Enam

279 22 0
                                    

***

"Fi ambilin air dulu dong!" suruh Fariz yang sekarang tengah melahap bakso khas Mba Ina dengan wajah kemerahan menahan kepedisan.

Rafi pun tertawa melihat ekspresi Fariz, walau tetap mengambilnya dengan cekatan karena kasihan melihat temannya.

Belum sempat Fariz menelan air dimulutnya. Tiba tiba ada pukulan sangat keras dimeja yang sekarang mereka singgahi. Ternyata Vania.

Fariz yang kaget, langsung menyemburkan air di mulutnya ke depan yang langsung mengenai makanan Rafi.

Mereka bertiga pun sontak bersamaan memandangi bakso yang baru tiga sendok Rafi nikmati. Rafi kemudian berganti menghadap ke arah Fariz dengan tatapan tajam, membuat Fariz seraya mengangkat kedua tangannya. Seperti maling yang sudah ketangkap basah.

"Gu-gue mau ke Wc dulu ya?" ucap Fariz dengan nada terbata bata, lalu dengan jurus kilatnya ia sudah tidak terlihat lagi di Kantin

"Woi! Ganti bakso gue!" sorak Rafi dengan nada penuh amarah.

Tingkah laku mereka membuat Vania terkekeh. "Gue duduk sini ya?" ucap Vania meminta izin. Rafi menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Hehe, biar gue yang ganti Fi"

"Eh? Enggak kok gue bercanda, sudah kenyang soalnya" balas Rafi yang tentunya berbohong, ia tidak enak ditraktir cewek.

"Nggak papa kok, supaya gue ada temannya makan"

"Lo aja yang makan, gue temenin" balas Rafi yang di respon senyum merekah oleh Vania

"Yaudah gue pesen dulu ya?"

Tak sampai 15 menit, Vania kemudian datang membawa baksonya.

"Darel mana Van? Tumben nggak kesini" tanya Rafi, lupa kalau mereka sudah putus.

Vania tersenyum.

"Eh, lo ada waktu nggak nanti?" ia bertanya balik mengalihkan pembicaraan.

Rafi sontak memukul mulutnya menyadari apa yang tadi telah ia katakan. Jujur, Rafi belum terlalu terbiasa dengan kabar mereka putus. Karena biasanya saat saat begini mereka akan datang bersama dan bergabung dengan Rafi serta Fariz di kantin.

Rafi bingung karena sampai saat ini Darel maupun Vania belum menceritakan apa alasan mereka putus. Walaupun sebenarnya Rafi tidak mau terlalu terlibat dengan hubungan mereka, makanya Rafi tidak ada bertanya soal alasan mereka.

"Maaf Van" lirih Rafi.

"Nggak papa kok" balas Vania dengan senyum manisnya lagi.

"Em , kalo nanti sore kayaknya gue ada waktu senggang" jawab Rafi membalas pertanyaan Vania tadi.

"Oh, kalau gitu anterin gue cari bahan praktek ya?"

"Oke" balas Rafi singkat. Sebenarnya Rafi menjaga jarak dengan Vania. Takut di klaim sebagai penikung. Karena kabar dia putus dengan Darel adalah berita ter hot 2 hari terakhir ini.

Tapi, entah perasaan Rafi saja atau apa. Sekarang Vania jadi lebih sering mendekat ke arah Rafi, beda dengan sikap nya yang dulu.

Setelah lama berbincang-bincang, pertemuan mereka berakhir ketika jam istrahat selesai.

Rafi berjalan dengan langkah gontai kearah kelasnya. Namun, langkahnya terhenti ketika mendapati Darel berdiri di depan pintu kelas yang Rafi lintasi. Ini kali pertama Rafi bertemu Darel setelah kabar mereka putus sampai padanya.

Rafi menyapa dengan senyum hangatnya.

"Lo anggota OSIS kan?" tanya Darel tiba tiba dengan nada tak ramah.

The Fake First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang