karena saking bahagianya ia bisa diterima oleh Jihoon.













Cekrek




Tbc

Woyyyy lama gak update woyyyy

Votement juseyo
Kisseu😘

Lucky fans (2park)(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang