CHAPTER 11
YOU'LL STAY
Sebenarnya bukan dia yang membuatmu kecewa. Tapi harapan yang kau bangun sendiri untuk kemudian dihancurkan karena tak sesuai ekspetasi
*Señora*
Gelap. Sunyi. Dingin mencekam mengerikan. Gagak dikeremangan malam bahkan terlalu takut berkicau seperti hari-harinya mengantar kematian. Amarah Chanyeol beberapa jam lalu seolah mampu menyita penghuni semesta.
Gulita melingkupi ruang kerja Phoenix. Tak ada penerangan selain secerca cahaya rembulan mengintip takut di balik jendela. Sosok diktator itu menunduk tak berarti. Menatap nanar secarik kertas yang tak benar jelas terlihat. Jika ditelisik lebih teliti siapa percaya ada setitik bening disudut tajam obsidiannya?
Inilah Chanyeol dibalik Loey.
Bulir air mata jatuh membasahi kertas lusuh. Tepat mengenai wajah wanita muda didalam gambar. Chanyeol kecil didalam gendongannya, tersenyum bahagia dengan dimple tunggal rupawan di pipi kiri. Tangannya bergerak menarik bagian kertas terlipat. Foto Yunho muda terpampang dibalik lipatan, menggendong bocah lain berusia lebih muda. Ekspresinya lebih ceria, memerkan gigi susu yang tak seluruhnya tumbuh.
Panas menyeruak memenuhi dada. Nyeri jantungnya seakan peluru berkarat bersarang disana. Pecah tangis bukan lagi setitik air mata. Fakta terlahir dari seorang peselingkuh menampar telak seolah masa lalu belum cukup menghancurkan segala.
Segar diingatan raungan tangis menggelegar memenuhi pengadilan tepat setelah sidang putusan. Ketukan palu hakim memutus permasalahan dua orang dewasa yang tak Chanyeol tahu mengapa. Hak asuhnya jatuh pada Yunho. Sedang hak asuh adiknya jatuh pada sang ibu mengingat usianya yang lebih muda.
Wanita setengah baya itu menjerit kacau meminta hakim membiarkan ia turut serta membawa Chanyeol dalam gendongannya. Adalah sandiwara yang terbungkus apik oleh sebuah dusta.
Chanyeol sepuluh tahun menjadi kacau tak terkendali. Menangis setiap malam memanggil nama ibu dan adiknya untuk kemudian pukulan mendarat sempurna.
"Mulai hari ini kau tidak memiliki Ibu."
"Ibu dan adikmu sudah mati."
Chanyeol tak pernah menganggap itu benar adanya. Sumpahnya di masa lalu yang ia ikrarkan akan terus bersemayam dan Chanyeol jalankan.
"Aku menemukan Mommy."
Siluet wanita dewasa muncul dibalik lemari menggendong bocah laki-laki. Keduanya tertawa geli.
"Woah~ Hyung hebat. Cepat sekali menemukan kami."
"Pintar sekali anak Mommy." Yang paling tua segera membawa dua putranya dalam dekapan. "Chanyeolie.. jika suatu saat Mommy menghilang seperti ini apa yang akan Yeolie lakukan?"
"Mencari Mommy tentu saja." Sahut Chanyeol kecil bersemangat. Membuat Nyonya Park turut tertawa gemas. "Yeolie ingin menjadi polisi agar bisa melindungi Mommy dan adik. Aparat itu hebat kan, Mom?"
Dan seperti inilah cara Chanyeol melindungi mereka. Menuruti apapun yang Yunho perintahkan atau ibu dan adiknya mati. Kebebasan menangis hanya setiap malam. Menyembunyikan wajah dibantal sampai pagi menjelang dengan secarik foto ibu dan adiknya dalam dekapan.
Sampai sosok tua lainnya; pimpinan tertinggi dari silsilah Park -kakeknya- mengubah segala. Ditangan lelaki tua itulah Loey dari Phoenix tercipta.
"Jadilah hebat dan yang terkuat. Ketika kau berkuasa maka kau mampu merubah dunia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Señora
Fanfiction[Exo pairing] Siapa Brisia pantas mencintai Loey Park? Keagungan pemuda itu mutlak berkibar angkuh pun diatas gelar kebangsawanan. Darah birunya tak berarti disini. Kecerdasan sebagai seorang jaksa bahkan kecantikan luar biasa tidak membuat Chanyeo...