10-Godfather

3.8K 418 55
                                    

CHAPTER 10

GODFATHER PHOENIX

Retak tak bersuara. Terluka tak berdarah. Hancur pun tak ada wujudnya.

*Señora*

Park Luminor benar mewujudkan mimpi generasi 4.0 yang mengidam-idamkan inovasi teknologi masa depan. Armada darat mampu beroperasi tanpa bahan bakar yang dahulu kala hanya dapat dicerna angan kini sudah terealisasikan. Memiliki sistem kontrol sensori, mobil ramah lingkungan ini dapat mengganti body sendiri dengan bentuk dan warna berbeda dalam kurun waktu kurang dari dua menit.

Tak ayal jika nyaris seluruh masyarakat belahan dunia menggilai otomotif ini dan berharap menjadi salah satu Tuan-nya karena hanya di produksi tujuh buah. Tepukan riuh memenuhi pelataran gedung P-L yang di desain sedemikian rupa. Kursi-kursi terjejer rapi menjadi tempat bersua para rekan-rekan Park.

Riuh tepuk tangan semakin ramai menggelegar ketika menantu tunggal Park digiring bodyguard menyusuri red carpet. Jepretan lensa kamera bersaut-sautan mengiring langkah Brisia, membidik gadis bangsawan lantas berseru memuji kecantikan yang nyaris melewati ambang wajar.

Kikuk remaja itu merasa tak nyaman. Pakaian ini-demi Tuhan sangat mini membuatnya merasa ditelanjangi. Dress ketat membalut tubuh memperlihatkan liuk body selaras siulan para wartawan nakal. Sementara paparazzi terus mengikuti seolah tak ada lagi tempat bersembunyi.

Kepalan tangan mengetat kuat, Yunho dapat merasakan ketidaknyamanan putrinya dan itu benar menyakiti hati sekali telak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalan tangan mengetat kuat, Yunho dapat merasakan ketidaknyamanan putrinya dan itu benar menyakiti hati sekali telak. Tak ada pilihan selain membiarkan Chanyeol berbuat seenak diri demi keselamatan sang putri. Putranya-punya senjata mematikan untuk mengendalikan dirinya.

"Ini akan menyenangkan, Daddy." Chanyeol bergumam seorang diri yang tak Yunho tanggapi sama sekali.

Brisia duduk di kursi kemudi diikuti Keyna disebelahnya. Layar besar didepan perusahaan menampilkan navigasi mobil yang akan mengikuti perjalanan keduanya.

Keyna memberi anggukan ditengah ketakutan gadis bangsawan menggenggam setir. Sudah sangat lama sejak kepulangannya dari Amerika tak pernah mengendarai mobil. Laju mobil perlahan membelah jalanan. Semua baik-baik saja sebelum Keyna merasa janggal. Spidometer berputar kilat menembus angka 170 km/jam.

"Madam-tidakkah lebih baik kita turunkan kecepatannya?"

"Demi Tuhan a-aku.. aku tidak mengendarainya secepat itu."

"Apa maksud anda?" lantas mengalihkan pandangan pada tungkai Brisia yang menekan pedal rem berkali-kali. Tajam matanya menyipit pada Lamborghini di kaca spion. Dan semua menjadi benar ketika Keyna menyadari; "Sir, mobil kita disabotase." Ujarnya dibalik earphone.

***

Lentik jemari melingkar elegan disekitar desain elit minuman beralkohol paling trendi rancangan seniman Karim Rashid; Bombay Sapphire Revelation. Keras cairannya meluncur angkuh disetiap mafia Kanada dalam tegakkannya. Ada sisip tawa kadang-kadang nyaris membuat Jongin ingin melempar botol eksklusif seharga dua milyar itu kewajah Kriss.

SeñoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang