Berita tentang So Eul yang tidak punya ayah santer menyebar ke seluruh penjuru Sekolah. Beberapa anak berkumpul membentuk lingkaran dengan pembicaraan 'Anak baru yang tidak punya ayah.' hingga subjek yang dibicarakan masuk membuat anak-anak itu melirik dengan tetap terus bergunjing.
So Eul tak peduli, ia duduk, menoleh pada jendela, bertopang dagu dengan tetap diam sembari melihat hamparan lapangan hijau menyejukkan mata.
So Eul terkejut karena tangan yang semula menopang dagu jatuh. Diliriknya anak kecil entah datang darimana menjadi penyebabnya.
"Ups, lo siento accidentalmente." Kekeh anak kecil berambut kombinasi pirang dan kecoklatan. Tersenyum bangga atas perbuatannya yang membuat So Eul tak habis pikir. (Ups maaf aku tidak sengaja.)
Gadis kecil lain merespon "No entiende lo que dices." (Dia tidak mengerti apa yang kau ucapkan.)
Gadis kecil itu yang diketahui kemarin orang yang sama pulang bersama ayahnya, menghentikan langkah So Eul hanya untuk mencela.
So Eul kira gadis itu berbeda dengan ayahnya yang terus mencelanya namun tak disangka gadis itu tak jauh berbeda -sama saja- hanya saja gadis itu lebih menunjukkan tindakannya berbeda dengan ayahnya yang lewat lisannya yang pedas.
Membawa botol air mineral dan mulai menjatuhkan setiap tetesan air dari atas kepala So Eul yang tengah duduk diam.
"Sorry my hand slipped. Should I call your Daddy?"
Gadis kecil berambut pirang itu menutup mulutnya dengan kedua tangan, membolakan mata bulatnya, menunjukkan ekspresi seolah-olah terkejut.
"OH NO. I forgot that you don't have a Daddy." Seru gadis kecil itu memekik heboh.
'So Eul kau tak harus membalas mereka. Mereka benar, So Eul memang tidak punya ayah.' Beribu kali rapalan kalimat itu yang selalu hatinya ucapkan seolah menerima perlakuan tidak adil karena tidak bisa menyangkal fakta dan membenarkan perbuatan itu karena mungkin cocok untuk anak yang tidak mempunyai ayah.
So Eul bangkit berniat untuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang basah serta memperbaiki penampilan agar selama pelajaran penampilannya tidak terlalu buruk.
Namun lagi dan lagi penyiksaan belum puas sepertinya. Tubuh So Eul ambruk kedepan, terjatuh dengan posisi telungkup.
"It looks like now my foot is slipping is not my hand anymore." Kekeh gadis kecil itu yang mengembalikan kakinya seperti semula setelah kaki itu sempat terjulur didepan kaki So Eul membuatnya jatuh tersandung.
~Would you be My Daddy?~
So Eul berjalan di trotoar dengan tatapan kosong. Kilas balik saat berada di Korea melayang memenuhi pikirannya. So Eul menggeleng keras sembari menatap ke depan, berusaha menghilangkan pikiran yang membuatnya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You Be My Daddy? ✓
Romance[Buku ini pemenang Juara 2 dalam event 60 Days Writing Challenge] [Buku ini telah diikutsertakan dalam 60 Days Writing Challenge dalam perintisan crew @thesixtysense] So Eul gadis kecil berusia 7 tahun yang harus mengalami penindasan karena tidak me...