Huff.. Akhirnya pergi juga.
Batin Fatin melepas kesesakannya ketika tiga orang kakak kelasnya melenggang pergi dari kelasnya.Tiga orang tadi merupakan anggota pmr, yang ingin mengajak Fatin untuk masuk di organisasinya.
Fatin bukannya tidak suka kakak-kakak kelasnya tadi. Cuma Fatin agak kikuk ketika berbicara dengan mereka.
Dua laki-laki dan satu perempuan. Meski ada perempuan, tapi tetap ada laki-laki kan. Sekali lagi, Fatin benci laki-laki. Ia adalah tipe anti cowok.
Bahkan hanya untuk berbicara dengan laki-laki, Fatin rasa jantungnya mau copot. Entah Fatin tidak tau alasannya. Sudah lama Fatin rasakan seperti ini setiap kali ada pria didekatnya.
Tapi untungnya Fatin pintar memgontrol ekspresinya. Jadi kelihatan Fatin malah b aja jika ada cowok didekatnya.
Dan lihat? Sekarang tangan Fatin penuh dengan keringat. Tak bisa Fatin pungkiri, meski ia kadang menanganinya dengan sikap judes ke cowok agar tidak terlihat kikuk, tapi tetap tubuhnya tak bisa ditahan. Kadang ia sampai keringat dingin.
Kemarin saja saat ada tugas kelompok, Fatin masuk di kelompok yang beranggotakan 3 laki laki dan 3 perempuan, termasuk Zalfa dan dirinya. Tapi dia rela keluar dari kelompok tersebut dan berniat mengerjakannya sendiri, untungkannya ada kelompok yang mengajak Fatin bergabung, tentu hanya cewek semua.
"Napa banget sih itu teman lo satu? Benci ya sma gue?" tanya seorang cewek berambut pendek kepada Zalfa ketika melihat Fatin beranjak dari kelompoknya.
"Ohh si Fatin, dia mah gitu orangnya, phobia cowok kali tu anak, haha" timpal Zalfa dengan nada dipelankan yang dilanjutkan tawa serempak orang yang mendengarnya.
"Gue baru tau ada dia dikelas kita"
Sela salah satu cowok setelah terdiam cukup lama menyadari satu hal.
"Kok cewek secantik dia nggak disadari sama gue ya?" gumam nya.
Semua terhenyak mendengar pernyataan cowok itu. Mereka tidak mengira ternyata cowok dingin itu bisa jatuh hati juga."Eh? Gue nggak salah dengar nih Vat?" tanya Zalfa mencoba meyakinkan pendengarannya.
"Emang napa? Ya gue kan juga manusia" ungkap Alvath
"Gue kira lo homo Vat, haha. Fatin ya tipe lo? Yah bakal sakit hati nasional ini" sorak Zalfa diperkeras, memanas manasi seisi kelas.
Faktanya, tak sedikit cewek disekolah ini yang naksir sama Alvath. Katanya jarang cowok cool ada di sekolah ini.
Fatin yang mendengar semua percakapan mereka sedari tadi, tertunduk malu. Fatin kesal, apalagi sama Zalfa.
Suka banget ya bikin gue malu? ishh
Alvath itu dingin, Fatin tau itu. Tapi dia tidak pendiam dan lumayan gampang bergaul. Beda dengan Fatin. Alvath memang cukup tampan. Namun, Fatin tidak ada niat untuk mendekatinya. Alvath juga mungkin tidak terlalu pusing dengan perasaannya. Buktinya hingga hari ini Alvath tak pernah mengajak Fatin berbicara.
***
Pelajaran kini telah usai, kini koridor dilalui banyak insan yang tak sabar melepas penat dirumahnya masing-masing.
Baju yang sengaja ia keluarkan. Tangan yang dimasukkan dikantong celananya dan dipadu gelang hitam yang menggantung dipergelangan tangannya. Itu semua menambah aura ketampanan cowok yang kini berjalan di samping Fariz.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fake First Love
RomanceIni kisah Rafi yang telah menjadi cinta pertama seorang cewek di sekolahnya. Tapi cewek itu salah telah memilih Rafi sebagai cinta pertamanya, mengapa? apa yang dilakukan seorang Rafi yang ramah dan tampan itu?