Seminggu berada di Spanyol, Eunwoo benar-benar menepati janjinya. Ia mencarikan tempat tinggal yang layak untuk Nayoung tempati bersama So Eul. Tentu tempat tinggal yang dekat dengan apartemen yang ia tinggali agar mempermudah dirinya untuk bertemu dengan kakak dan keponakan kesayangannya.
Hari pertama So Eul bersekolah tidak ada yang spesial bahkan terkesan biasa saja. Berangkat dengan di antar oleh Eunwoo dan Nayoung yang sekaligus mendaftarkan gadis kecil itu untuk bersekolah disana.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut So Eul selama di sekolah. Diam dan hanya melihat guru yang memberikan ilmu untuk anak didiknya tanpa paham apa yang sedang guru itu bicarakan. Sebenarnya Eunwoo sudah mengajarkan beberapa kata bahasa Spanyol seperti perkenalan dan beberapa kata dasar lainnya hanya saja waktu satu minggu tidak membuat So Eul benar-benar menguasai bahasa dari negeri Matador tersebut.
Duduk pada sudut kelas paling belakang -sendirian tanpa teman sebangku- membuatnya kembali mengingat saat berada di Korea tempat duduk itu -lagi- yang selalu ia tempati.
Anak-anak kecil di sekolah itu tidak ada yang mengajak So Eul untuk lebih akrab entah karena perbedaan bahasa, So Eul yang menarik diri untuk tidak berteman dengan mereka, atau mereka yang enggan untuk memulai kontak dengan gadis kecil berperawakan Asia itu.
Ting ting ting!!
Bunyi lonceng menggema di seluruh sekolah pertanda jam pembelajaran telah usai. Hal yang sangat disukai oleh anak-anak penghuni setiap ruangan tempat menimbah ilmu tak terkecuali So Eul.
Berjalan untuk kembali kerumahnya adalah rutinitas So Eul setelah pulang sekolah mulai hari ini. Tak ada yang menjemput baik itu Nayoung ibunya atau Eunwoo pamannya. Ia memaklumi karena kedua orang dewasa itu sibuk kuliah -Eunwoo- dan bekerja -Nayoung- untuk memenuhi kebutuhannya juga. Toh jarak dari rumahnya dengan Sekolah juga tidak terlalu jauh jadi tidak ada masalah jika ia harus pulang sendirian pikirnya.
Dilihatnya banyak siswa yang di jemput oleh orang tuanya, menunggu didepan gerbang dan melambai ke arah anak kecil yang telah ditunggunya.
Lelaki dewasa dengan rambut sedikit pirang melihat So Eul berjalan sendirian melewatinya begitu saja. Ia menyenggol gadis kecil yang mungkin saja itu buah hatinya.
"Es tu amigo?" Tutur lelaki dewasa itu kepada anaknya sesaat setelah melihat gadis kecil itu yang tampak tak jauh berbeda usianya dengan putrinya hanya dengan melihat ukuran tubuhnya. (Apa dia temanmu?)
Lelaki itu menggandeng anaknya dan menyeimbangkan langkah So Eul. Sejatinya seorang anak kecil berjalan sendirian merupakan hal yang sangat jarang terjadi di sekolah itu. Mayoritas pasti akan di antar-jemput oleh orang tuanya. Ia berniat menegur So Eul yang tampak asing dan berjalan tanpa adanya pendamping.
"Hola. Estas solo?" Tanya lelaki itu pada So Eul setelah menepuk bahu gadis kecil itu. (Hai, kau sendirian?)
"Donde estan tus padres? No fuiste recogido por ellos?" (Orang tuamu dimana? Kau tidak dijemput oleh mereka?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be My Daddy? ✓
Romance[Buku ini pemenang Juara 2 dalam event 60 Days Writing Challenge] [Buku ini telah diikutsertakan dalam 60 Days Writing Challenge dalam perintisan crew @thesixtysense] So Eul gadis kecil berusia 7 tahun yang harus mengalami penindasan karena tidak me...